Sukses

Cerita Orangtua Penari Gandrung Sewu di Banyuwangi, Perjuangan 2 Bulan Dibayar Lunas

Pasca dua tahun tidak digelar karena Pandemi Covid-19, Pemkab Banyuwangi kembali menggelar Festival Gandrung Sewu.

Liputan6.com, Banyuwangi - Pasca dua tahun tidak digelar karena Pandemi Covid-19, Pemkab Banyuwangi kembali menggelar Festival Gandrung Sewu. Festival ini diikuti oleh 1.248 penari, pementasan bertajuk tari kolosal mengangkat tema Sumunare Tlatah Blambangan ini berhasil menyita perhatian publik.

Baik wisatawan lokal maupun asing hadir rela berdesakan dan berpanas-panasan demi bisa menyaksikan pementasan para penari Gandrung yang berlangsung di Pantai Marina Boom, Banyuwangi, Sabtu (29/10/2022).

Dalam pementasan ini wisatawan benar-benar dibuat terpukau dengan apa yang ditampilkan oleh penari. Hal yang pantas, karena memang pementasan ini telah disiapkan secara matang.

Tak hanya wisatawan bahkan orang tua penari sampai dibuat takjub dengan penampilan putrinya. Hal itu disampaikan oleh Tri Wahyuningsih dan Agung, warga Dusun Curahjati, Desa Grajagan, Kecamatan Purwoharjo.

Mereka mengaku sempat meneteskan air mata saat melihat pementasan tersebut. Bangga karena putrinya bernama Shela Noviana (11) menjadi bagian dalam perhelatan yang menjadi perhatian dunia.

"Sangat deg-degan, syukur sekali sampai saya peluk, saya sampai nangis," kata Tri Wahyuningsih.

Dia mengaku untuk mencapai proses ini, putrinya melewati rintangan yang cukup panjang. Mulai dari seleksi hingga harus wira-wiri latihan. Di kecamatan setiap satu minggu sekali dan beberapa kali dilakukan di Banyuwangi kota.

Hal yang jelas cukup melelahkan, karena jarak tempuh Purwoharjo dengan Banyuwangi hampir 40 KM jauhnya. "Sempat mengeluh capek, tapi anaknya antusias sekali, jadi lelahnya seolah tidak dirasa dan tidak dipikirkan," ujarnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Merias Diri Mulai Subuh

Perjuangan bahkan masih harus dilakukan menjelang pementasan. Dimana waktu pementasan dilakukan sekitar pukul 14.30 WIB. Sedang penari sudah harus merias diri sejak pukul 05.00 WIB.

Di tengah menunggu waktu untuk tampil, jelas gerah, letih pun sudah dirasakan. Namun sekali lagi itu merupakan dari perjuangan.

Semua rasa itu terbayar lunas, dengan penampilan yang berhasil memukau setiap pasang mata wisatawan.

"Semua terbayar lunas, karena ini pengalaman pertama bagi anak kami tampil di acara sebesar ini. Saya rasa ini sangat bagus untuk mewadahi kreativitas dan potensi anak-anak yang ada di Banyuwangi," tandasnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.