Sukses

Umbar Adegan Kekerasan Anak, Gim Besutan Sony Tuai Kecaman

Detroit: Become Human memang belum dirilis. Namun, gim yang diterbitkan Sony tersebut sudah lebih dulu menuai kecaman. Apa penyebabnya?

Liputan6.com, San Francisco - Meski belum dirilis, Detroit: Become Human ternyata sudah menuai kontroversi. Gim yang dirilis Sony eksklusif untuk PlayStation 4 ini memperlihatkan beberapa adegan yang dianggap tak pantas untuk ditayangkan. Salah satunya adalah adegan kekerasan terhadap salah satu karakter anak-anak.

Seperti dilansir Mirror, Senin (4/12/2017), gim besutan pengembang Quantic Dream ini mengambil setting di masa depan dan menceritakan seorang karakter robot bernama Kara, yang bekerja sebagai asisten rumah tangga.

Gameplay Detroit: Become Human sendiri mengharuskan pemain memilih beberapa keputusan yang bisa berdampak ke akhir cerita yang berbeda-beda.

Salah satu adegan di dalam gim memperlihatkan seorang karakter anak perempuan bernama Alice yang disiksa oleh sang ayah.

Dalam adegan ini Kara bisa mengambil dua keputusan: mengunci dirinya dan membiarkan Alice mati, atau mengambil senjata dan membunuh sang ayah.

Namun, jika Kara memilih untuk berdiam diri, adegan justru semakin mencekam. Sang ayah "meledak" dan akan memukul Alice.

"Alice, ayah benar-benar marah. Kamu mau ke mana?" tanya sang ayah. Adegan pun beralih saat sang ayah membawa jasad anaknya dan berkata, "Tidak apa-apa Alice, semua sudah selesai. Ayah tak marah lagi," lanjutnya.

Lembaga perlindungan anak Childline sendiri juga telah meminta Sony untuk menghilangkan beberapa adegan yang dianggap terlalu "brutal".

Menurutnya, meski gim ini dikhususkan untuk pemain dewasa, Detroit: Become Human dinilai tetap mengumbar nilai kekerasan yang bisa ditiru orang dewasa.

"Kekerasan anak seharusnya bukan dijadikan untuk keperluan entertainment. Ada banyak anak-anak yang hidup seperti Alice dan kami tak ingin adegan ini menjadi 'inspirasi' bagi orang dewasa," kata Dame Esther, pendiri Childline.

Baik Quantic maupun Sony belum mau berkomentar terkait kecaman tersebut. Namun, sutradara dan penulis Detroit: Become Human David Cage justru membela diri bahwa gim ini tidak berfokus pada kekerasan anak. Alih-alih, cerita dari gim tersebut ia klaim bisa "menyentuh" hati para pemainnya.

"Kami paham Detroit: Become Human menyisipkan beberapa elemen yang tak sepantasnya disaksikan beberapa kalangan. Tapi, tema kekerasan seharusnya bisa dibawa ke beberapa jenis media, entah itu buku, film, atau juga gim. Lagi pula, gim ini sarat akan nilai moral yang besar," kata Cage.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

GTA V Juga Umbar Adegan Kekerasan

Detroit: Become Human ternyata bukan satu-satunya gim yang mengumbar adegan kekerasan. Sebelumnya, ada beberapa gim yang mengumbar adegan yang lebih ekstrem, seperti seks dan prostitusi. Grand Theft Auto V (GTA V) salah satunya.

Berbeda dengan Detroit: Become Human, CEO Take Two Interactive Strauss Zelnick melontarkan sebuah pendapat yang sangat kontroversial. Menurutnya, konten negatif dalam GTA V dan judul-judul gim lainnya adalah "seni".

"Kami menciptakan sebuah kriminalitas dalam video game. Kami membuat dunia bawah tanah yang kelam, dan ini adalah seni!," papar Zelnick.

Zelnick berpendapat bahwa apa yang ia dan timnya coba sampaikan di dalam gim tidak berbeda dengan apa yang tersaji pada sebuah film.

"Kami tidak berbeda dengan sebuah film populer, atau acara televisi yang mengeksplorasi kehidupan manusia. Jadi intinya kami menciptakan sebuah alam semesta baru, alam semesta kriminal," terangnya.

Apa yang diungkapkan Zelnick pastinya bertentangan dengan pendapat banyak orang. Namun, faktanya konten kekerasan dan seksualitas di dalam gim memang mampu menjadi daya tarik utama yang digemari banyak orang.

(Jek/Isk)

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.