Sukses

Hari Musik Nasional, Gen Z Perlu Tahu 10 Daerah Indonesia Ini Jadi Judul Lagu: Yogyakarta Hingga Kuta Bali

Merayakan Hari Musik Nasional yang jatuh pada 9 Maret 2024, berikut 10 daerah di Indonesia yang diabadikan sebagai judul lagu dari Jogja hingga Kuta Bali.

Liputan6.com, Jakarta Masyarakat Indonesia memperingati Hari Musik Nasional pada hari ini, Kamis (9/3/2024). Merayakan Hari Musik Nasional 2024, kami ajak Gen Z menapaki kemajuan dan keragaman industri musik dari aransemen hingga lirik yang menggugah selera para penikmat seni.

Menoleh ke belakang, ada sejumlah nama daerah Indonesia yang diabadikan dalam judul lagu. Bahkan, lagu-lagu tersebut jadi hit besar di hati pencinta musik Tanah Air. Sebut saja Yogyakarta milik KLa Project yang meledak di awal dekade 1990-an.

Atau, romantisme Kuta Bali ala singer-song writer Andre Hehanussa yang membuat kita jatuh rindu pada Pulau Dewata. Lewat lagu-lagu ini pula, kita menyadari betapa indah nan mengagumkan Indonesia tercinta.

Laporan khas Showbiz Liputan6.com kali ini menghimpun 10 daerah Indonesia yang jadi judul lagu. Apakah Gen Z punya kenangan indah di salah satu dari 10 daerah berikut? Selamat Hari Musik Nasional 2024, yuk hindari pembajakan kaya seni khususnya musik!

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 11 halaman

1. Kembali ke Djakarta (Koes Plus)

Babak baru dalam sejarah karier band legendaris Koes Plus salah satunya terjadi pada 1969 lewat album Dheg-dheg Plas yang terjual 1,8 jutaan kaset di eranya. Sebuah kesuksesan yang dicatat sejarah dengan tintas emas. Di album momumental ini ada hit “Kembali Ke Djakarta.”

Samar-samar tampak fenomena urbanisasi dalam sepenggal lirik yang terus diulang: Ke Djakarta aku kan kembali, walau pun apa yang kan terjadi. Ada jutaan orang daerah yang mengadu nasib dan merenda kisah sukses di Jakarta.“Kembali ke Djakarta” adalah sebuah pengingat.

3 dari 11 halaman

2. Bandung (Mocca)

Mocca menggambarkan ibu kota Jawa Barat sebagai kota kecil yang “dikepung” perbukitan dengan cuaca sejuk. Setiap sudutnya punya cerita termasuk untuk mereka yang melancong ke sana. Bandung, disebut Mocca sebagai kota yang friendly alias ramah bersahabat.

Dalam bahasa Inggris, Aruna dan Ricky Prayitno membingkai Kota Kembang dalam untaian lirik lugas yang disepakati banyak orang:

Friendly Bandung city holds the past of ancient glories and a thrilling future mystery

Welcome to flower city, my lovely city

My friendly city, my beloved city...

 

4 dari 11 halaman

3. Yogyakarta (KLa Project)

Berbasis budaya dan kesederhanaan, Yogyakarta akan selalu jadi kota yang dirindukan banyak orang. KLa Project menggambarkan suasana Kota Gudeg yang bersahaja dalam lirik: Ramai kaki lima, menjajakan sajian khas berselera. Orang duduk bersila...

Perkara di sana Anda jatuh cinta atau patah hati, itu urusan nanti. Dalam versi KLa Project, Yogyakarta menjadi tempat perayaan kehilangan yang mewujud dalam refrein ikonis: Walau kini kau telah tiada dan tak kan kembali, namun kotamu hadirkan senyummu abadi.

 

5 dari 11 halaman

4. Bengawan Solo (Gesang)

Usia lagu ini lebih tua dari kemerdekaan Indonesia. “Bengawan Solo” ditulis pada 1940, saat musisi Gesang Martohartono yang kini digelari Maestro Musik Keroncong berusia 23 tahun. Kala itu, ia berada di tepi sungai terpanjang di Tanah Jawa lalu terpesona oleh keindahannya.

Menembus ruang dan waktu, “Bengawan Solo” telah diterjemahkan ke dalam belasan bahasa termasuk Inggris, Rusia, dan Jepang. Generasi muda mengingat kebesaran Gesang lewat lirik: Mata airmu dari Solo, terkurung gunung seribu, air mengalir sampai jauh akhirnya ke laut...

 

6 dari 11 halaman

5. Semarang (Powerslaves)

Terbentuk di Semarang pada 1991, Powerslaves yang mengusung musik blus dan rock and roll membuat penghormatan kepada kota kelahiran lewat “Semarang” dalam album rilisan tahun 2001. Inti lagu ini rindu pada kampung halaman dan titik ikonisnya, yakni Simpang Lima.

Kerinduan ini tergambar di lirik awal: Ada sejuta kenangan, ada sejuta harapan terbuaiku di Simpang Lima. Puncaknya di bagian: Semarang, kudatang lepaskan rindu terdalam. Oh hangatnya hujan air mata basah, membasahi hatiku. Ada yang lagi kangen Semarang?

 

7 dari 11 halaman

6. Surabaya (Dara Puspita)

Surabaya sebagai Kota Pahlawan tak hanya dicatat sejarah, tapi juga lagu yang dipopulerkan Dara Puspita. Band ini diperkuat Titiek Adji Rachman, Lies Soetisnowati, Titiek Hamzah, dan Susy Nander. Lagu “Surabaja” yang legendaris ada di album Jang Pertama (1996).

Tak perlu berorasi panjang lebar soal perjuangan masyarakat Surabaya bersama Bung Tomo di garis depan. “Surabaja” dengan anggun menoreh daya juang meraih kemerdekaan dalam lirik simpel: Surabaya, di tahun empat lima, kami berjuang, kami berjuang bertaruh nyawa...

 

8 dari 11 halaman

7. Kalimantan (Chrisye)

Album Chrisye yang dirilis Musica Studios pada 1997 memfiturkan sejumlah hit dari “Kala Cinta Menggoda” hingga “Untukku” karya Yovie Widianto. Yang juga mencuri perhatian lantaran liriknya puitis adalah “Kalimantan.”

“Kalimantan” yang ditulis Guruh Soekarnoputra adalah pencarian pasangan jiwa lewat sajak dengan rima ditata sedemikian rupa:

Sungai Mahakam terbentang

Bagai membelah dunia

Berkayuh ku ke seberang

Mencari dambaan jiwa...

9 dari 11 halaman

8. Kuta Bali (Andre Hehanussa)

“Kuta Bali” menjadi ujung tombak album debut Andre Hehanussa yang dirilis pada 1995 di bawah bendera Warna Musik. Dalam tiga bait, sang musisi menggambarkan dengan rasa yang dalam bagaimana menyemai cinta di amparan pasir putih bebas dari kesan vulgar.

Berdua. Memeluk erat tubuh yang tercinta. Menikmati surya tenggelam sebelum rembulan bertakhta di singgasana cakrawala malam. Begini:

Semua berlalu dibalik khayalku,

Kenangan yang indah berdua denganmu.

Di Kuta Bali, kau peluk erat tubuhku.

Di Kuta Bali, cinta kita...

 

10 dari 11 halaman

9. Teluk Bayur (Ernie Djohan)

Digelari pelopor penyanyi cilik karena eksis bernyanyi sejak era klasik, Ernie Djohan melahirkan album Teluk Bajur bersama perusahaan rekaman Remaco, pada 1967. Karya musisi Zaenal Arifin ini menakik cinta dua insan muda yang berpisah di pelabuhan Teluk Bayur, Sumatra Barat.

“Selamat tinggal Teluk Bayur permai, daku pergi jauh ke negri sebrang. Ku kan mencari ilmu di negri orang, bekal hidup kelak di hari tua,” lantun Ernie Djohan. Teluk Bajur ada di posisi ke-132 daftar 150 album Indonesia Terbaik Sepanjang Masa versi majalah musik nasional.

 

11 dari 11 halaman

10. Banda Naira (Rita Effendy)

Jauh sebelum diabadikan dalam uang kertas pecahan 1.000, keindahan Banda Neira dilanggengkan lewat lagu karya tiga pendekar musik nomor wahid, yakni Dwiki Dharmawan, Adjie Soetama, dan Sekar Ayu Asmara. Nomor ini direkam Rita Effendy sebagai pembuka album Telah Terbiasa.

Jika Anda pernah pelesir ke Banda Neira lalu rindu ingin balik ke sana, coba dengarkan lirik lagu ini sambil memejam: Masih jelas terbayang pulau penuh kenangan, bentangan layarku terlena di pantaimu, Banda Neira...

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini