Sukses

Joko Anwar Jadi Narator Cerita Suara Jakarta Jelang Perilisan Film Terbarunya

Joko Anwar tengah berkontribusi dalam pembuatan cerita suara atau yang lebih populer dikenal dengan sandiwara radio.

Liputan6.com, Jakarta - Sutradara Joko Anwar selama ini dikenal merilis film-film yang menuai banyak pujian oleh para pecinta film layar lebar. Termasuk Perempuan Tanah Jahanam yang menyabet Piala Citra 2020.

Di tengah kesibukannya membuat film terbaru, kali ini Joko Anwar berkontribusi dalam pembuatan cerita suara atau yang lebih populer dikenal dengan sandiwara radio.

Sandiwara radio populer di tahun 1990-an akan dihidupkan melalui sebuah aplikasi dalam kemasan baru bernama cerita suara. Ada beberapa judul cerita suara yang populer, salah satunya adalah Bulu Kuduk.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Jadi Narator

Januari 2021 ini kembali dirilis season baru dari Bulu Kuduk dan kini telah memasuki episode 2. Dalam cerita suara ini, Joko Anwar berperan sebagai narator.

 

3 dari 6 halaman

Besar dengan Sandiwara Radio

Ia pun mengatakan, "Saya besar dengan mendengarkan sandiwara radio, dengan adanya cerita suara bulu kuduk ini betul-betul membuat imajinasi pendengarnya berkibar."

"Buat anda yang ingin mengembangkan imajinasi mendengarkan cerita yang menarik, jangan lupa dengarkan cerita suara bulu kuduk season 2 di Radio+,” lanjutnya.

 

4 dari 6 halaman

Punya Banyak Pendengar

Leli Kamal selaku VP Operation Roov mengatakan, “Masih dalam campaign Home Of Horror, kali ini dirilis season baru dari Cerita Suara Bulu Kuduk yang sudah mendapat banyak pendengar."

"Yang berbeda di season ke 2 ini Bulu Kuduk bekerja sama dengan sutradara terkenal sebagai narator yaitu Joko Anwar. Penasaran seperti apa Joko Anwar menghidupkan cerita suara Bulu Kuduk ini ? langsung saja cek di Radio+,“ ia melanjutkan.

 

5 dari 6 halaman

Semakin Menegangkan

Pada season 2 ini kisah Bulu Kuduk semakin menegangkan dikarenakan semakin banyak kejadian-kejadian aneh yang terjadi pada Kintan dan juga teman-temanya.

Setahun sudah berlalu, Kintan dan Sarah tidak disarankan untuk menggunakan kekuatannya oleh ibu Sintia, dikhawatirkan kekuatan Kintan dan Sarah yang belum sempurna justru membahayakan nyawa mereka.

Sampai akhirnya mereka harus berpisah untuk sementara waktu.

Akhirnya kekacauan dunia memuncak, kejadian tak lazim pun banyak terjadi.

Terdengar desas-desus bahwa ada jenazah yang hilang dari kamar mayat, dan bukan hanya 1 mayat melainkan 5 mayat setelah beberapa hari berlangsung. Setelah jenazah yang menghilang, ada lagi keanehan baru dimana seorang bayi baru lahir tapi tidak menangis.

Ada keanehan saat jenazah yang menghilang dan Kintan meyakini bahwa ini semua ada campur tangan gaib, walau rumah sakit memberikan keterangan yang tidak masuk akal sedangkan pada kejadian bayi yang lahir tidak menangis.

Ada seorang perempuan berbaju putih yang selalu menyanyikan nina bobo sambil menggendong salah satu bayi dari ibu yang baru melahirkan, Kintan yang mencoba menyelidiki siapa wanita tersebut dan mau apa sosok perempuan tersebut dengan bayi dari Ibu Soraya?

Ternyata wanita itu adalah Ajeng yang merupakan teman Kintan di rumah sakit, namun Kintan masih heran mengapa wajah sosok itu adalah wajah Ajeng.

 

6 dari 6 halaman

Pesan Joko Anwar

Joko Anwar selaku narator dalam Bulu Kuduk Season 2 ini berpesan untuk masyarakat yang belum mendengarkan Cerita Suara Bulu Kuduk dari awal.

“Di cerita suara bulu kuduk season 2 ada saya, tapi jangan lupa dengerin juga bulu kuduk season 1 di radio+ untuk mengetahui kisah Kintan dan teman-temannya sebelum mendapatkan kekuatan indera keenamnya,” katanya.

Ikuti terus perjalanan Kintan dengan kemampuan indra keenamnya dan dengarkan kisah selengkapnya hanya di Cerita Suara Original Bulu Kuduk Season 2 featuring Joko Anwar di RCTI+.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.