Sukses

Resensi Film Nitram: Napak Tilas Pembantaian di Port Arthur 1996, Akting Caleb Landry Jones Bersinar Terang

Nitram yang berjaya di Festival Film Cannes 2021 didasari kisah nyata pembantaian di Port Arthur, Australia, pada 1996. Berikut resensi film Nitram.

Liputan6.com, Jakarta Bukan rahasia lagi setiap negara punya fase kelam tak terkecuali Australia. Salah satu yang mengguncang dunia, pembantaian di Port Arthur pada 28 dan 29 April 1996 yang diangkat dalam film Nitram.

Penembakan massal ini menewaskan 35 orang dan melukai puluhan lainnya. Pelakunya, Martin Bryant, dijatuhi 35 hukuman seumur hidup tanpa peluang pembebasan bersyarat. Martin jika dibalik menjadi Nitram.

Kisahnya diangkat sineas Justin Kurzel dengan Caleb Landry Jones sebagai pemeran utama. Berikut review film Nitram, yang bisa Anda saksikan lewat platform streaming KlikFilm mulai bulan ini.

 

Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

Tak Belajar dari Kesalahan

Nitram kecil pernah dilarikan ke rumah sakit akibat insiden petasan yang membahayakan banyak nyawa. Ogah belajar dari kesalahan, lewat rekaman video, ia mengaku akan tetap bermain petasan. Kebiasan ini terbawa hingga Nitram (Caleb Landry Joneas) dewasa.

Saat jam makan siang, ia mengajak anak-anak sekolah main petasan hingga bikin seorang guru berang. Ayah Nitram (Anthony LaPaglia) minta maaf. Bukannya menyadari kesalahan, Nitram ngamuk. Ia menendangi mobil ayahnya dan menyalakan klakson sekencang-kencangnya.

Nitram lalu buka usaha pemotongan rumput. Suatu hari, Helen (Essie Davis) mengizinkan Nitram memotong rumput dan memberinya kepercayaan memelihara sejumlah anjing. Keduanya jatuh cinta. Helen membelikan Nitram mobil Volvo dan mengajaknya ke Hollywood via jalur darat.

Dalam perjalanan, Nitram mengganggu Helen yang sedang menyetir. Mobil keduanya terpelanting. Helen tewas. Ibunda Nitram (Judy Davis) sampai tak habis pikir. Masalah mencapai klimaks ketika Nitram nekat beli sejumlah senjata dengan uang Helen.

3 dari 7 halaman

Performa Apik Judy Davis

Yang patut disadari, ini film tentang orang dengan gangguan mental. Jadi, jangan harap Nitram yang sebenarnya ganteng ini bisa menarik simpati Anda. Ia seperti pitik trondol diumbar neng pedharingan (ayam buruk rupa yang dibiarkan makan di amparan beras berkualitas).

Bukannya berterima kasih atas kebaikan yang melingkungi, ia malah jadi oportunis sejati. Ibunya bersikap keras bukan tanpa alasan. Sang ibu sebenarnya juga butuh bantuan psikiater namun menolak.

Ia perlu menerima fakta bahwa anaknya “spesial,” suaminya tak punya karier mapan, sejumlah pinjaman yang mesti dipertanggungjawabkan, dan setumpuk masalah lain. Kehadiran Helen tak serta merta menyelesaikan masalah.

4 dari 7 halaman

Tampak Depresif

Intinya, Nitram adalah gambaran orang-orang bermasalah yang tak tahu harus berbuat apa lalu mencari solusi. Ndilalah, solusinya memantik masalah baru. Dari menit awal, Nitram tampak depresif. Makin kelam karena pewarnaan film ini didominasi earthy tone.

Di tengah rentetan konflik yang “berkabut,” akting para pemain bersinar. Caleb Landry Jones juaranya. Rambut acak-acakan, gondrong, dengan visual yang mencerminkan betapa baunya orang ini. 

Caleb dengan jeli mempresentasikan bahwa kelabilan itu dipicu kegagalan mengenali diri sendiri. Ia berkaca dan gagal paham wajah siapa yang tampak di cermin. 

 

5 dari 7 halaman

Hidupnya Sekelam Itu

Maka jangan gondok jika Caleb mengeksekusi karakter ini dengan asal berbuat, tak berpikir panjang, apalagi mempertimbangkan akibatnya. Hidupnya sekelam itu.

Fokus sineas Justin Kurzel bukan membeberkan seberapa parah pembantaian yang terjadi di Port Arthur. Melainkan, bagaimana monster berupa manusia ini terbentuk, dengan premis sederhana, bahwa akibat dipicu sebab.

Yang terjadi di sepanjang film yakni kegagalan anak mengenal diri sendiri. Ketidakberdayaan ayah memimpin keluarga. Dan keputusasaan ibu mendidik satu-satunya buah hati. Caleb yang diganjar Best Actor di Festival Film Cannes tak bersinar sendirian di film ini. 

 

 

6 dari 7 halaman

Masalah Menggunung

Judy Davis dalam sebuah dialog menggambarkan kebingungan tokoh yang diperankannya, antara mensyukuri anak atau sebaliknya mengutukinya. Ia tampak lebih keriput di film ini. Tampak jelas masalah yang menggunung dari air mukanya.

Anthony LaPaglia sukses menarik simpati penonton, khususnya di babak akhir film. Essie Davis juga bukan sekadar tempelan. Kali pertama muncul, aroma kesepian segera mencuat.

 

7 dari 7 halaman

Studi Kasus

Bagi Anda yang sedang bad mood, Nitram yang depresif bisa jadi bukan tontonan pas. Hampir dapat dipastikan Nitram malah akan memperburuk suasana hati Anda. Namun, jika sedang senggang dan berniat belajar tentang perilaku manusia, Nitram adalah studi kasus mendekati ideal.

Sebuah tragedi telah terjadi. Sebuah pemerintahan telah memformat ulang kebijakan kepemilikan senjata gara-gara tragedi ini. Sebuah pelajaran tentang fungsi anggota keluarga dipetik penonton. Nitram dapat Anda saksikan secara legal via KlikFilm.

 

Pemain: Caleb Landry Jones, Judy Davis, Essie Davis, Anthony LaPaglia, Rick James, Phoebe Taylor

Produser: Nick Batzias, Virginia Whitwell, Justin Kurzel, Shaun Grant

Sutradara: Justin Kurzel

Penulis: Shaun Grant

Produksi: Good Thing Productions, Wild Bunch International, Melbourne International

Durasi: 112 menit

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.