Sukses

Mahasiswa Unair Banyuwangi Bawa 5 Tuntutan Saat Demo di DPRD

Ratusan mahasiswa Unair Banyuwangi bersama berbagai mahasiswa dari perguruan tinggi di Banyuwangi melakukan aksi di depan Gedung DPRD Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Liputan6.com, Banyuwangi - Akhir-akhir ini, gelombang aksi yang dilakukan oleh mahasiswa menggema di berbagai wilayah di Indonesia. Aksi yang menuntut tentang berbagai kebijakan yang tidak prorakyat itu, disuarakan langsung oleh ribuan mahasiswa dari berbagai kampus, baik negeri maupun swasta. Tak terkecuali, mahasiswa PSDKU Universitas Airlangga (Unair) di Banyuwangi.

Ratusan mahasiswa Unair Banyuwangi bersama berbagai mahasiswa dari perguruan tinggi di Banyuwangi melakukan aksi di depan Gedung DPRD Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Dalam aksi itu, ada lima tuntutan utama untuk mencapai keadlian yang dibutuhkan oleh masyarakat. 

Koordinator lapangan, Nouval Witartono mengatakan, di antara tuntutan yang diinginkan oleh mahasiswa seperti meminta presiden menerbitkan PERPU terkait Undang-Undang (UU) yang melemahkan KPK. Selain itu, meminta pihak eksekutif dan legislatif segera membuat Undang-Undang baru yang tidak pro-Koruptor.

"Kami juga mendukung segala bentuk judical review terhadap Undang-Undang KPK yang telah disahkan, mengimbau pihak eksekutif dan legislatif untuk melibatkan pihak-pihak akademisi seperti dosen, mahasiswa, tokoh agama dalam membuat peraturan Perundangan-Undangan," ungkap mahasiswa Akuntansi UNAIR Banyuwangi itu, Rabu (25/9/2019). 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Tidak hanya itu, mahasiswa yang akrab disapa Nouval itu juga menegaskan, tuntutan selanjutnya adalah mendesak jajaran DPRD Kabupaten Banyuwangi untuk menolak UU Nomor 30 tahun 2002 tentang KPK secara lisan dan tertulis. 

Usai melakukan orasi di depan Gedung DPRD Banyuwangi, lanjutnya, massa diberi kesempatan untuk memasuki gedung dan beberapa perwakilan berdialog secara langsung dengan anggota dewan untuk mengajukan tuntutan dari gerakan aksi tersebut. 

"Dari hasil diskusi  dicapailah janji dari perwakilan jajaran pemimpin DPRD Banyuwangi bahwa akan menyampaikan suara secara tertulis ke lembaga vertikal di pusat dengan dibuktikan tanda tangan di atas materai yang disaksikan oleh semua masa yang hadir," ungkapnya.

Setelah tuntutan dari mahasiswa di dengar dan telah disepakati oleh dewan, aksi yang berlangsung secara tertib, aman, damai, dan teratur itu ditutup dengan membubuhkan tanda tangan bersama para anggota DPRD Banyuwangi di atas kain putih sebagai bukti bahwa para anggota dewan telah melihat, mendengar, dan hadir dalam orasi itu. 

"Usai kegiatan aksi tersebut, ratusan mahasiswa Unair Banyuwangi bersama berbagai mahasiswa dari perguruan tinggi setempat kembali ke kampus masing-masing untuk melangkan kegiatan kuliah seperti biasa," pungkasnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.