Sukses

Peralatan 5G Huawei Harus Dicopot dari Inggris per 2027

Operator Inggris diharuskan mencopot seluruh peralatan telekomunikasi 5G Huawei dari jaringannya, maksimal per 2027.

Liputan6.com, Jakarta - Operator Inggris dilarang membeli peralatan telekomunikasi 5G dari Huawei setelah 31 Desember. Selanjutnya, operator juga harus mencopot seluruh peralatan telekomunikasi 5G Huawei dari jaringannya, maksimal per 2027.

Keputusan ini dikatakan oleh Sekretaris (Menteri) Digital Oliver Dowden kepada House of Commons.

Inggris mengikuti Amerika Serikat yang menuding Huawei sebagai ancaman keamanan nasional. Padahal hal ini telah berulang kali disangkal oleh Huawei.

Keputusan melarang operator membeli peralatan telekomunikasi 5G dari Huawei dikatakan, bakal menunda satu tahun peluncuran 5G di Inggris.

Padahal teknologi 5G menjanjikan kecepatan internet yang lebih cepat dan mendukung banyak peralatan nirkabel seperti gim mobile hingga mobil otonomos. Saat ini koneksi 5G sudah tersedia di banyak kota di Inggris, namun jangkauannya amat jarang.

"Ini bukan keputusan yang mudah, namun merupakan keputusan yang tepat untuk jaringan telekomunikasi Inggris, untuk keamanan nasional, dan ekonomi kita saat ini atau pun jangka panjang," kata Dowden, dikutip dari BBC News, Rabu (15/7/2020).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dubes Tiongkok Sebut Keputusan Inggris Mengecewakan

Karena sanksi AS hanya berlaku untuk peralatan telekomunikasi 5G, pemerintah memperbolehkan peralatan 2G, 3G, dan 4G untuk tetap dipakai.

Kendati begitu, ketika mengganti tower BTS, jaringan cenderung beralih ke vendor yang berbeda untuk menyesuaikan layanan.

Sementara itu, pihak Huawei menyebut, langkah Inggris ini adalah berita buruk bagi pengguna smartphone di Inggris.

"Keputusan ini akan membuat Inggris masuk ke keterlambatan digital, meningkatkan beban, dan memperdalam kesenjangan digital," kata Huawei.

kendati demikian, tindakan Inggris ini disebut-sebut tak akan mempengaruhi kemampuan Huawei untuk menjual smartphone-nya pada konsumen.

Sementara, Duta Besar Tiongkok untuk Inggris menyebut, keputusan yang diambil Inggris begitu mengecewakan.

"Kami jadi mempertanyakan apakah Inggris bisa menyediakan lingkungan bisnis yang terbuka, adil, dan tidak diskriminatif untuk perusahaan dari negara lain," kata Duta Besar Liu Xiaoming dalam cuitan.

 

3 dari 3 halaman

Kata Huawei tentang Keputusan Inggris

Sebelumnya saat adanya keputusan Inggris melarang operator seluler memakai peralatan telekomunikasi dari Huawei, perusahaan Tiongkok ini menyebut masih membuka ruang diiskusi dengan pemerintah Inggris terkait penggunaan teknologinya.

Vice President Huawei, Victor Zhang, menyatakan akan mengambil berbagai langkah dalam mengatasi pembatasan yang diusulkan oleh pemerintah Amerika Serikat (AS).

"Saat ini kami bekerja sama secara dekat bersama-sama dengan para pelanggan kami mengambil langkah-langkah dalam mengatasi batasan yang diusulkan oleh Amerika Serikat, sehingga Inggris bisa menjaga posisi kepemimpinannya saat ini dalam penerapan teknologi 5G. Sebagaimana komitmen kami, kami masih terbuka untuk berdiskusi dengan pemerintah Inggris," ujar Zhang dalam keterangannya pada Rabu (8/7/2020).

Zhang menilai masih terlalu dini untuk menyatakan dampak dari pembatasan tersebut. Dia pun menganggap hal tersebut tidak ada kaitannya dengan keamanan, tapi lebih pada soal posisi pasar.

Dia menegaskan semua produk serta solusi Huawei menggunakan teknologi dan komponen-komponen yang telah diawasi ketat oleh pemerintah Inggris.

"Teknologi kami telah digunakan secara luas dalam jaringan 5G di seluruh negeri, dan telah membantu masyarakat di sana untuk tetap terhubung selama penerapan lockdown," tutur Zhang menegaskan.

(Tin/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.