Sukses

TPST Songgon Banyuwangi Mulai Dibangun November, Tampung 84 Ton Sampah per Hari

Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Reduce, Reuse, Recycle (TPST 3R), dengan kapasitas 84 ton per hari, di Kecamatan Songgon, bakal dimulai awal November tahun ini.

Liputan6.com, Banyuwangi - Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Reduce, Reuse, Recycle (TPST 3R) di Kecamatan Songgon Banyuwangi, bakal dimulai awal November tahun ini. TPST ini nantinya akan berkapasitas 84 ton per hari.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyatakan, pembangunan TPST ini bertujuan meningkatkan kualitas penanganan sampah di Songgon dan empat kecamatan lain di sekitarnya.

TPST ini merupakan pelaksanaan program Banyuwangi Hijau, sebagai upaya pengendalian sampah plastik dengan memilah sampah langsung dari rumah tangga.

Banyuwangi Hijau merupakan kelanjutan dari Project STOP (Stop Ocean Plastics) yang sukses dilaksanakan di Kecamatan Muncar sejak 2018 oleh NGO dunia PT. Systemiq Lestari Indonesia, yang didanai pemerintah Norwegia dan institusi bisnis Borealis dari Austria.

“Kami sudah bertemu dengan pihak Systemiq membahas berbagai hal terkait progres program Banyuwangi Hijau. Salah satunya disampaikan pembangunan TPST di Songgon akan dilakukan awal bulan depan. Kita berharap semuanya berjalan lancar dan bisa selesai sesuai target,” kata Ipuk Fiestiandani, Selasa (25/10/2022).

TPST ini dibangun di atas lahan seluas 1,5 hektar edi Desa Balak, Kecamatan Songgon, yang nantinya akan menjangkau 5 kecamatan sekaligus, yakni Songgon, Rogojampi, Sempu Genteng, dan Singojuruh.

TPTS ini didesain dengan kapasitas 84 ton per hari, atau diperkirakan mampu memproses sampah yang dihasilkan dari 54 ribu rumah per hari.

“Terkait desain bangunannya kami minta agar tetap mengadopsi kearifan lokal. Identitas budaya Banyuwangi jangan sampai ditinggalkan. Zaman boleh berkembang, namun kearifan dan peradaban Banyuwangi tidak boleh terpinggirkan,” tutur Ipuk.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Melibatkan Masyarakat Sekitar

Sementara Program Director for Project Banyuwangi Hijau Andre Kuncoroyekti menjelaskan bangunan TPST ini terdiri dari sejumlah bangunan utama. Meliputi area penimbangan, bongkar muat, pemilahan sampah, pengemasan dan pergudangan, penanganan residu, gudang kompos, serta area komposting. Juga ada beberapa bangunan pendukung seperti mushola, kantor, aula, loker, pengolahan air limbah, hingga lokasi parkir.

“Saat ini sudah dalam tahap pembersihan dan pematangan lahan. Pembangunan akan dilakukan dua tahap. Tahap pertama dimulai November ini dengan membuat areal pemilahan sampah non organik dan sebagain area kompos. Dua bangunan ini kita target selesai awal Februari 2023 sehingga proses penanganan sampah bisa segera dimulai,” kata Andre.

Berikutnya akan dilakukan pembangunan tahap kedua pada areal komposting dan banguan utama lainnya. Ditarget bisa rampung pada Agustus 2023.

“Desain bangunannya akan mengadopsi budaya lokal Banyuwangi. Misalnya, bentuk atap yang menyerupai rumah Suku Osing, penggunaan ornamen Gandrung dan batik Gajah Oling di pintu masuk maupun dinding bangunan,” ungkap Andre.

Andre juga menegaskan, pembangunan TPST ini akan melibatkan masyarakat sekitar. Mulai proses konstruksi hingga operasionalnya nanti.

“Selain itu disiapkan sarana prasarana penanganan sampahnya. Kami juga akan berikan pendampingan dan pelatihan kepada masyarakat. Di antaranya, sistem pengelolaan sampah, penyiapan penguatan kelembagaan, hingga kampanye perubahan perilaku,” jelas Andre.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.