Sukses

Fortnite Catatkan Penjualan Rp 25 Triliun pada 2019

Fortnite mencatatkan penjualan senilai USD 1,8 miliar atau sekitar Rp 2,5 triliun pada tahun 2019.

Liputan6.com, Jakarta - Fortnite mencatatkan penjualan senilai USD 1,8 miliar atau sekitar Rp 2,5 triliun pada tahun 2019.

Hal ini merujuk pada laporan SuperData, anak perusahaan riset pasar Nielsen, yang mengkhususkan diri pada gim video, yang dikutip dari CNN Business, Senin (6/1/2020).

Ini merupakan angka tertinggi di industri gim video untuk pemasukan sebuah judul gim video dalam periode satu tahun.

Fortnite sejatinya merupakan gim video gratis (free-to-play). Namun, perusahaan meraup pemasukan dari in game purchases yang memungkinkan pemain Fortnite untuk membeli Battle Pass, senjata, dan items lainnya.

Industri gim video secara umum pada tahun 2019 baik-baik saja. Tercatat bahwa industri ini menghasilkan USD 120 miliar dalam penjualan. Angka ini naik empat persen dari pencapain pada tahun 2018.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Epic Games Putuskan Rilis Fortnite di Google Play Store

Fortnite Battle Royale, cabang e-sports pertama yang dilirik pihak militer Amerika Serikat.

Sejak merilis Fortnite di Android, Epic Games selaku pengembang bersikeras untuk tidak akan membawa gim buatan mereka ke Google Play Store.

Sempat disebut sebagai langkah tidak biasa, perusahaan memutuskan untuk meluncurkan Fortnite melalui laman web mereka sendiri.

Namun berdasarkan laporan dari 9to5Google, Selasa (10/12/2019), Epic Games akhirnya memutuskan untuk menyerah dan mengumumkan akan merilis Fortnite ke Play Store.

Lewat keputusan tersebut, perusahaan juga berharap Google akan mempertimbangkan kebijakan tentang pembagian keuntungan antar pengembang dan Google.

 

3 dari 3 halaman

Tanggapan

Gim Fortnite di Galaxy Note 9 (Liputan6.com/ Agustin Setyo W)

Raksasa mesin pencari itu memberikan tanggapannya terkait pernyataan Epic dengan mengatakan,"Android memberikan pilihan pengembang untuk mendistribusikan aplikasi dari toko pihak ketiga."

"Google Play memiliki model bisnis dan kebijakan billing yang memungkinkan kami berinvestasi di platform dan tool untuk membantu pengembang membangun bisnis mereka, dan menjaga keamanan pengguna," tulis Google.

(Why/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini