Sukses

Google Doodle Rayakan Taman Nasional Lorentz di Papua

Google doodle pada hari ini merayakan hari jadi Taman Nasional Lorentz Indonesia di Papua, kawasan hutan lindung terbesar di Asia Tenggara.

Liputan6.com, Jakarta - Google doodle pada hari ini merayakan hari jadi Taman Nasional Lorentz Indonesia di Papua, kawasan hutan lindung terbesar di Asia Tenggara.

Ya, jika buka laman utama pencarian saat ini, kamu akan melihat bagaimana logo Google berubah dengan latar belakang erat dengan kebudayaan di Papua.

Dikutip dari laman Google doodle, Rabu (4/12/2019), Taman Nasional Lorentz ini membentang lebih dari 24.864 kilometer di provinsi Papua, tepat di persimpangan dua lempeng benua yang bertabrakan.

Di dalam kawasan hutan lindung tersebut berisikan beberapa ekosistem, termasuk padang rumput, rawa, pantai, hutan hujan, dan pegunungan yang diselimuti salju abadi.

Yup, Taman Nasional Lorentz yang menjadi Google doodle ini juga mencakup gunung dengan puncak tertinggi di Asia Tenggara dan paling terkenal di dunia, yakni Puncak Jaya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Rumah Bagi Beragam Hayati

Terkenal akan hawa dingin, kehangatan bisa kamu dapat di celah salju abadi Pegunungan Jayawijaya.

Selain beragam tumbuhan, taman ini juga terkenal dengan keanekaragaman hayati dan menjadi rumah bagi banyak hewan langka.

Adapun hewan-hewan tersebut, termasuk kanguru pohon, harimau, dan spesies burung langka seperti burung beo Pesquet yang tampil di Google doodle hari ini, dan echidna--mamalia trenggiling berduri yang bertelur.

 

3 dari 3 halaman

Dinamai Berdasarkan Penjelajah Belanda

Taman Nasional Lorentz. | via: worldbeautifulcities.com

Informasi, hutan lindung yang berlokasi di Papua ini dinamai berdasarkan penjelajah Belanda, Hendrikus Albertus Lorentz, yang mengunjungi daerah itu pada 1909.

Saat terancam oleh penebangan, perburuan, dan polusi, Taman Nasional Lorentz langsung masuk daftar Situs Warisan Dunia yang dilindungi oleh World Wildlife Federation dan UNESCO.

(Ysl/Why)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini