Sukses

Danur 3 Sunyaruri, Terpikat Rasa Takut dan Sinematografi yang Dirajut  

Danur 3 Sunyaruri adalah sekuel yang memang harus dibuat. Posisinya penting, beralasan, tak sekadar mengulang sukses.

Liputan6.com, Jakarta Danur 3 Sunyaruri menyalahi “pakem” dengan tayang di bulan September. Dua jilid pendahulunya, Danur I Can See Ghosts dan Danur 2 Maddah tayang Maret alias Bulan Film Nasional.

Terbukti, Danur jadi kado manis bagi industri film Tanah Air. Danur I Can See Ghosts meraup 2,7 juta penonton dan Danur 2: Maddah meneror 2,5 juta penonton lebih. Danur 3 Sunyaruri tampaknya mengikuti jejak sukses pendahulunya. Pada hari pertama penayangan, film ini mendapat layar ganda di sejumlah bioskop dan meraih 251.157 penonton.

 

Danur 3 Sunyaruri melanjutkan kisah Risa (Prilly) bersama adiknya, Riri (Sandrinna) yang kini tinggal di Kota Kembang. Setelah melewati rentetan teror, Risa membuka hati. Ia menjalin cinta dengan Dimas (Rizky), penyiar Radio Arban FM Bandung.

Di radio, Dimas berteman dengan Clara (Steffi), Raina (Syifa), Anton (Umay), dan Erick (Chicco). Suatu hari, Clara, Raina, Anton, dan Erick menyiapkan kejutan ulang tahun untuk Dimas di rumah Risa. Kejutan berjalan mulus namun sebuah insiden terjadi. Usai pesta, Dimas yang tengah membersihkan rumah Risa cedera.

Gelas-gelas di nampan pecah, melukai tangan Dimas. Risa curiga, ini ulah Hans (Alessandro Rizky G.), Peter (Yassien Omar), Janshen (Daood), Hendrick (Matt White), dan William (Jason Lionel). 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Menutup Mata Batin

Sejak mengenal Dimas, hubungan Risa dengan William, Peter, Janshen, Hendrick, dan Hans merenggang. Dalam emosinya, Risa menutup gerbang dialog dengan kelima hantu cilik itu.

Mata batin Risa ditutup, sementara hujan deras tak henti-hentinya mengguyur rumahnya. Ini hujan tak biasa mengingat hanya membasahi kediaman Risa. Sekolah Riri, studio Radio Arban, dan rumah-rumah lain kering kerontang.

Danur 3 Sunyaruri mengantar penonton ke babak baru kehidupan Risa Saraswati. Di I Can See Ghosts, Risa untuk kali pertama mengenal dan beradaptasi dengan dunia lain.

Dalam Maddah, Risa menyadari bakat berkomunikasi dengan makhluk gaib bisa menjadi karunia untuk menolong sesama. Di Sunyaruri, cinta menguji pertemanan Risa dengan para hantu cilik. Artinya, Sunyaruri memang sekuel yang harus dibuat. Posisinya penting, beralasan, tak sekadar mengulang sukses.

 

3 dari 4 halaman

Visual Apik

Akting Prilly Latuconsina lebih berkembang jika dibandingkan dengan dua jilid sebelumnya. Aura jatuh cinta dan kegelisahan akibat dilema tergambar jelas via gestur dan tatap matanya. Lalu kita melihat bagaimana teror menyerang fisik khususnya mata Risa. Rasa takut yang semula datang dari satu arah (yakni makhluk halus yang belum jelas motivasinya di pertengahan film) berubah jadi dua. Pasalnya transformasi mata Prilly memantik kengerian tersendiri. Ia tampak total.

Di sisi lain, Dimas di tangan Rizky Nazar adalah perihal karisma dan kenyamanan. Dari caranya memperlakukan pasangan hingga senyuman membuat kita paham mengapa Risa jatuh cinta.

Yang khas dari horor Awi Suryadi, gambar-gambar yang terbingkai indah. Beberapa di antaranya tampak puitis. Sejak Sunyi dan Asih, Awi Suryadi makin ciamik menembak gambar. Ini kentara di adegan Risa duduk di atas batu, menulis naskah, dengan latar bukit berselimut kabut tipis menyerupai asap.

Atau tengok shot Risa berkomunikasi dengan seorang perempuan di bukit itu. Wajah perempuan ini ditampilkan closeup. Memungkinkan kita melihat detail makeup maupun pori-pori kulit mukanya. Ia berbicara dengan Risa yang begitu indah dalam format siluet. Ini membuat gambar-gambar Danur 3 Sunyaruri tampak lebih ciamik.

Danur 3 Sunyaruri membuat penonton terpikat oleh rasa takut juga sinematografi yang indah terajut. Ini bisa dijadikan ciri khas bagi film-film Danur Cinematic Universe berikutnya.

4 dari 4 halaman

Kekuatan dan Kelemahan

Tiga per empat film ini terjalin rapi dengan teknik penuturan yang komunikatif. Namun titik lemah film ini terletak di sekitar 20 menit terakhir, khususnya motivasi sang penebar teror. Latar belakang penokohannya terasa agak instan dan buram. Selain itu, motivasinya terlalu sederhana untuk rentetan teror yang bikin jantung mau copot sejak menit awal. Khusus untuk aspek yang satu ini, Sunyaruri tidak lebih kuat dari I Can See Ghosts dan Maddah.

Namanya juga film. Ada kelemahan dan kelebihan. Terlepas dari plus minusnya, harus diakui waralaba Danur dan Pengabdi Setan berjasa besar dalam memulihkan marwah horor lokal.

Tugas berikutnya, memastikan agar genre populer ini tak terjerembab ke jurang esek-esek, sistem kerja “yang penting setannya nongol tiap lima menit,” atau “pokoknya musik harus bikin orang kaget.” Omong-omong soal musik, ilustrasi musik dan score Sunyaruri layak diapresiasi. Tebal di beberapa adegan, sukses mengantar aura wingit.

 

 

 

Pemain: Prilly Latuconsina, Rizky Nazar, Syifa Hadju, Sandrinna Michelle, Umay Shahab, Steffi Zamora, Chicco Kurniawan

Produser: Manoj Punjabi

Sutradara: Awi Suryadi

Penulis: Lele Laila

Produksi: MD Pictures

Durasi: 1 jam, 30 menit

 

(Wayan Diananto)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini