Sukses

Sepak Terjang Telkomsel Geber Jaringan hingga Daerah Pelosok di 2018

Selama tiga tahun terakhir, operator yang identik dengan warna merah itu sudah membangun 551 base transceiver station (BTS) di wilayah pedesaan.

Liputan6.com, Jakarta - Di sepanjang 2018, Telkomsel berkomitmen untuk terus menggeber jaringan di seluruh wilayah pelosok yang tersebar di Indonesia.

Selama tiga tahun terakhir, operator yang identik dengan warna merah itu sudah membangun 551 base transceiver station (BTS) di wilayah pedesaan.

Telkomsel juga berencana bakal menambah dan mengoperasikan 17 BTS baru. Dengan demikian, Telkomsel memiliki 568 desa tanpa sinyal di Indonesia.

Dari 568 BTS tersebut, 47 di antaranya merupakan BTS 4G yang memungkinkan masyarakat memanfaatkan layanan data yang lebih cepat.

Seluruh BTS yang dibangun di desa-desa tanpa sinyal itu tersebar di 14 provinsi, antara lain Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Jambi, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.

Direktur Network Telkomsel, Bob Apriawan, menyebut kehadiran BTS di desa yang tidak memiliki akses telekomunikasi membuktikan Telkomsel juga ikut membangun daerah yang tidak menguntungkan secara bisnis. Upaya ini juga menunjukkan Telkomsel ikut memajukan seluruh negeri.

"Kami terus berupaya menyediakan layanan komunikasi berkualitas yang merata di seluruh Indonesia untuk mendorong pertumbuhan masyarakat dalam segala aspek kehidupan," kata Bob.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kerja Sama dengan BAKTI

Pembangunan BTS di desa-desa terisolir ini adalah kerja sama antara Telkomsel dengan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) guna menyediakan akses komunikasi seluler bagi masyarakat di wilayah yang dikenal dengan Universal Service Obligation (USO).

Untuk melayani daerah terpencil dengan kondisi geografis yang sulit, Telkomsel menerapkan teknologi BTS yang memungkinkan penggunaan layanan transmisi satelit Very Small Aperture Terminal Internet Protocol (VSAT-IP).

Telkomsel juga menggelar perangkat antena yang berfungsi mengirim dan menerima sinyal serta base station controller (BSC) untuk memonitor kinerja BTS.

Beberapa BTS USO dengan teknologi 4G sebelumnya diresmikan oleh Menkominfo Rudiantara di Desa Tolo'oi, Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa.

Adapun dalam tahap pembangunan pada periode Agustus-Oktober 2018, Telkomsel juga membangun BTS USO baru di 108 titik lokasi, di mana 5 (lima) BTS di antaranya berada di Pulau Rote, yaitu Desa Oebela, Desa Helebeik, Desa Suebela, Desa Mukekuku dan Desa Lenupetu.

 

3 dari 3 halaman

Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Bersamaan dengan layanan internet cepat sejak Oktober 2017, masyarakat juga bisa meningkatkan produktivitas, bertukar informasi dalam bentuk foto dan teks atau transaksi jual beli pupuk.

“Hadirnya BTS 4G Telkomsel mentransformasi kehidupan masyarakat di wilayah-wilayah terpencil. Ke depannya, Telkomsel tidak hanya menghadirkan konektivitas layanan komunikasi, namun juga menyediakan solusi produk dan layanan digital yang turut mendukung produktivitas masyarakat sekaligus meningkatkan perekonomian daerah pelosok," ujar Bob menambahkan.

Selain program USO, Telkomsel juga membangun akses telekomunikasi bagi masyarakat di kawasan tertinggal, terluar, dan terdepan (3T).

Kehadiran layanan Telkomsel hingga pelosok di wilayah perbatasan negara tersebut juga kian memperkokoh terpeliharanya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai negara kepulauan.

Pembangunan infrastruktur telekomunikasi di pulau terluar maupun perbatasan negara merupakan bentuk dukungan Telkomsel dalam memelihara keutuhan NKRI, di mana hadirnya sarana telekomunikasi dapat meningkatkan ketahanan nasional sekaligus mempersatukan bangsa Indonesia yang tersebar hingga ke pelosok Tanah Air. 

Tak cuma itu, hadirnya layanan Telkomsel di pelosok secara nyata juga menjadi penunjang percepatan pertumbuhan perekonomian dan kemasyarakatan sekaligus mampu menjadi katalisator dalam mempromosikan potensi daerah dan memberi manfaat bagi daya tarik investasi, peluang usaha, serta lapangan kerja baru.

(Jek/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.