Sukses

Sempat Sebut Jadi Solusi Tunggal, Jack Dorsey Kini Kritik Kepemimpinan Elon Musk di Twitter

Mantan CEO Jack Dorsey akhirnya angkat bicara mengenai kepemimpinan Elon Musk di Twitter yang dianggap tidak tepat.

Liputan6.com, Jakarta - Pendiri dan mantan CEO Twitter Jack Dorsey akhirnya mengaku salah karena sempat menyebut Elon Musk sebagai penyelamat Twitter. Ia pun mengungkapkan pernyataan tersebut melalui platform baru yang dibuatnya yakni Bluesky.

Mengutip informasi dari Gizmodo, Selasa (2/5/2023), pernyataan itu dilayangkan Jack Dorsey untuk menjawab unggahan salah satu pengguna Bluesky yang menanyakan pendapatnya mengenai kepemimpinan Elon Musk di Twitter saat ini.

Menjawab pertanyaan itu, Jack menuturkan, Elon Musk bukan pemimpin yang baik untuk Twitter. "Saya juga tidak berpikir dia bertindak tepat, meski telah menyadari ini merupakan waktu yang buruk," tulis Jack.

Selain Elon Musk, Jack juga menyorot soal keputusan dewan direksi perusahaan yang memutuskan untuk menjual Twitter. "Saya juga tidak berpikir dewan direksi seharusnya memaksa penjualan (Twitter)," tulisnya menambahkan.

Saat ini, menurut Jack, kondisi Twitter memang sedang tidak berjalan sebagaimana seharusnya, tapi hal itu telah terjadi. Untuk itu, ia kini sedang berusaha membangun sesuatu untuk menghindari hal serupa terjadi lagi di masa depan.

Untuk diketahui, Elon Musk memang telah membuat sejumlah keputusan kontroversial sejak memimpin Twitter, salah satunya adalah memangkas jumlah karyawan perusahaan. Padahal, di awal pembelian, Jack sempat menyebut Elon Musk sebagai satu-satunya solusi yang ia percaya untuk mengurus Twitter.

Oleh sebab itu, ia pun terang-terangan mengaku senang telah bertemu dengan CEO Bluesky Jay Graber dan tim. Seperti diketahui, Jack Dorsey kini tengah membantu pengembangan aplikasi jejaring sosial baru yang diberi nama Bluesky.

Layanan ini disebut berbeda dari platform media sosial karena mengusung konsep desentralisasi. Jack sendiri diketahui mendukung pengembangan Bluesky sejak 2019.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Elon Musk: Pengguna Twitter Akan Dikenakan Biaya saat Klik Konten Berita Mulai Mei 2023

Di sisi lain, Twitter menyediakan cara baru bagi penerbit untuk memperoleh penghasilan dari konten berita mereka di luar opsi langganan.

Menurut bos Twitter, Elon Musk, perusahaan akan mengizinkan penerbit media untuk membebankan biaya kepada pengguna untuk akses ke artikel individual yang mereka posting di situs web, paling cepat bulan depan.

"Diluncurkan bulan depan, platform ini akan memungkinkan penerbit media untuk menagih pengguna per artikel dengan satu klik," cuit Elon Musk, dikutip Minggu (30/4/2023).

Ia menjelaskan hal ini memungkinkan pengguna yang tidak mendaftar langganan bulanan untuk membayar harga per artikel yang lebih tinggi ketika mereka ingin membaca artikel sesekali.

"Harus menjadi win-win utama untuk keduanya, organisasi media dan publik," tulis Elon Musk menambahkan.

Namun, hingga saat ini, detail tentang fitur tersebut masih belum jelas. Musk hanya mengatakan bahwa itu akan mulai diluncurkan bulan depan, tidak jelas jenis akun dan outlet media apa yang dapat membebankan biaya per artikel.

Mengutip Engadget, Elon Musk juga tidak menjabarkan berapa komisi yang akan diambil situs web berita.

Untuk diketahui, ketika perusahaan secara resmi mengganti Super Follows dengan Langganan, Musk mengumumkan bahwa mereka tidak akan mengambil uang dari kreator selama 12 bulan ke depan. Setelah tahun ini habis, Twitter akan mengambil potongan 10 persen untuk langganan.

3 dari 4 halaman

Elon Musk Perkenalkan Fitur Monetisasi bagi Pembuat Konten di Twitter

Sebelumnya, Elon Musk mengumumkan bahwa pembuat konten (content creator) di Twitter kini dapat memonetisasi konten mereka.

Sejak Elon Musk mengambil alih Twitter, perusahaan telah menempuh beberapa langkah drastis untuk mengubah dirinya menjadi bisnis yang menguntungkan, termasuk PHK massal dan memperkenalkan langganan Twitter Blue.

Inisiatif ini ditargetkan untuk meningkatkan keterlibatan pengikut dan menciptakan aliran pendapatan baru di platform media sosial Twitter.

Fitur langganan atau subscription memungkinkan pengguna Twitter untuk membebankan harga bulanan kepada pengikut berdasarkan salah satu titik harga yang disediakan oleh Twitter.

Setelah dibayar, pelanggan mendapatkan akses ke konten eksklusif pembuatnya yang tidak dapat dilihat di depan umum.

Mengutip Cointelegraph, Sabtu (29/4/2023), anggota Crypto Twitter, yang telah mengumpulkan kredibilitas dan banyak pengikut di Twitter karena telah mengunggah konten bertahun-tahun, menyambut rencana ini.

4 dari 4 halaman

Manfaatkan AI di Twitter

Inisiatif berkelanjutan Musk untuk mendesain ulang Twitter juga akan mempertimbangkan penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligent/AI) untuk mendeteksi dan mencegah informasi yang salah di platform media sosial.

Musk dilaporkan membeli hampir 10.000 unit pemrosesan grafis (graphics processing units/GPU) untuk membangun sistem AI yang di masa yang akan datang, meskipun memperingatkan dunia terhadap pengembangan AI masih menjadi polemik lantaran masalah sosial. 

(Dam)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini