Sukses

Sharp Uji Coba Teknologi Plamascluster untuk Tangkal Covid-19, Hasilnya?

Sharp baru saja mengumumkan hasil penelitian memanfaatkan teknologi plasmacluster untuk menghadapi virus penyebab Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Sharp baru saja mengumumkan hasil penelitian terbaru dari pemanfaatan teknologi Plasmacluster miliknya untuk menghadapi virus Covid-19 yang sedang merebak saat ini. 

Dalam penelitian ini Sharp bekerja sama dengan sejumlah peneliti universitas di Jepang.

Adapun penelitian melibatkan Profesor Jiro Yasuda dari Pusat Penelitan Nasional untuk Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular dari Universitas Nagasaki, Profesor Asuka Nanbo (anggota Dewan Perkumpulan Virologi Jepang) dari Universitas Nagasaki, dan Profesor Hironori Yoshiyama dari Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Shimane.

Penelitian ini dilakukan mengingat ada indikasi virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 dapat bertahan di udara, apabila kondisi lingkungannya memungkinkan. Salah satu contohnya adalah sirkulasi udara yang tidak baik.

"Selama ini, Sharp juga telah banyak melakukan uji coba keampuhan teknologi plasmacluster untuk berbagai macam virus, termasuk kelompok virus corona. Pada 2004, kami mencobanya pada virus corona yang menyebar melalui kucing. Lalu pada 2005, kami mencobanya untuk virus penyebab SARS, yakni SARS-Cov," tutur SAS Global Plasmacluster Equipment Product Planning Division General Manager, Hiromasa Okajima lewat webinar yang digelar, Selasa (22/9/2020).

Lantas, bagaimana dengan pemanfaatan teknologi plasmacluster dalam penelitan yang melibatkan virus corona penyebab Covid-19?

Setelah dilakukan uji coba dalam kondisi terkontrol, teknologi plasmacluster dari Sharp ternyata mampu mereduksi jumlah virus yang melayang di udara hingga lebih dari 90 persen.

Sebagai informasi, uji coba ini dilakukan pada piranti dengan volume sekitar tiga liter. Lalu dilakukan pengujian dengan melepaskan virus berbentuk aerosol lewat perangkat uji dari generator, lalu dilakukan proses penyinaran dengan ion plasmacluster.

Selanjutnya, para peneliti menghitung titer virus yang masih berpotensi menginfeksi lewat proses yang dikenal sebagai plaque assay.

Hasilnya, pengaruh ion plasmacluster dari Sharp pada titer infeksi SARS-CoV-2 yang tersuspensi di udara turun hingga 91,3 persen.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Perlu Uji Coba Lebih Lanjut

Hanya perlu diketahui, penelitian ini masih dilakukan dalam kondisi terkontrol. Maksudnya, proses uji coba dilakukan dalam kondisi yang sudah ditentukan. 

Salah satunya adalah penyinaran ion plasmacluster dalam uji coba ini mencapai 100 ribu ion. Sementara produk konsumen plasmacluster Sharp saat ini memiliki kemampuan menembakkan 10 ribu ion plasmacluster.

Selain itu, penyebaran virus juga dilakukan dalam ruang tertutup, tidak sepenuhnya di udara bebas. Hal itu dilakukan mengingat virus penyebab Covid-19 ini berbahaya dan belum ada vaksinnya. 

Dengan kata lain, kondisi uji coba ini belum sepenuhnya menggambarkan kondisi sebenarnya. Untuk itu, memang perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pemanfaatannya.

"Namun, kami ingin menguji cobanya di situasi nyata, sehingga kami berkolaborasi dengan sejumlah peneliti untuk melakukan uji coba di situasi nyata," tutur Okajima melanjutkan.

Meski masih perlu penelitian lebih lanjut, Presiden Direktur Sharp Indonesia, Shinji Teraoka mengatakan penelitian ini dapat berguna bagi semua orang, mengingat pandemi ini memang dialami seluruh dunia.

"Dengan hasil uji coba ini, kamu juga lebih percaya diri, sebab teknologi plasmacluster yang sudah ada puluhan tahun ada di perangkat kami, bisa berkontribusi dalam kehidupan," tuturnya.

3 dari 3 halaman

Cara Kerja Ion Plasmacluster dari Sharp

Untuk diketahui, teknlogi plasmacluster memanfaatkan ion bermuatan positif dan negatif dari air yang dilepaskan ke udara secara bersamaan.

Lalu, keduanya akan mengikat permukaan bakteri, jamur, virus alergen, maupun sejenisnya dan mengubahnya menjadi radikal OH dengan daya oksidasi tinggi.

Berbekal proses itu, ion tersebut dapat memecah protein di permukaan tubuh bakteri hingga virus, sehingga mereka tidak lagi aktif. Dan, hasilnya udara akan kembali bersih.

Di sisi lain, Sharp juga terus berkerja sama dengan sejumlah lembaga penelitian maupun universitas untuk pengembangan teknologi ini.

Ada 30 universitas maupun lembaga penelitian yang tersebar di delapan negara dalam penelitian mengenai teknologi plasmacluster.

(Dam/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini