Sukses

Lady Antebellum Ganti Nama, Julukan Lama Berkaitan dengan Perbudakan

Perubahan nama Lady Antebellum berkaitan dengan gerakan Black Lives Matter yang kini tengah menggelora di Amerika Serikat.

Liputan6.com, Los Angeles - Grup musik country Lady Antebellum mengumumkan perubahan nama mereka menjadi Lady A. Hal ini diumumkan lewat Instagram dan Twitter resmi mereka, Jumat (12/6/2020).

Rupanya, perubahan nama Lady Antebellum berkaitan dengan gerakan Black Lives Matter yang kini tengah menggelora di Amerika Serikat.

"Sebagai band, kami ingin musik kami menjadi tempat berlindung...yang merangkul semua. Selama beberapa minggu terakhir kami telah menyaksikan dan mendengar secara lebih dalam dari sebelumnya, dan hati kami bergolak dengan keyakinan, mata kami terbuka tentang ketidakadilan, ketidaksetaraan dan bias yang dihadapi pria dan wanita kulit Hitam setiap hari," begitu kalimat pembuka di akun Instagram Lady Antebellum.

Trio ini kemudian menyadari satu hal yang salah tentang nama band mereka.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Lady A

"Setelah banyak renungan pribadi, diskusi band, doa, dan percakapan jujur bersama rekan dan kolega kami yang berkulit Hitam, kami memutuskan meninggalkan kata 'antebellum' dari nama kami dan memakai nama Lady A, panggilan yang diberikan penggemar kami sejak awal," begitu pernyataan bersama Hillary Scott, Dave Haywood, dan Charles Kelley.

 

3 dari 5 halaman

Antebellum

Diwartakan oleh Fox News, Antebellum bermakna "sebelum perang". Di Amerika Serikat, istilah ini kerap diasosiasikan dengan masa sebelum Perang Sipil, saat perbudakan masih terjadi di negara tersebut.

 

4 dari 5 halaman

Dari Rumah

Para personel Lady A menyebutkan bahwa 14 tahun lalu, kata antebellum disematkan dalam nama mereka sejak sesi pemotretan band pertama. Kala itu mereka melihat rumah bergaya antebellum, dan merasa kata itu cocok menggambarkan musik dari Selatan yang menginspirasi mereka.

"Tapi kami dengan malu dan menyesal mengakui bahwa kami tak mempertimbangkan asosiasi kata ini yang menunjuk kepada sejarah sebelum Perang Sipil, termasuk perbudakan."

 

5 dari 5 halaman

Minta Maaf

Karena itu, pelantun "Need You Now" ini meminta maaf kepada pihak yang tersakiti oleh mereka.

"Kami tidak berniat untuk menimbulkan rasa sakit, tapi hal ini tak mengubah bahwa faktanya, bahwa ini yang terjadi. Jadi kami berbicara dan membuat perubahan," tutur trio ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.