Sukses

Apple Jadi Perusahaan Teknologi Pertama dengan Nilai 1 Triliun Dolar

Valuasi Apple ini naik setelah nilai saham perusahaan meningkat mencapai US$ 207,39.

Liputan6.com, Cupertino - Apple berhasil mencetak rekor terbaru nilai valuasi perusahaan.

Pada penutupan saham Rabu waktu Amerika Serikat, nilai saham Apple mencapai titik tertinggi, yakni US$ 207,39.

Untuk informasi, saham Apple memang diketahui sudah meningkat sejak Selasa waktu setempat.

Peningkatan ini jauh lebih baik dari prediksi sebelumnya untuk tiga bulan terakhir hingga Juni.

Dikutip dari BBC, Jumat (3/8/2018), kenaikan tersebut membuat Apple mengalahkan perusahaan lain, seperti Amazon dan Microsoft sebagai perusahaan pertama yang mencapai nilai valuasi hingga US$ 1 triliun (setara dengan Rp 14.491 triliun).

Sejak iPhone pertama kali muncul, saham Apple memang meningkat cukup pesat hingga 1.100 persen.

Sementara dalam setahun terakhir, nilai sahamnya terus melonjak hingga sepertiga dari sebelumnya.

Sejumlah analis memprediksi kenaikan saham Apple dalam beberapa bulan terakhir ini tidak lepas dari keputusan perusahaan untuk membeli kembali saham dengan nilai US$ 1 miliar.

Selain itu, Tim Cook sebagai pengganti Steve Jobs dianggap telah menerapkan strategi jitu yang mendorong pertumbuhan perusahaan, seperti sekarang ini. 

Ada dua faktor kunci yang membuat Cook berhasil. Pertama, kini Apple menjual iPhone lebih sedikit tapi dengan harga lebih mahal, sehingga menghasilkan lebih banyak uang.

Tidak hanya itu, Apple juga telah melakukan diversifikasi sumber keuntungannya.

Perusahaan dilaporkan menghasilkan sekitar US$ 10 miliar setiap tiga bulan dari layanan penjualan aplikasi, penyimpanan cloud, dan streaming musik.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pengapalan Apple Watch Tembus 3,5 Juta Unit di Q2 2018

Perusahaan analis, Canalys, mempublikasikan laporan triwulan pasar smartwatch. Berdasarkan data kuartal II 2018, Apple mengapalkan 3,5 juta unit smartwatch.

Dilansir GSM Arena, Rabu (1/8/2018), Apple mengapalkan lebih banyak smartwatch dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu dengan pertumbuhan 30 persen.

Kendati demikian, pangsa pasarnya justru menurun dibandingkan kuartal I 2018.

Pangsa pasar Apple pada kuartal II 2018 sebesar 34 persen turun dari 43 persen pada kuartal I 2018.

Pengapalan Apple Watch ke pasar Asia, diluar Tiongkok, lebih dari 250 ribu unit dengan 60 persen di antaranya versi LTE.

Apple Watch Series 3 versi seluler merupakan smartwatch paling laris di Asia pada kuartal II 2018.

Secara keseluruhan, pengapalan smartwatch secara global mencapai 10 juta unit. "Keputusan Apple untuk memperluas pasar internasional dengan kerja sama operator membuahkan hasil baik di Asia Pasifik," tutur analis senior Canalys, Jason Low.

Sejak peluncuran Apple Watch Series 3, Apple menjalin kerja sama dengan sejumlah operator di Australia, Jepang dan Singapura.

Kemudian menambah kerja sama dengan operator Thailand, India dan Korea Selatan pada kuartal lalu.

"Para operator di pasar-pasar tersebut bersedia menjual kembali connected devices dibandingkan smartphone karena dapat membantu mereka mendapatkan pendapatan tambahan dari layanan data," jelas Low. 

3 dari 3 halaman

App Store Ganyang Play Store di Semester I 2018

Toko aplikasi iOS, App Store, dilaporkan mengungguli toko aplikasi Android, Google Play Store pada paruh semester pertama tahun ini.

Selama enam bulan terakhir, App Store mampu mendulang pemasukan dua kali lipat lebih besar ketimbang Google Play Store.

Dilaporkan lembaga Sensor Tower via Tech Crunch, Selasa (17/7/2018), dalam segi pemasukan, App Store mengantongi pemasukan US$ 22,6 miliar (setara dengan Rp 382 triliun).

Jika dibandingkan dengan Google Play, toko aplikasi milik Google itu hanya mendapatkan pemasukan sebanyak US$ 11,8 miliar (setara dengan Rp 169 triliun).

Bisa disimpulkan, jumlah unduhan yang ada di App Store 1,9 kali lipat lebih banyak ketimbang Google Play Store.

Menurut Sensor Tower, tren seperti ini bukanlah hal baru. Pasalnya, toko aplikasi iOS tersebut mengantongi pemasukan yang sangat konsisten selama beberapa tahun terakhir.

Apalagi, pengguna iOS dilaporkan menghabiskan lebih banyak waktu dengan aplikasinya ketimbang Android.

Adapun ekosistem Android sebetulnya tak cuma berasal dari Google Play Store, ada beberapa toko aplikasi pihak ketiga lain yang menyediakan aplikasi khusus untuk Android, seperti Amazon Appstore atau Samsung Store.

Di Tiongkok sendiri, Google Play Store bahkan tidak tersedia. Hanya App Store yang hadir untuk pengguna iOS Tiongkok. 

(Dam/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.