Sukses

Surplus 4 Ribu Ton, Kenapa Minyak Goreng di Jatim Langka?

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengaku heran lantaran masih terjadi kelangkaan stok minyak goreng di Jatim.

Liputan6.com, Tuban - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengaku heran lantaran masih terjadi kelangkaan stok minyak goreng di Jatim, padahal produksi pabrik minyak goreng di Jatim surplus 4 ribu ton per bulan. 

Khofifah menambahkan produksi pabrik minyak goreng di Jatim mencapai 63 ribu ton per bulan. Kemudian kebutuhan masyarakat terhadap minyak goreng mencapai 59 ribu ton per bulan.

“Berarti kita masih surplus 4 ribu ton, saya ke pabrik dan pabriknya tidak mengurangi produksinya. Tapi saya ke toko kenapa banyak toko yang kosong,” keluh Khofifah usai peresmian Mal Pelayanan Publik (MPP) Tuban, Kamis (10/2/2022).

Khofifah menilai ada mata rantai distribusi minyak goreng yang terputus antara produsen dengan retail atau toko modern. Oleh karena itu, Pemprov Jatim telah mengkomunikasikan kondisi kelangkaan minyak goreng tersebut ke Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi.

“Saya bilang dari sisi produksi kita ini surplus seharusnya, kenapa di pasar retail modern banyak yang kosong. Bahkan ada yang seminggu kosong,” jelas Khofifah.

Mantan Menteri Sosial itu mengaku jika Mendag minta waktu seminggu untuk menyelesaikan kelangkaan minyak goreng di Jatim. Di antaranya, akan diturunkan minyak goreng curah yang di prioritaskan terhadap 26 pasar yang ada di Jatim berdasarkan sampling Badan Pusat Statistis (BPS).

"Pak Mendag menyampaikan, bu tolong saya kasih kesempatan seminggu, mungkin seminggu dari dua hari yang lalu. Nanti akan diturunkan minyak goreng curah. Saya akan minta minyak goreng curah yang akan diturunkan oleh pak Mendag itu prioritas di 26 pasar yang menjadi sampling BPS,” beber Khofifah.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ditimbun?

Ketika ditanya terkait indikasi adanya penimbunan minyak goreng, Khofifah enggan menanggapi persoalan tersebut. Alasannya, saat ini sedang proses monitoring terkait rantai distribusi minyak goreng hingga ke tingkat konsumen.

"Saya gak bilang begitu (penimbunan), tapi ini sedang proses monitoring rantai distribusinya,” tegasnya.

Sebatas diketahui, pemerintah telah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng per 1 Februari 2022. Satu liter minyak goreng curah dihargai RP 11.500. Minyak goreng kemasan sederhana seharga Rp 13.500 per liter dan minyak goreng kemasan premium sebesar Rp 14.000 per liter.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.