Sukses

Screenplay Bumilangit Bergabung dengan Asosiasi Perusahaan Film Indonesia

Rumah produksi ternama Screenplay Bumilangit bergabung dengan Asosiasi Perusahaan Film Indonesia (APFI).

Liputan6.com, Jakarta - Rumah produksi ternama Screenplay Bumilangit bergabung dengan Asosiasi Perusahaan Film Indonesia (APFI).

Tak hanya Screenplay Bumilangit, dua rumah produksi lain, yakni Hitmaker Studios dan Visinema Pictures ikut bergabung dalam organisasi tersebut.

Ketiganya ikut serta dalam kongres APFI ke-2 yang diadakan di Jakarta, Sabtu (7/12/2019). Bergabungnya tiga rumah produksi ini memperkuat jaringan APFI yang berdiri sejak 2015. Sebelumnya, ada tujuh rumah produksi film yang telah memperkuat APFI.

Ketujuh rumah produksi atau perusahaan film yang lebih dulu bergabung dengan APFI yakni Starvision Plus, Maxima Pictures, Mahaka Pictures (Erick Tohir dan Celerina Judisari), Falcon Pictures (HB Naveen), Rapi Films (Gope Samtani), Soraya Intercine Film (Ram Soraya), Mizan Pictures (Putut Widjanarko), serta Dede Yusuf sebagai Anggota Kehormatan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Tuan Rumah

Ketua APFI Chand Parwez Servia menjelaskan, APFI berkomitmen menghadirkan film-film berkualitas, menghibur, mendidik, serta membawa pesan moral kepada pencinta film Indonesia.

"Dalam empat tahun terakhir ini, film Indonesia terbukti bisa bangkit dan menjadi tuan rumah di negaranya sendiri," beri tahu Chand Parwez Servia.

3 dari 6 halaman

Jaga Momentum

Hal itu terbukti dari banyaknya judul film Indonesia yang meraih jutaan penonton mengalahkan produk impor yang dipayungi studio raksasa Hollywood. "Sudah terbukti bahwa kita bisa, karenanya mari terus jaga momentum ini," tegas produser film Dua Garis Biru.

Parwez menambahkan perusahaan film seperti Hitmaker Studios, Visinema Pictures, dan Screeenplay Bumilangit telah punya rekam jejak nyata di tangga box office Indonesia.

4 dari 6 halaman

Hitmaker Studios

Hitmaker Studios didirikan pada 2012 oleh Rocky Soraya. Rocky Soraya memecahkan rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia sebagai sineas pertama di Indonesia yang menembus angka di atas satu juta penonton lewat empat film bergenre horor.

Keempat film horor laris itu yakni The Doll 2, Mata Batin, Sabrina, dan yang paling meledak, Suzzanna: Bernapas Dalam Kubur. Film yang dibintangi Luna Maya ini meneror 3,3 juta penonton lebih.

5 dari 6 halaman

Visinema Pictures

Visinema Pictures didirikan sineas Angga Dwimas Sasongko pada 2008. Perusahan film ini menyita perhatian publik lewat film Cahaya Dari Timur: Beta Maluku (2010) yang meraih Piala Citra Film Terbaik. Film ini pula yang mengantar Chicco Jerikho meraih Piala Citra Pemeran Utama Pria Terbaik.

Di tangga box office, Visinema Pictures menempatkan Keluarga Cemara (Yandy Laurens, 2019). Film ini ditonton 1,7 juta orang dan membawa pulang dua Piala Citra FFI 2019 untuk Pencipta Lagu Tema Terbaik dan Penulis Skenario Adaptasi Terbaik.

6 dari 6 halaman

Screenplay Bumilangit

Screenplay Bumilangit berdiri sejak tahun 2003. Dipimpin oleh Bismarka Kurniawan dan Wicky V. Olindo, rumah produksi ini melahirkan sejumlah karakter film dan komik yang lebih dikenal dengan Jagat Sinema Bumilangit.

Jagat sinema ini dibuka dengan Gundala yang menyerap 1,69 juta penonton. Selain sukses di tangga box office, Gundala membawa pulang 3 Piala Citra untuk Penata Suara Terbaik, Efek Visual Terbaik, dan Pengarah Sinematografi Terbaik. Screenplay Bumilangit kini tengah menyiapkan film Sri Asih yang dibintangi Pevita Pearce.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini