Sukses

Situs Project Multatuli Kini Bisa Diakses Kembali Setelah Sempat Kena Serangan DDos

Setelah sempat tidak dapat diakses, situs Project Multatuli diketahui sudah bisa diakses kembali.

Liputan6.com, Jakarta - Situs Project Multatuli diketahui sempat tidak dapat diakses. Informasi ini diketahui langsung dari akun resmi Project Multatuli di Twitter.

Dalam informasi yang diunggah di akun @projectm_org, situs miliknya tidak dapat diakses karena serangan DDoS. Adapun peristiwa ini terjadi usai mereka menerbitkan artikel "Tiga Anak Saya Diperkosa".

"Pembaca yang terhormat. Kami mohon maaf. Situs kami tidak bisa diakses penuh lantaran serangan DDoS sejak semalam, usai menerbitkan artikel "Tiga Anak Saya Diperkosa" dari serial #PercumaLaporPolisi," tulis keterangan di akun tersebut.

Meski sempat tidak bisa diakses, isi artikel ini masih bisa dilihat di arsip laman Project Multatuli. Namun berdasarkan pengamatan Tekno Liputan6.com, Jumat (8/10/2021), situs ini sudah bisa diakses kembali.

Kini, artikel yang berkaitan itu pun sudah dapat diakses dan dibaca kembali di situs Project Multatuli. Sebagai informasi, artikel 'Tiga Anak Saya Diperkosa' berisi investigasi tentang adanya dugaan pemerkosaan seorang ayah pada tiga anaknya.

Namun upaya pelaporan oleh sang ibu dihentikan kepolisian, karena dianggap kurang memiliki bukti. Adapun kasus ini dilaporkan sejak 2019.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Upaya BSSN Jaga Keamanan Siber Saat PON XX Papua 2021

Di sisi lain, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menyatakan secara umum, kondisi Papua aman untuk menyelenggarakan Pekan Olahraga Nasional atau PON XX tahun 2021.

Hal tersebut disampaikan Kepala BSSN Hinsa Siburian yang hadir di Papua pada pembukaan PON XX secara langsung, sekaligus meninjau kesiapan pengamanan siber dalam penyelenggaraan kegiatan tersebut.

Dalam siaran pers di laman resminya, ditulis Rabu (6/10/2021), BSSN mengatakan bahwa mereka mendukung pelaksanaan PON XX Papua 2021 melalui pengamanan teknologi informasi dan komunikasi pendukung.

Hinsa juga mengatakan bahwa mereka sudah melakukan kolaborasi dengan pihak terkait di antaranya Kementerian Komunikasi dan Informatika, Polri, TNI, BIN, dan Telkom Indonesia.

"Faktor jaringan internet dan keamanan siber sangat diperlukan. Secara umum, kondisi Papua aman untuk penyelenggaraan PON XX," kata Hinsa.

3 dari 3 halaman

Bentuk Satuan Tugas Tanggap Insiden

BSSN mengatakan telah membentuk satuan tugas tanggap insiden keamanan siber pada pelaksanaan PON XX, untuk mengidentifikasi potensi ancaman dan kerentanan sistem.

Hal tersebut juga dilakukan sebagai upaya security continous monitoring terhadap sistem teknologi informasi (TI) tersebut.

BSSN juga mengungkapkan beberapa tugas yang mereka emban. Pertama adalah melakukan IT Security Assesment (penilaian kerentanan) terhadap sistem IT yang digunakan.

Tugas lainnya adalah melakukan monitoring anomali trafik internet dan menyelenggarakan cyber threat intelligence dan forensik digital.

Lebih lanjut, mereka juga memaksimalkan koordinasi dengan Computer Security Incident Response Team (CSIRT), yang telah dibentuk di beberapa kementerian dan pemerintah daerah.

"CSIRT berfungsi untuk membangun dan mengkonsolidasikan sistem proteksi pada seluruh infrastruktur informasi vital dengan tujuan melindungi sistem pemerintahan berbasis elektronik," kata mereka.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.