Sukses

BaBe Tangkal Berita Palsu Lewat Machine Learning

Memiliki visi yang sama dengan pemerintah, platform agregator berita BaBe memiliki cara tersendiri untuk mencegah berita palsu.

Liputan6.com, Jakarta Berita palsu yang beredar di internet, khususnya media sosial, kian merajalela. Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) mencatat sekitar 800 ribu konten terkait berita palsu tersebar di Indonesia setiap tahun.

Untuk menangkal berita palsu, pemerintah melalui Kemkominfo secara aktif memblokir peredaran berita palsu, dengan menggandeng Google, Facebook, Twitter, dan Youtube guna menghentikan iklan dari portal yang menyebarkan pencemaran nama baik.

Memiliki visi yang sama dengan pemerintah, platform agregator berita BaBe memiliki cara tersendiri untuk mencegah berita palsu yang masuk ke platform mereka.

“Melalui sistem moderasi kelas dunia yang menggabungkan algoritma dengan tim evaluasi konten kami, BaBe dapat mencegat dan menghapus konten yang tidak terverifikasi pada platform BaBe, seperti tips kesehatan yang menyesatkan atau berita lama yang diunggah kembali,” kata Indira Melik, Content Operations Manager BaBe, dalam keterangannya, Kamis (31/1/2019).

Teknologi machine learning atau mesin pembelajaran BaBe juga dilatih untuk menemukan kata-kata "sensasional" seperti judul berita clickbait, yang memperingatkan tim moderasi konten lokal BaBe untuk ditinjau lebih lanjut.

"Berita secara umum yang masuk di BaBe akan ditandai oleh kecanggihan teknologi yang dimiliki dalam mendeteksi kata-kata terkait, kemudian ditinjau kembali oleh tim BaBe dalam mengevaluasi berita tersebut,” ucap Indira menambahkan.

Selain memanfaatkan machine learning, BaBe terus-menerus mendorong pengguna untuk berbagi umpan balik guna membantu menandai setiap konten yang potensial untuk ditinjau lebih lanjut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

LambeHoaks, Acara Bincang Isu Hoaks di Medsos dari Kemkominfo

Di sisi lain, Kemkominfo baru saja menayangkan program audio visual LambeHoaks di seluruh akun media sosialnya, Kamis (24/1/2019).

Mengutip keterangan resmi Kemkominfo, tayangan LambeHoaks ini dipandu oleh sosok ikonis Miss Lambe Hoaks yang berbincang seputar isu hoaks yang ramai di dunia maya dan media sosial.

Dalam tayangan LambeHoaks per episodenya, pemandu acara akan memaparkan 10 isu hoaks teratas hasil temuan Tim Aduan Konten Direktorat Jenderal Aptika Kemkominfo.

Miss Lambe Hoaks mengupas fakta di balik hoaks yang beredar selama satu minggu terakhir.

"Lambe Hoaks akan ditayangkan rutin setiap minggu setiap minggu saluran media utama GPR TV dan akun resmi media sosial Kemkominfo, yakni akun YouTube KemkominfoTV, Instagram @kemenkominfo, Twitter @kemkominfo, dan laman Facebook Kementerian Komunikasi dan Informatika," kata Plt Kepala Biro Humas Kemkominfo Ferdinandus Setu.

"Dalam episode pertama, tayangan menampilkan isu gelombang tsunami, ijazah palsu Presiden Joko Widodo, hingga bahayanya makan bakso sambil minum es karena memicu kanker," tutur pria yang karib disapa Nando itu.

Sekadar informasi, program LambeHoaks merupakan kolaborasi Biro Humas dengan Tim Aduan Konten Aptika dan GPR TV Ditjen IKP Kemkominfo.

 

3 dari 3 halaman

Jadi Sumber Informasi Hoaks

Dengan konsep menarik, tayangan Lambe Hoaks diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi utama bagi masyarakat dalam mengenali dan mengkonfirmasi isu hoaks yang marak beredar di dunia maya dan media sosial.

Kolaborasi itu merupakan upaya bersama dalam memerangi peredaran hoaks di dunia maya dengan pendekatan literasi kepada masyarakat.

Harapannya, dengan tiga pendekatan dalam memerangi hoaks, selain literasi digital ada penapisan (filter) atau blokir, serta penegakan hukum.

"Sebagai salah satu program literasi digital Lambe Hoaks diharapkan memberikan pemahaman kepada warganet untuk bersama-sama memerangi hoaks, kabar bohong, dan informasi yang menyesatkan," ujar Nando.

(Isk/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.