Sukses

Durasi Hampir 3 Jam, The Batman Bakal Jadi Film Sedih

Robert Pattinson membeberkan satu hal menarik dari film The Batman yang patut diantisipasi para penggemar Batman.

Liputan6.com, Jakarta - The Batman kini telah sukses mengundang rasa penasaran sebagian besar penggemar superhero DC. Melalui trailernya, film yang diumumkan bakal berdurasi hampir 3 jam ini, memiliki banyak adegan menarik yang sayang bila dilewatkan.

Salah satunya juga tercermin dari akting nyeleneh Robert Pattinson yang sedikit keluar dari pakem Bruce Wayne dan Batman sebelumnya. Ditambah lagi, teror dari penjahat utamanya sukses menimbulkan suasana seram bak film horor.

Namun begitu, belum lama ini Robert Pattinson membeberkan satu hal menarik yang patut diantisipasi para penggemar Batman. Ia menyebut bahwa film The Batman nantinya akan menjadi kisah sedih si manusia kelelawar.

 

Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Beda dari Batman Sebelumnya

Dalam sesi wawancara dengan GQ, Robert Pattinson sempat mengakui bahwa dirinya sudah menonton potongan kasar film The Batman yang berbeda dari Batman-Batman yang lain.

"Saya menonton potongan kasar film itu sendiri. Dan adegan pertama sangat menggelegar ketimbang film Batman lainnya, lajunya benar-benar berbeda," terang Robert kepada GQ, melansir hollywoodreporter.com.

 

3 dari 5 halaman

Bergaya Detektif Noir

Disampaikan kemudian oleh Robert bahwa nuansa The Batman benar-benar mirip dengan cerita detektif noir era 1970-an seperti yang diinginkan sutradara, Matt Reeves.

Namun begitu, Robert mengakui bahwa Bruce Wayne dan Batman versinya akan menimbulkan kesan orang aneh. Bahkan Robert menyebut Bruce versinya seperti sosok yang kecanduan narkoba.

 

4 dari 5 halaman

Film Sedih

Robert pun membeberkan bahwa The Batman adalah film sedih ketika ia membahas adegan Alfred, pelayan Bruce, yang berpikir seolah majikannya sudah menodai warisan ayah dan ibu Bruce dengan menjelma sebagai Batman. Dari situlah Robert menjelaskan bahwa ini adalah film sedih.

"Dan Bruce berkata: 'Ini adalah warisan keluargaku. Jika aku tidak melakukan ini, maka tidak ada yang lain untukku,'" ujar Robert yang mengaku berimprovisasi dengan dialog tersebut agar ia bisa membuatnya terasa lebih sedih.

"Seperti, ini film sedih. Ini seperti tentang dia yang mencoba menemukan beberapa elemen harapan, dalam dirinya sendiri, dan bukan hanya kotanya. Biasanya, Bruce tidak pernah mempertanyakan kemampuannya sendiri. Dia mempertanyakan kemampuan kota untuk berubah," lanjut Robert.

 

5 dari 5 halaman

Tak Angkat Kematian Orangtua Batman

Meskipun sedih, film The Batman tak akan menampilkan adegan tewasnya orangtua Bruce Wayne sewaktu ia masih kecil, jauh sebelum menjadi Batman.

Dihilangkannya adegan kematian orangtua Batman tersebut ditegaskan oleh sang sutradara, Matt Reeves. Menurutnya, ia tak mau lagi melakukan pengulangan adegan yang beberapa kali digambarkan dalam komik, serial animasi, film, hingga serial televisi.

"Kita sudah sering meihat ini. Adegan ini sudah terlalu banyak dilakukan. Saya tahu kita tak bisa melakukan itu, ujar Matt Reeves," melansir dari heroichollywood.com.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.