Sukses

Kekeringan di Kampung SBY Meluas di 11 Kecamatan, 15 Ribu Warga Tedampak

Kekeringan di Pacitan yang merupakan kampung halaman Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), meluas di 11 kecamatan daerah itu, dari sebelumnya dilaporkan hanya di enam kecamatan.

Liputan6.com, Pacitan - Kekeringan di Pacitan yang merupakan kampung halaman Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), meluas di 11 kecamatan daerah itu, dari sebelumnya dilaporkan hanya di enam kecamatan.

"Dari total 12 kecamatan, saat ini hanya satu kecamatan yang tidak terdampak bencana kekeringan," kata Kepala Seksi Kedaruratan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan Radite Surya Anggono,Jumat (15/9/2023).

Sebelas kecamatan yang melaporkan terdampak itu adalah Kecamatan Pacitan, Donorojo, Punung, Arjosari, Bandar, Kebonagung, Nawangan, Sudimoro, Tegalombo, Ngadirojo, Pringkuku.

Dari 11 wilayah kecamatan tersebut, 31 desa 90 dusun telah mengajukan bantuan pasokan air bersih setiap hari.

"Sampai saat ini hanya Kecamatan Tulakan yang belum melapor ada bagian wilayahnya yang mengalami kesulitan air bersih," ujarnya dikutip dari Antara.

Mengacu data BPBD Pacitan, jumlah warga terdampak kekeringan yang sebelumnya 7.412 jiwa atau 2.026 kepala keluarga (KK), kini menjadi 15.949 jiwa atau 7.277 KK. Jumlah ini meningkat dua kali lipat dari hasil pemetaan sebelumnya pada pada pekan lalu.

Radite menjelaskan bahwa BPBD Pacitan saat ini melakukan jangka pendek dengan melakukan penyaluran air. Kemudian jangka panjang bakal ada program pipanisasi.

"Kami melakukan penyaluran air setiap hari. Satu hari tidak hanya satu desa saja tetapi beberapa desa. Satu desa juga tidak hanya sepekan sekali. Tetapi dijadwalkan beberapa hari sekali," kata Radite.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kekeringan Hingga Oktober

BPBD Pacitan sendiri mempunyai empat kendaraan truk untuk penyaluran air.

“Kami punya empat kendaraan, dengan muatan yang berbeda. Asa 4.000 liter, 2.000 liter, 6.000 liter maupun 5.000 liter," katanya.

Radite mengatakan mungkin kekeringan di Pacitan akan panjang. Seperti prediksi BMKG, awal musim kekeringan pada bulan Mei sampai Agustus 2023 ini. Kemudian masuk puncak musim kemarau.

"Makanya September 2023 banyak yang semakin meminta pengiriman air bersih. Nanti Oktober 2023  kita masih mengalami kekeringan kalau prediksi BMKG," ucapnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.