Sukses

Facebook: Personalisasi Iklan dan Privasi Tidak Bertentangan

Facebook mengklaim tidak menyalahgunakan data yang dikumpulkan dengan mengembalikan kendali ke pangguna.

Liputan6.com, Jakarta - Isu kebijakan baru WhatsApp kian mencuat kendati telah melewati waktu persetujuan bagi penggunanya. Induk WhatsApp, Facebook, kembali angkat suara mengenai kebijakan privasinya secara umum.

Seperti diketahui, mengenai kebijakan baru WhatsApp yang perlu disetujui hingga 15 Mei 2021, Facebook sebagai induk akan diberikan kewenangan untuk mengumpulkan data dari WhatsApp.

Diketahui, data itu digunakan untuk iklan yang dipersonalisasi kepada pengguna agar lebih tepat sasaran.

Menanggapi hal itu, Facebook memandang personalisasi iklan dan privasi bukanlah hal yang saling bertentangan. Sebaliknya, itu dapat membantu pengguna layanannya.

“Basis bisnis [Facebook] pada kepercayaan, kami tidak setuju terhadap pernyataan yang menyebut personalisasi iklan tidak mementingkan privasi,” kata Privacy and Policy Director Facebook, Steve Satterfield, dalam konferensi pers mengenai privasi, Kamis (20/5/2021).

"Kami bekerja keras dan mengeluarkan banyak dana untuk memperhatikan privasi dalam model iklan," ujarnya. Ia melanjutkan, terkait data yang dikumpulkan, dengan tegas ia menyatakan tidak menjual apapun data yang dikumpulkan.

“Tidak, kami tidak menjual data, yang kami jual adalah iklan,” tegasnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Fitur Preferensi Iklan

Perusahaan mengklaim, dengan fitur yang dihadirkan, yang memberikan kendali kepada pengguna, menjadi modal yang cukup dalam menjaga privasi.

Fitur Preferensi Iklan, diklaim membantu orang untuk meninjau, menambahkan, dan menghapus preferensi yang Facebook ciptakan untuk pengguna berdasarkan informasi. Seperti profil, pilihan yang diambil di Facebook, dan situs, serta aplikasi yang digunakan.

Aktivitas di Luar Facebook, yang memungkinkan orang dapat melihat rangkuman informasi yang dikirimkan pemilik bisnis kepada Facebook tentang aktivitas mereka di aplikasi dan situs lain. Pengguna bisa memilih untuk memutuskan koneksi dengan akun miliknya.

“[Fitur] Why am I Seeing this Ad? memungkinkan orang untuk mengklik iklan manapun, dan mempelajari mengapa mereka melihat iklan itu, dan menyesuaikan pengaturan mereka,” tuturnya.

 

3 dari 3 halaman

Fitur Facebook Lainnya

Selanjutnya, fitur ‘Why I See This Post?’ memudahkan pengguna untuk menggali informasi terkait postingan yang dirasa kurang tepat dan mengendalikan postingan serupa dikemudian hari.

Itu akan menjelaskan tentang keterkaitan akun dengan Friends, Pages, Group, atau Home News pengguna.

Steve Satterfield meyakinkan, setiap wilayah yang bisa mengakses layanan mendapatkan perhatian terhadap privasi yang sama. Ia juga membantah kabar yang beredar soal Facebook tidak mementingkan privasi.

“Untuk negara yang tidak terlalu memerhatikan privasi sekalipun, kami tetap menjalankan kebijakan privasi kami,” katanya.

Fitur lainnya yang mendukung privasi Facebook yakni Privacy Review, yang memungkinkan tim dibalik perusahaan untuk melakukan peninjauan yang ada di perusahaan. Ini yang jadi dasar perusahaan menentukan kebijakan privasi kedepannya.

“Kami punya dewan khusus untuk privasi, dan saya belum tahu perusahaan lain yang memiliki divisi yang sama,” tutupnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini