Sukses

Film Gunung Emas Almayer Habiskan Biaya Rp60 Miliar

Media Desa Indonesia tak main-main dalam menggarap film terbarunya, Gunung Emas Almayer. Film tersebut menghabiskan biaya Rp60 miliar.

Liputan6.com, Jakarta Rumah Media Desa Indonesia rupanya tak main-main dalam memproduksi film Gunung Emas Almayer. Untuk produksi film yang disutradarai U-Wei Bin Haji Saari ini, Rumah Media Indonesia harus mengeluarkan uang mencapai Rp60 miliar.

Uang sebanyak itu harus dikeluarkan karena ongkos produksi film ini lumayan mahal. Maklum, untuk membuat film mendapat kesan era 1830-an, properti serta setting tempat pun dibuat tak main-main.

"Biaya produksinya film ini US$5,5 juta. Kalau dirupiahkan sekitar Rp60 miliar," kata Sam Siregar, produser film Gunung Emas Almayer, saat jumpa pers, di Jakarta, Rabu (29/10/2014).

Biaya tersebut di antaranya untuk membuat setting tempat dan kostum yang cukup mahal. "Habis buat desain perahu. Kostumnya kan butuh proses mendesain biar terlihat sesuai eranya. Sewa perahu itu perharinya US$10 ribu per hari. Itu menelan biaya besar," sambung Sam Siregar.

Film kolaborasi dua sineas dari dua negara berbeda, Malaysia dan Indonesia ini juga harus membayar ribuan kru yang terlibat dalam penggarapan film yang menceritakan suansana tahun 1830an. "Semua kru lebih dari seribu orang dari berbagai negara," lanjut Sam.  

Film Gunung Emas Almayer berlatar belakang kisah mengenai Malaka di awal abad 19. Film yang berdurasi hampir dua jam ini menceritakan tentang perjuangan seorang pedagang senjata berkebangsaan Belanda yang sekaligus mempunyai minat arkeologi bernama Kaspar Almayer, mengejar impiannya menemukan gunung emas di Malaka.

Impian Almayer untuk menemukan gunung emas tak terlalu mudah. Ada banyak rintangan dan tantangan yang harus dihadapi, baik dari para pedagang Arab, manuver politik ketua suku adat setempat, tentara militer Kolonial Inggris, pejuang kemerdekaan maupun dari keluarganya sendiri.
 
Almayer memiliki seorang anak perempuan bernama Nina, hasil buah pernikahannya dengan wanita Melayu berdarah Betawi bernama Mem. Pangeran Malaka yang tampan bernama Daen Maroola membeli bubuk mesiu dari Almayer. Ketika Daen melihat Nina, Daen pun jatuh cinta. Daen mengetahui letak gunung emas yang Almayer inginkan. Daen akan membantu Almayer menemukan Gunung Emas tersebut dengan syarat Almayer harus membantu Daen mendapatkan bubuk mesiu yang ia butuhkan.

Film yang tayang perdana di bioskop Indonesia 6 November 2014 itu, dibintangi oleh sejumlah aktor ternama dari Indonesia dan Malaysia seperti Alex Komang, El Manik, Peter O'Brien, Rahayu Saraswati, Diana Danielle, Khalid Salleh, Bront Palarae, Sabri Yunus dll.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.