Sukses

Mengenang Voltus V, Goggle-V dan Superhero Klasik Jepang

Apa kabar superhero klasik Jepang? Di sini kita akan mengenang kembali Voltus V, Goggle V, Megaloman, dan judul-judul lainnya.

Liputan6.com, Tokyo Era 1970-1990-an boleh disebut sebagai kejayaan tersendiri bagi dunia superhero Jepang. Kala itU, Jepang sudah maju terlebih dahulu melalui genre tokusatsu (film dengan efek spesial) dan anime.

Di ranah tokusatsu, beberapa superhero memiliki genre tersendiri seperti Metal Hero, Giant Hero, Super Sentai, Kamen Rider, hingga Kaiju (monster). Sementara, untuk dunia anime, beberapa superhero digambarkan dengan konsep mecha meskipun ada juga yang mengusung tema layaknya tokusatsu seperti Gatchaman, Astro Boy, Casshern, hingga Bubblegum Crisis‎.

Lantas, apa kabar superhero klasik Jepang yang sempat populer di Indonesia seperti Voltus V, Megaloman, Goggle V, Gaban, hingga Lion Maru? Rasanya sudah lama sekali kita tidak mendengar judul-judul tersebut. Semuanya sempat menjadi hit di Tanah Air pada tahun 1980an-1990an.

Beberapa judul klasik tersebut sempat dibuat versi barunya, namun kebanyakan tidak dikembangkan sama sekali hingga hari ini, entah karena memang belum menarik studio masa kini atau karena belum mendapatkan konsep cerita yang matang.

Dalam rangka mengenang superhero klasik Jepang, kita akan sedikit mengupas kembali judul-judul apa saja yang sempat menjadi hit di Tanah Air pada awal 1980an hingga awal 1990an. Simak selengkapnya di halaman berikut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Voltus V dan Anime Berjenis Mecha

1. Voltus V dan Anime Berjenis Mecha

Chodenji Machine Voltes V (di Indonesia sering dieja Voltus V atau Voltus Lima) pertama kali rilis di Jepang pada tahun 1977 hingga 1978 dan baru populer di Indonesia di awal 1980an. Meski sudah didahului oleh Combattler V yang mengudara 1976 di Jepang, namun di Indonesia, Voltus V menjadi anime pertama yang mempopulerkan konsep lima kendaraan yang bergabung menjadi sebuah robot.



Dari lima karakter utama yang tergolong masih remaja, tiga di antaranya merupakan saudara. Mereka adalah Kenichi Go, Daijiro Go, dan Hiyoshi Go. Sementara dua anggota lainnya, Ippei Mine dan Megumi Oka. Semuanya adalah sosok tangguh yang menguasai ilmu beladiri dan siap menantang maut demi melawan monster-monster raksasa dengan robot Voltus V.

Sayangnya setelah tamat, Voltus V tidak dikembangkan lagi melalui film atau franchise baru. Akan tetapi, anime ini sering ditemui oleh para gamer lewat franchise video game Super Robot Wars. Voltus V sering disebut sebagai salah satu dari tiga judul anime bertema Robot Romance Trilogy bersama Chodenji Robo Combattler V dan Tosho Daimos.



Meski begitu, sudah banyak judul-judul anime dengan genre mecha yang bertebaran di Jepang selain Voltus V. Sebut saja franchise Gundam, Getter Robo, Macross, Go Lion (Voltron), hingga Mazinger Z. Rata-rata tema yang diusung adalah pertempuran antara robot raksasa buatan manusia bumi melawan para monster atau penghuni di luar bumi.

3 dari 6 halaman

Goggle-V dan Genre Super Sentai

2. Goggle-V dan Genre Super Sentai

Dai Sentai Goggle-V (Goggle Five) dirilis pada 1982 dan menjadi salah satu judul tokusatsu yang mempopulerkan genre Super Sentai di Indonesia pada pertengahan 1980an. Padahal, jenis super sentai sudah ada sebelumnya sejak 1975 melalui Himitsu Sentai Gorenger.

Goggle-V sendiri merupakan judul Super Sentai keenam di Jepang. Seperti judul-judul sebelumnya, di sini kita bisa melihat sebuah tim (di Goggle-V ada lima orang) yang mampu berubah menjadi superhero melalui kostum berbeda warna di setiap anggotanya. Mereka bertarung melawan monster-monster mengerikan dan mengendarai robot saat lawannya berubah menjadi raksasa.



Sayang memang Goggle V tidak dipoles kembali menjadi sebuah film atau sekuel seperti franchise Power Ranger asal Amerika yang sebenarnya menyadur dari kisah Kyoryu Sentai Zyuranger. Hingga 2015, sudah ada 39 Super Sentai yang telah mengudara di Jepang.

4 dari 6 halaman

Megaloman, Ultraman, dan Giant Hero

3. Megaloman, Ultraman, dan Giant Hero

Selain kedua genre yang disebutkan sebelumnya, seri tokusatsu berjenis Giant Hero memang tidak memiliki judul yang banyak. Terkecuali Ultraman yang kini telah menjadi franchise tersendiri. Akan tetapi, jangan lupakan Megaloman yang mengudara sejak Mei hingga Desember 1979.

Serial Megaloman tayang di Jepang dengan jumlah 31 episode. Salah satu ciri khas superhero raksasa satu ini adalah rambutnya yang panjang sebagai senjata utamanya. Di indonesia, hal itu terlihat sangat menarik hingga mengalahkan gaya jurus pamungkas Ultraman.



Genre Giant Hero selain Ultraman dan Megaloman yang sempat dikenal di Indonesia adalah Silver Kamen, Gridman (di AS terkenal dengan judul Superhuman Samurai Syber Squad), dan Iron King.

5 dari 6 halaman

Gaban dan Metal hero

4. Gaban dan Metal Hero

Space Sheriff Gavan (kita kerap mengejanya dengan Gaban) adalah pelopor genre tokusatsu Metal Hero. Selain penampilan dan aksinya yang memang terlihat keren di awal era 1980an, serial ini memiliki lagu yang unik dan mudah diingat.

Pergerakan Gaban meletupkan ide-ide baru bagi para sineas superhero Jepang hingga muncullah judul-judul top lain seperti Sharivan, Shaider, Juspion, Metalder, Jiraiya, Jiban, Winspector, hingga Janperson.



Rasa terima kasih harus terucap dari para penggemar Gaban terhadap sineas baru. Pasalnya, pada 2012 lalu, sebuah film bertajuk Space Sheriff Gavan: The Movie telah dirilis. Di situ kita bisa melihat sang polisi angkasa beraksi dengan efek visual zaman sekarang yang tidak terlihat kuno lagi.

6 dari 6 halaman

Genre Lain Seperti Kamen Rider, Lion Maru, hingga Kaiju

5. Genre Lain Seperti Kamen Rider, Lion Maru, hingga Kaiju

Dunia tokusatsu semakin meluas kala kita menelusuri genre-genre lain di luar yang telah disebutkan sebelumnya. Sebut saja Kamen Rider yang salah satu judul paling terkenal di Indonesia adalah Kamen Rider Black alias Satria Baja Hitam serta seri RX.

Selain itu, ada juga seri Lion-Maru yang bertempat di era Sengoku (antara 1467 hingga 1603). Di situ kita bisa melihat aksi ninja bernama Shishimaru yang menjadi pahlawan dengan berubah sebagai manusia singa bernama Lion-Maru. Franchise ini sempat dilanjutkan pada tahun 2006 dengan judul Lion-Maru G yang bersetting di era modern. Uniknya, Shishimaru justru dibuat sebagai seorang gigolo pengecut.



Genre lain yang menarik untuk disaksikan adalah Kaiju atau 'monster'. Beberapa franchise populer menjadi tombak utama genre tokusatsu satu ini, terutama Godzilla. Selain itu, Mothra dan Gamera juga cukup menjadi idola tersendiri di kalangan anak-anak. (Rul/Ade)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.