Sukses

Startup Teknologi AS Ramai-Ramai Tak Lanjutkan Sewa Kantor

Keputusan ini diambil perusahaan startup teknologi di Amerika Serikat karena pengeluaran untuk sewa kantor dianggap tidak sebanding.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah startup teknologi asal Amerika Serikat dilaporkan berbondong-bondong memilih untuk tidak melanjutkan sewa kantor yang biasa mereka pakai. 

Mengutip CNBC, Selasa (14/7/2020), salah satu startup yang memilih untuk tidak lagi bekerja di kantor adalah SoundCommerce. Startup itu menyewa sebuah kantor di Seattle, Amerika Serikat, tapi di masa pandemi ini, perusahaan memilih tidak lagi melanjutkan sewa yang berakhir pada 31 Juli.

Menurut CEO Eric Best, keputusan ini diambil setelah melakukan pengambilan suara bersama para karyawan. "Mereka memilih untuk tetap di rumah," tutur Best yang membangun perusahaan ini pada 2018.

Kendati demikian, Best menuturkan, keputusan ini tidak bersifat jangka panjang. "Kami memikirkan apa yang harus kami lakukan untuk enam hingga dua belas bulan mendatang untuk keamanan tim dan fleksibilitas perusahaan," tutur Best.

Sebagai informasi, bagi startup yang memiliki karyawan sekitar 20 orang atau lebih, opsi untuk tidak kembali ke kantor memang cukup besar. Hal ini pun terjadi di banyak wilayah, seperti Seatlle, Silicon Valley, dan New York.

Mereka merasa menyewa gedung merupakan pengeluran yang dirasa tidak terlalu penting. Sementara bagi perusahaan dengan karyawan lebih banyak, mereka biasanya menutup fasilitas yang dimiliki, lalu melakukan konsolidasi ruang dan mencari cara baru bagi karyawan bekerja secara fleksibel.

Beberapa perusahaan besar yang sudah melakukannya adalah Facebook dan Twitter. Kedua perusahaan itu disebut sudah melakukan pendekatan hibrid untuk para pekerjanya, sehingga memang ada pekerja yang datang ke kantor, tapi ada juga yang tidak perlu hadir di sana.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Startup Sewa Ruang Ikut Terdampak

Selain SoundCommerce, startup lain yang juga membiarkan masa sewa kantor mereka habis adalah ChartHop. Pendiri ChartHop Ian White mengatakan tidak akan melanjutkan biaya sewa kantor di WeWork.

Sejak pandemi ini, Ian memang meminta sembilan karyawannya untuk bekerja di rumah. Selama itu pula, tim tersebut beradaptasi untuk bekerja dengan memanfaatkan Zoom maupun Slack, sehingga mereka memperpanjang waktu untuk bekerja dari jarak jauh.

Di sisi lain, keputusan semacam ini ternyata memberi dampak bagi startup yang ada di bidang penyewaan kantor, seperti WeWork. Salah satu konsultan keuangan startup menyebut banyak dari kliennnya menyetop pengeluaran untuk menyewa ruangan dari WeWork.

 

3 dari 3 halaman

Komentar WeWork

WeWork sendiri memang tidak banyak berkomentar mengenai hal ini. Namun Chairman WeWork Marcelo Claure dalam wawancara dengan Financial Report memang menyebut pemasukan selama krisis ini terbilang datar.

Hanya, menurut pernyataan Marcelo, sejumlah perusahaan besar seperti Mastercard, Microsoft, dan Citigroup masih melanjutkan keanggotaan mereka hingga beberapa bulan ke depan karena mereka membutuhkan fleksibilitas, sehingga beralih ke penyedia ruang kantor untuk kebutuhan tersebut.

Selain WeWork, Industrious yang juga memiliki layanan di bidang serupa, menyatakan tren serupa. CEO Industrious Jamie Hodari mengatakan persentase perusahaan yang memperbarui keanggotan mereka cukup tinggi pada Maret dan April, meski saat ini sudah mulai kembali normal.

(Dam/Why)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini