Sukses

Transaura, Alat Penerjemah Bahasa Isyarat Karya Tiga Mahasiswa UI

Latar belakang dikembangkannya alat ini adalah karena tim menyadari minimnya aksesibilitas penerjemah bahasa isyarat di masyarakat umum

Liputan6.com, Jakarta - Tiga mahasiswa Universitas Indonesia (UI) mengembangkan sebuah alat penerjemah bahasa isyarat yang diberi nama Transaura menggunakan teknologi TensorFlow dan Raspberry Pi.

Ketiga mahasiswa UI ini adalah Daffa Fairuzaufa Athallah Raharjo (Fakultas Teknik UI), Aine Shahnaz Tjandraatmadja (Fakultas Ilmu Keperawatan UI), dan Almaz Scarletta Tjakrashafanti (Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI).

Ketiganya menaruh minat yang besar terhadap bahasa isyarat karena menyadari minimnya aksesibilitas penerjemah bahasa isyarat di masyarakat umum.

Dodi Sudana, pakar Image Processing, mengatakan, masalah tersebut menimbulkan isu sosial terhadap penyandang disabilitas seperti kesenjangan pendidikan, ketidaksetaraan kesempatan kerja, dan inklusi partisipasi sosial.

"Teknologi Transaura sendiri dibuat dengan menggunakan TensorFlow untuk machine learning dan Raspberry Pi untuk object detection," kata Dodi dalam keterangan pers UI, dikutip Jumat (11/2/2022). 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Berbentuk Portable Box

Daffa, yang juga pencetus ide Transaura mengatakan, teman-teman tuli yang lulus dari Sekolah Luar Biasa, kerap mengalami kesulitan dalam proses pencarian kerja atau mengakses sarana publik.

"Tujuan kami mengembangkan Transaura adalah untuk memudahkan teman tuna rungu untuk dapat berkomunikasi dua arah," kata Daffa.

Ia menjelaskan, desain Transaura berbentuk portable box yang dapat ditaruh di mana-mana. Alat ini memiliki dua sisi, sisi pertama untuk teman tuna rungu dan sisi lainnya untuk teman dengar.

Almaz mengungkapkan, dua layar yang terdapat di depan dan belakang memungkinkan dilakukannya komunikasi dua arah.

"Layar pertama akan menjadi tempat penerjemah bahasa isyarat menggunakan object detection dengan bantuan TensorFlow. Layar kedua akan mengeluarkan teks yang terletak pada sisi belakang alat tersebut," ujarnya.

Sementara itu, komponen utama yang menjadi otak dari perangkat ini adalah microprocessor Raspberry Pi.

3 dari 4 halaman

Tercipta Kesetaraan

TensorFlow sendiri merupakan library open source untuk komputasi numerik dan machine learning berskala besar.

Ini bisa melatih dan menjalankan jaringan saraf dalam untuk klasifikasi digit tulisan tangan, pengenalan gambar, penyematan kata, jaringan saraf berulang, model urutan-ke-urutan untuk terjemahan mesin, pemrosesan bahasa alami, dan simulasi berbasis partial differential equation.

TensorFlow juga mendukung prediksi produksi dalam skala besar dengan model yang sama yang dapat digunakan untuk pelatihan.

Para pengembang mengatakan, Transaura dikembangkan untuk dapat digunakan di area perkantoran, supermarket, dan transportasi.

"Dengan Transaura, diharapkan dapat tercipta kesetaraan bagi penyandang disabilitas pada berbagai lapangan kerja, sesuai dengan namanya Transaura (translating aura)," kata Aine yang merupakan ketua tim.

Di bawah bimbingan Dodi Sudiana yang juga dosen Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik UI, tim Transaura berhasil juara ketiga tingkat nasional kompetisi hibah untuk penelitian nasional, Tanoto Student Research Awards 2021 di bidang appropriate technology.

Tim melakukan penelitian dan menjalani seleksi bertahap mulai dari tingkat universitas sampai tingkat nasional pada Juni 2021 hingga Januari 2022.

4 dari 4 halaman

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.