Sukses

Tega Banget, Perusahaan Ini Pecat Karyawan yang Tolak Hidupkan Webcam saat Bekerja

Sebuah perusahaan telemarketing asal Florida bernama Chetu, memecat karyawan karena menolak untuk dipantau 'selama sembilan jam per hari' dari webcam.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah perusahaan telemarketing asal Florida bernama Chetu, memecat karyawan karena menolak untuk dipantau 'selama sembilan jam per hari' dari webcam.

Mengutip Engadget, Rabu (12/10/2022), perusahaan yang beroperasi di Belanda itu mengklaim telah memecat pekerja tersebut karena 'menolak bekerja' dan 'tidak patuh'. Namun, sang karyawan menyatakan bahwa dia 'tidak merasa nyaman' diawasi sepanjang hari.

"Ini adalah pelanggaran privasi dan membuat saya merasa sangat tidak nyaman. Itulah alasan mengapa kamera saya tidak menyala," katanya seperti dikutip dalam dokumen pengadilan.

Pengadilan telah memutuskan bahwa perusahaan AS itu melanggar hak asasi pekerja Belanda dengan memaksanya untuk tetap menggunakan webcam selama jam kerja.

"Melacak melalui kamera selama delapan jam per hari tidak proporsional dan tidak diizinkan di Belanda," bunyi putusan itu, seraya menambahkan bahwa itu juga melanggar Pasal 8 Konvensi Eropa tentang Hak Asasi Manusia.

Pengadilan menilai Chetu memberhentikan karyawan tersebut secara tidak adil dan harus membayar denda US$ 50.000, bersama dengan upah pekerja, biaya pengadilan, dan hari libur yang tidak digunakan. Itu juga diperlukan untuk menghapus klausa non-bersaing.

Karena Florida adalah negara bagian, karyawan bisa dipecat karena alasan apa pun selama itu tidak ilegal.

Namun, di Belanda dan negara-negara Uni Eropa lainnya, perushaan harus memiliki motif yang tepat untuk memecat seseorang (penolakan untuk melakukan pekerjaan, perilaku bersalah, dan lainnya).

Jika tidak, karyawan tersebut memiliki alasan atau hak untuk membantahnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Apple Ancam Pecat Karyawan yang Bikin Video Viral di TikTok

Di sisi lain, Apple diduga mengancam memecat seorang karyawan yang mengunggah video TikTok. Karyawan tersebut diketahui mengunggah video viral berisi tips keamanan standar di iPhone.

Karyawan Apple bernama Paris Campbell tersebut mengatakan, dirinya diberitahu bahwa ia telah melanggar kebijakan perusahaan dengan menyebutkan dirinya merupakan karyawan Apple. Campbell juga ditegur karena mengunggah topik terkait Apple.

Mengutip The Verge, Selasa (16/8/2022), kebijakan media sosial perusahaan memperingatkan karyawan agar tidak mengunggah konten tentang pelanggan, kolega, atau informasi rahasia. Meski begitu, Apple tidak secara khusus melarang karyawan mengunggah tentang teknologi sepenuhnya.

"Kami ingin Anda menjadi diri sendiri tetapi juga harus respek dalam mengunggah, mencuit, dan komunikasi online lainnya," kata dokumen internal Apple.

Campbell merupakan seorang ibu tunggal yang tinggal di New York. Ia sudah bekerja di Apple selama hampir enam bulan terakhir. Campbell bekerja sebagai teknisi perbaikan di ritel Apple.

Pekan lalu, Campbell menanggapi pengguna TikTok yang kehilangan iPhone-nya di event musik Coachella. Si pemilik iPhone tersebut menerima pesan teks ancaman yang mengatakan bahwa informasi pribadinya akan dijual di pasar gelap, kecuali si pengguna tersebut menghapus iPhone dari Apple ID-nya.

3 dari 5 halaman

Isi Video Sang Karyawan

"Saya tidak dapat memberi tahu Anda dengan tepat bagaimana saya mengetahui informasi ini, tetapi saya bisa beri tahu Anda bahwa selama enam tahun terakhir, saya menjadi engineer hardware bersertifikat untuk perusahaan yang suka bicara mengenai buah (merujuk pada Apple)," kata Campbell.

Dalam video, Campbell juga memperingatkan pengguna untuk tidak mendengarkan si pemeras. "Ponsel Anda sebenarnya tidak berguna bagi mereka, dan Anda satu-satunya yang bisa menyelamatkan mereka, saya sarankan Anda tidak melakukannya," kata Campbell dalam video.

Video tersebut pun viral di TikTok dan disaksikan 5 juta kali dalam waktu 24 jam setelah diunggah. Jumat-nya, Campbell menerima telepon dari seorang manajer di Apple, yang memintanya menghapus video atau dirinya akan terkena tindakan indisipliner, termasuk pemutusan hubungan kerja.

Saat Campbell bertanya apa yang terjadi jika dirinya membiarkan video tersebut, manajer itu bilang akan membalasnya. Namun, hingga kini, tempat kerjanya masih belum melakukan apa-apa.

4 dari 5 halaman

Tak Takut

Selama akhir pekan, Campbell pun mengunggah video kedua berjudul "Dear Apple". Pada video tersebut, Campbell mengungkapkan bahwa dirinya adalah karyawan Apple dan menyebut ia sedang menunggu informasi apakah dia akan dipecat.

"Saya tidak pernah benar-benar menyebutkan diri saya sebagai karyawan Apple, hingga video ini. Lucunya, setelah meninjau kebijakan media sosial perusahaan, tidak ada yang mengatakan saya tidak dapat menyebut diri saya sebagai karyawan Apple di depan umum. Saya hanya tidak boleh melakukannya dengan cara yang membuat perusahaan terlihat buruk," katanya.

Sekadar informasi, selain karyawan Apple, sebelumnya Campbell merupakan stand-up komedian sejak 2011. Ia memiliki banyak followers di medsos, jumlahnya total 439 ribu termasuk di TikTok. 

Popularitas unggahannya mungkin tak cukup untuk menghentikannya dari pemecatan. Apalagi, tahun lalu, Apple memberhentikan dua aktivis terkenal karena diduga berbagi informasi rahasia. Namun, Campbell mengatakan, videonya tidak berisi informasi apa pun yang selama ini dirahasiakan.

"Saya menemukan tanggapan Apple secara langsung kontras dengan bagaimana kami menggambarkan diri sebagai perusahaan dalam memberi tahu orang untuk berpikir berbeda, berinovasi, dan menghasilkan solusi kreatif," katanya, dalam wawancara dengan The Verge.

Lebih lanjut Campbell juga menyebut, dirinya tidak hanya memiliki semua pengetahuan Apple karena bekerja untuk Apple. Namun, ia memiliki pendidikan teknis dan sejarah panjang, menurutnya, hal itulah yang membuat Apple mempekerjakannya.

5 dari 5 halaman

Infografis Ancaman Gelombang PHK Massal Akibat Corona. (Liputan6.com/Trieyasni)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.