Sukses

YouTube Batasi Kualitas Video untuk Pengguna di Seluruh Dunia

YouTube mengatakan selama penyebaran Covid-19 ini, konten yang ada di platformnya akan otomatis dengan kualitas SD.

Liputan6.com, Jakarta - YouTube baru saja mengumumkan akan menurunkan kualitas video yang ada di platformnya untuk pengguna di seluruh dunia. Langkah ini diambil untuk mengurangi beban yang meningkat selama penyebaran virus corona.

Dikutip dari Bloomberg, Sabtu (28/3/2020), dengan keputusan ini, video yang diputar pengguna di YouTube akan secara otomatis ditampilkan dalam kualitas Standar Definition (SD).

Menurut perusahaan, langkah ini akan diterapkan selama satu bulan ke depan. Kendati demikian, perusahaan belum mengungkap kemungkinan perpanjangan keputusan ini.

Meski disetel otomatis ke kualitas SD, pengguna YouTube sebenarnya masih dapat mengubahnya ke kualitas yang lebih tinggi. Hanya, pengaturan bawaan untuk saat ini adalah SD.

Keputusan ini diambil setelah perusahaan menerapkan cara serupa di Eropa. Namun dengan kondisi saat ini, perusahaan akhirnya menerapkan hal tersebut ke seluruh dunia.

YouTube sendiri mengatakan sudah menurukan kualitas video berdasarkan koneksi penggunanya. Google pun mengatakan pihaknya akan terus bekerja sama dengan pemerintah dan operator dalam kondisi saat ini.

"Kami terus bekerja sama dengan pemerintah dan operator di seluruh dunia sebagai upaya kami mengurangi tekanan pada situasi saat ini," tutur Google.

2 dari 3 halaman

Netflix dan YouTube Batasi Kualitas Streaming di Eropa

Sebelumnya, Netflix dan YouTube akan membatasi kualitas streaming selama 30 hari di wilayah Uni Eropa untuk menghindari clogging di server dan peningkatan tagihan listrik. Hal ini dilakukan mengikuti permintaan dari pihak Eropa.

Dilansir GSM Arena, Minggu (22/3/2020), permintaan untuk layanan online mengalami peningkatan tinggi pada level yang belum pernah terjadi sebelumnya. Penyebabnya, isolasi dan karantina mandiri yang tengah diberlakukan terkait penyebaran virus Corona di wilayah Eropa

Netflix diungkapkan akan mengurangi konsumsi data sebesar 25 persen, tapi pengguna tetap akan mendapatkan kualitas gambar cukup bagus. Biasanya, satu jam video streaming di versi standar (480p) mengonsumsi sekira 1GB data, sedangkan HD bisa mencapai 3GB per jam.

YouTube mengatakan telah terjadi beberapa puncak peningkatan, tapi memutuskan untuk mengambil langkah lebih dahulu dan meminimalkan tekanan pada sistem. YouTube disebut untuk sementara mengalihkan semua trafik di Uni Eropa ke versi standar secara default.

Kedua perusahaan mengungkapkan rencana mereka setelah melakukan panggilan telepon dengan European Commissioner untuk Internal Market, Thierry Breton. Ia memuji kedua perusahaan, dan mengatakan mereka mengambil tindakan sangat cepat. Breton menilai langkah ini akan menjaga kelancaran fungsi internet selama krisis Covid-19.

3 dari 3 halaman

Dampak V‏irus Corona, YouTube Pilih Moderasi dengan Mesin Ketimbang Manusia

Tidak hanya itu, YouTube mengatakan pihaknya akan lebih banyak bergantung pada machine learning ketimbang manusia untuk melakukan moderasi konten dalam platformnya.

Keputusan ini dilakukan tidak lepas dari meluasnya penyebaran virus corona. Dengan kata lain, konten YouTube untuk saat ini akan sangat bergantung pada algoritma yang diterapkan.

Dikutip dari Engadget, Rabu (18/3/2020), YouTube biasanya menerapkan penyaringan konten berbasis algoritma yang lalu akan diulas lebih lanjut oleh manusia.

Namun dengan kondisi saat ini, perusahaan membatasi pekerja yang harus masuk ke kantor. Karenanya, layanan milik Google kini menerapkan sistem otonomos yang dapat menghapus konten tanpa campur tangan manusia.

YouTube sendiri mengakui langkah ini jelas akan meningkatkan jumlah video yang dihapus, termasuk beberapa video yang mungkin saja tidak melanggar aturan, sebab tidak ada ulasan langsung dari manusia.

Kendati demikian, kreator masih dapat mengajukan banding apabila ada kontennya yang dihapus. Hanya, perusahaan mengingatkan proses banding yang diajukan akan lebih lama dari biasanya.

"Kami menyadari ini akan mengganggu pengguna dan kreator, tapi kami merasa ini merupakan keputusan yang harus diambil agar pekerja di YouTube tetap aman termasuk komunitas di sekitarnya," tulis perusahaan.

(Dam/Ysl)

Video Terkini