Sukses

Akun Dibobol Pencuri, Konsumen Ramai-Ramai Minta Kompensasi ke Apple

Jika sebelumnya pihak Apple menolak memberikan kompensasi ke sejumlah pengguna, kini para pengguna yang jadi korban meminta bantuan ke Consumer Association China.

Liputan6.com, Jakarta - Kasus pencurian akun Apple ID di Tiongkok berbuntut panjang.

Jika sebelumnya pihak Apple menolak memberikan kompensasi ke sejumlah pengguna, kini para pengguna yang jadi korban meminta bantuan ke Consumer Association China.

Asosiasi ini sebelumnya meminta agar perusahaan yang bermarkas di Cupertino, Amerika Serikat (AS), tersebut memberikan kompensasi kepada semua pengguna yang jadi korban pencurian akun Apple ID.

Pihak Apple yang telah melakukan penyelidikan internal mengungkap bahwa akun konsumen diretas melalui metode phishing data dan secara tak langsung mengatakan bahwa pencurian Apple ID itu bukan kesalahan mereka.

Konsumen pun baru mengetahui kalau akun Apple ID-nya diretas ketika mereka menerima tagihan yang jumlahnya mencapai ribuan dolar.

Para korban mengajukan banding ke Apple untuk meminta kompensasi dari sejumlah penipuan yang menjerat mereka.

Pihak Apple sudah memberikan kompensasi untuk beberapa pengguna, tetapi banyak juga pengguna yang dibiarkan tak mendapatkan apa-apa.

Kini, seperti dikutip Tekno Liputan6.com dari Gizmochina, Selasa (23/10/2018), para pengguna yang tak tidak mendapatkan kompensasi ini mengaku ke Consumer Association China.

Asosiasi konsumen Tiongkok ini mengkritik Apple. Dalam sebuah pertanyaan, asosiasi mendesak Apple perlu memahami tanggung jawabnya dan mengkompensasi penuh atas kerugian yang dialami penggunanya.

"Apple seharusnya tidak mengalihkan kesalahan, mengecilkan masalah keamanannya sendiri dan mengalihkan perhatian konsumen," kata asosiasi konsumen Tiongkok.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Salahkan Pengguna

Sebelumnya, pihak Apple secara langsung menyalahkan pengguna atas kerugian finansial yang dialami mereka gara-gara pencurian Apple ID.

Pihak Apple menyebut, pencurian terjadi karena otentikasi dua faktor yang tidak aktif pada akun Apple ID si korban.

Kemudian, dalam pernyataan resmi, pihak Apple mengatakan, "sejumlah kecil akun pengguna kami diakses melalui link phishing, di mana masalah terjadi karena otentikasi dua faktor yang tidak diaktifkan."

Apple bahkan menandai itu sebagai masalah yang terkait dengan penggantian garansi iPhone palsu yang sudah menghabiskan biaya miliaran dolar.

 

3 dari 3 halaman

Duit Pengguna di Alipay dan WeChat Ikut Dicuri

Sebelumnya, media Tiongkok memberitakan, peretasan Apple ID telah berdampak pada akun Alipay dan WeChat.

Nah, sejumlah pengguna yang menghubungkan akun Apple ID mereka ke Alipay dan WeChat pun kehilangan uang yang mencapai 2.000 yuan (Rp 4,3 juta) per user.

Dalam unggahannya di akun jejaring sosial Tiongkok Toutiao, Alipay menyebut, pengguna mereka yang menghubungkan akun dengan Apple ID harus membatasi batas transaksi ke jumlah yang lebih sedikit.

"Alipay telah menghubungi Apple berulang kali, namun masalah ini belum terselesaikan," kata Alipay dalam unggahannya.

Sekadar informasi, pengguna Apple di Tiongkok diwajibkan untuk menghubungkan Apple ID mereka dengan nomor telepon. Pada gilirannya, nomor identitas nasional pengguna Alipay pun ikut terhubung dengan Apple ID.

Celah pun kian besar mengingat layanan Apple Pay tak sepopuler WeChat Pay dan Alipay. Baik WeChat maupun Alipay masing-masing punya lebih dari setengah miliar pengguna.

Oleh karenanya, tidak mengherankan kalau pengguna sering diperingatkan untuk tidak mengirimkan uang ke orang tak dikenal menggunakan platform Alipay maupun WeChat.

(Tin/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.