Sukses

Facebook Sasar Anak-Anak untuk Raup Untung Besar dari Gim

Jejaring sosial raksasa ini dikabarkan sengaja menargetkan pengguna anak-anak untuk mendapatkan lebih banyak uang dari gim seperti Angry Birds, PetVille, dan Ninja Saga.

Liputan6.com, Jakarta - Facebook dituding memanfaatkan anak-anak guna mengumpulkan lebih banyak uang dari gim online mereka.

Menurut laporan dari website bernama Reveal, jejaring sosial raksasa ini memang sengaja menargetkan pengguna anak-anak untuk mendapatkan lebih banyak uang dari gim seperti Angry Birds, PetVille, dan Ninja Saga.

Sekadar informasi, Reveal merupakan sebuah website yang dijalankan oleh lembaga bernama Center for Investigative Reporting (CIR).

Informasi ini diperoleh dari website Reveal, mengutip sejumlah dokumen dari gugatan class action yang dilayangkan tahun 2012 lalu. Dokumen itu berisi lebih dari 135 dokumen, termasuk di dalamnya memo internal, strategi rahasia perusahaan, hingga email karyawan.

Hakim federal memerintahkan dokumen-dokumen dari 2010 hingga 2014 tersebut untuk dipublikasikan.

Dikutip CNET, Sabtu (26/1/2019), menurut salah satu dokumen, Facebook ternyata menerapkan praktik "penipuan ramah".

Artinya, pengembang membiarkan anak-anak tanpa sadar menghabiskan uang untuk permainan yang mereka mainkan.

Jejaring sosial besutan Mark Zuckerberg cs itu juga diduga mengabaikan peringatan karyawan, mereka menipu pengguna di bawah umur yang tak sadar saat kartu kredit milik orangtuanya ditautkan dengan akun Facebook.

Parahnya, menurut laporan Reveal, pengembang telah membuat perbaikan untuk masalah tersebut, namun Facebook tak pernah menerapkannya pada sistem mereka.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pakai Istilah Judi

Salah satu remaja dikabarkan menghabiskan lebih dari US$ 6.500 dalam jangka waktu dua minggu, hanya untuk gim Facebook.

Perusahaan pun dituding enggan melakukan refund atau pengembalian biaya ketika ada kasus seperti ini.

Para karyawan menamai gamers yang menghabiskan banyak uang dengan kata "whale" atau paus. Reveal mencatat, istilah ini juga dipakai di industri perjudian sebagai pejudi yang menghabiskan banyak uang.

Pihak Facebook sendiri sadar akan masalah ini, setelah dihubungi oleh CIR pada 2018. Secara sukarela, Facebook membuka dokumen dari tahun 2012 mengenai kebijakan pengembalian uangnya.

"Untuk pembelian di dalam aplikasi yang diyakini orangtua merupakan kesalahan anak-anaknya (dalam bermain gim Facebook)," demikian bunyi dokumen tersebut.

 

3 dari 3 halaman

Kembalikan Dana jika Ada Kasus Serupa

Juru bicara perusahaan pun memberikan jawaban. "Kini kami mengeluarkan dokumen tambahan seperti yang diperintahkan oleh pengadilan," katanya.

Dia lebih lanjut menyebut, "Facebook bekerja sama dengan orangtua dan ahli, kami menawarkan tool agar keluarga bisa menavigasikan Facebook dan web."

Sebagai bagian dari penyelesaian masalah ini, Facebook menyebut, pihaknya melakukan pemeriksaan rutin terhadap praktik mereka.

"Pada tahun 2016, kami sepakat mengubah persyaratan kami dan menyediakan sumber daya khusus untuk permintaan pengembalian uang terkait dengan pembelian yang dilakukan oleh anak di bawah umum di Facebook," kata juru bicara yang tak disebut namanya itu.

(Tin/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.