Sukses

Ups, Yahoo Masih Intip Email Pengguna untuk Jualan ke Pengiklan

Yahoo ternyata masih memindai email penggunanya untuk dijual ke pengiklan. Padahal, praktik ini sudah ditinggalkan sejak lama oleh perusahaan teknologi.

Liputan6.com, Jakarta - Yahoo ternyata masih memindai email penggunanya untuk dijual ke pengiklan. Padahal, praktik ini sudah ditinggalkan sejak lama oleh perusahaan teknologi, demikian menurut laporan The Wall Street Journal.

Sebagaimana dikutip Tekno Liputan6.com dari The Verge, Kamis (30/8/2018), pemilik baru Yahoo, Oath, tengah dalam proses pembicaraan dengan pengiklan untuk menyediakan sebuah layanan yang mampu menganalisa inbox pengguna Yahoo Mail guna mendapatkan data mereka.

Kepada media, Oath hanya menyebut, platform tersebut bakal memindai email-email promosi dari pelaku retail. Selain itu, pengguna juga punya opsi untuk tidak mengaktifkan fitur ini.

Oath menyebut, email merupakan sistem yang sangat mahal dan pengguna tidak bisa berharap bakal mendapatkan layanan gratisan tanpa timbal balik apapun.

Menurut Oath, pengguna Yahoo Mail premium yang dikenai biaya USD 3,49 per bulan juga merupakan subjek dari analisa ini.

Oath diketahui menggunakan algoritma untuk mengurutkan email Yahoo berdasarkan preferensi konsumen yang berbeda serta menempatkan cookie yang mampu menunjukkan iklan serupa di kemudian hari.

Misalnya, pengguna yang sering membeli tiket pesawat akan diberi label tertentu oleh algoritma Oath. Pengguna lain yang sering pakai layanan Lyft akan dikategorikan sebagai wiraswasta, dan lain-lain.

Dari data ini, pengiklan bisa menargetkan kelompok pengguna ini ketika hendak jualan produk. Oath menjanjikan seluruh email personal Yahoo Mail tidak akan ikut dipindai ataupun diberikan ke pengiklan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Review Email dengan Bantuan Manusia

Adapun proses review email-email ini menggunakan bantuan manusia, sekaligus algoritma. Sekadar diketahui, privasi Oath sebelumnya memungkinkan perusahaan membaca email AOL dan Yahoo untuk keperluan iklan.

Sumber anonim menyebut, perwakilan Yahoo mengetahui berapa banyak pengguna yang memakai email Yahoo sebagai akun spam. Artinya, email hanya dipakai untuk menumpuk email-email tak penting yang berasal dari merek atau layanan tertentu.

Email-email itulah yang dikumpulkan dan dipakai untuk kepentingan iklan. Sayangnya, pengiklan menyebut, Yahoo Mail terlalu besar untuk mengirimkan iklan tertarget.

3 dari 3 halaman

Tak Banyak Pengguna yang Beli Barang Gara-Gara Iklan

Kalaupun Oath menyediakan 200 juta akun, hanya beberapa pengguna yang akan membeli barang-barang tertentu yang sudah diiklankan.

Apalagi, sebelumnya Yahoo tengah berjuang dengan kasus peretasan email pengguna. Sebelumnya sebanyak 3 miliar akun pengguna Yahoo direta pada 2013.

Kemudian di tahun 2017, sebuah survei 2.500 orang dewasa di AS menyebut 44 persen di antaranya memilih Gmail ketimbang Yahoo Mail yang dipakai oleh 29 persen responden.

(Tin/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.