Sukses

Elon Musk Pecat Esther Crawford, Eksekutif Twitter yang Viral Tidur di Lantai Kantor

Eksekutif Twitter yang sebelumnya viral karena fotonya tertidur di lantai kantor pusat, Esther Crawford, telah dipecat oleh Elon Musk.

Liputan6.com, Jakarta - Eksekutif Twitter yang sebelumnya viral karena fotonya tertidur di lantai kantor pusat Twitter, Esther Crawford, telah dipecat. 

Crawford merupakan karyawan senior yang bertugas dalam mengawasi layanan berlangganan Twitter Blue

Menurut laporan, Crawford merupakan salah satu petinggi Twitter yang menerima kepercayaan Elon Musk karena ia tidak dibawa dari perusahaannya yang lain seperti Tesla, SpaceX, dan The Boring. 

Dikabarkan, Crawford dan beberapa Product Team yang dipecat selama akhir pekan lalu mengetahui pemutusan kerja tersebut setelah akses mereka dikunci dari sistem perusahaan. 

Kabar ini pun sontak mengundang berbagai respons dari warganet yang menilai bahwa Crawford telah bekerja dengan baik dan setia kepada CEO Twitter yang baru tersebut.

Menanggapi hal ini, Crawford pun mengonfirmasi pemberhentian kerjanya melalui cuitannya pada Senin (27/02/2023) lalu. 

Menurutnya, optimisme dan kerja kerasnya selama memegang Twitter 2.0 adalah sebuah kesalahan. Meskipun begitu ia bangga dengan tim yang telah bekerja dengannya.

“Saya sangat bangga dengan tim yang membangun di tengah begitu banyak kebisingan dan kekacauan,” tulis Crawford.

Menurut laporan yang dikutip New York Post, Rabu (1/3/2023), dalam putaran PHK yang dilakukan Elon Musk pada akhir pekan lalu, setidaknya terdapat 200 karyawan yang telah diberhentikan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Foto Viral Esther Crawford

Pada November 2022 lalu, beredar foto yang memperlihatkan Esther Crawford tengah tertidur di lantai kantor Twitter. Foto tersebut diunggah oleh Evan Jones melalui akun Twitternya @evanstnlyjones.

Crawford menanggapi foto tersebut dengan menyebutkan bahwa tidur di kantor terkadang dilakukan ketika ia dan timnya bekerja sepanjang waktu untuk mengejar deadline

Foto viral tersebut memang diunggah ketika Elon Musk tengah dikabarkan menetapkan budaya kerja yang keras pada karyawannya di perusahaan itu.

"Ketika tim Anda bekerja sepanjang waktu untuk memenuhi tenggat waktu, terkadang Anda #SleepWhereYouWork," tulis Crawford kala itu.

Tak lama setelah foto tersebut viral, beberapa pengguna Twitter menuduh Crawford sebagai “penjilat”. 

Tak hanya itu, Crawford juga menerima celaan orang-orang setelah berita pemecatannya beredar. Banyak pula yang mencela Crawford dengan menyebutkan “benar-benar mengejutkan bahwa tidur di kantor saja tidak cukup".

3 dari 4 halaman

Manajer Produk Senior, Martijn de Kuijper Juga Dipecat

Selain Crawford, salah satu karyawan terkemuka lainnya yang terkena dampak adalah pendiri Revue, Martijn de Kuijper. Dalam tweet-nya Sabtu lalu, ia menyatakan bahwa ia mengetahui pemecatan tersebut setelah ia tidak dapat masuk ke sistem komputer perusahaannya.

“Bangun untuk menemukan saya telah dikunci dari email saya. Sepertinya saya lepas,” cuit de Kuijper. 

Sebelumnya, Twitter juga telah menutup Revue pada awal tahun ini.

Putaran PHK terbaru di Twitter tampaknya menjadi tanda bahwa Elon Musk sedang mengalami kesulitan dalam memenuhi tujuannya untuk mencapai titik impas.

4 dari 4 halaman

Twitter Alami Penurunan Pendapatan

Dilaporkan, Twitter yang Musk beli seharga US$ 44 miliar USD tahun lalu, harus melakukan pembayaran bunga tahunan sebesar US $1,2 miliar USD sesuai ketentuan pembelian perusahaan.

Menurut Musk pada November, perusahaan ini telah mengalami penurunan pendapatan yang sangat besar karena pengiklan menarik pengeluaran mereka di tengah kekhawatiran tentang moderasi konten.

Pekan lalu, Musk menutup akses karyawan untuk menggunakan Slack perusahaan dan menonaktifkan Google Chat untuk email kantor tanpa penjelasan. Menurut karyawan, hal ini dilakukan untuk memutus komunikasi internal setelah masa PHK.

The Verge menyatakan, mantan dan karyawan yang tengah bekerja saat ini memperkirakan total pekerja Twitter kini jauh di bawah 2.000 orang.

Angka ini terpaut jauh jika dibandingkan dengan jumlah pekerja ketika pertama kali Musk menjadi CEO, yakni sekitar 7.500 karyawan. Pemutusan kerja ini diperkirakan mencapai 73 persen dari jumlah awal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.