Sukses

Garuda Indonesia Bakal Reguk Untung di Akhir Tahun

Kinerja PT Garuda Indonesia Airlines (GIAA) pada kuartal IV 2013 diprediksi bergerak positif.

Kinerja maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia Airlines (GIAA) pada kuartal IV 2013 diprediksi bergerak positif. Hal itu seiring dengan meningkatnya perjalanan menyambut libur akhir tahun.

"Kami harapkan seperti itu (tidak merugi)  karena yang pertama untuk trafic lalu lintas udara akhir tahun relatif tinggi karena liburan, aktivitas akhir tahun meningkat, perjalanan bisnis meningkat, ini akan mendorong sisi laba bersih garuda mengalami peningkatan," ungkap Equity Analyst BNI Securities, Thendra Crisnanda saat berbincang dengan Liputan6.com yang ditulis, Senin (11/11/2013).

Faktor pendorong lainnya untuk mencatatkan kinerja positif adalah kebijakan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengizinkan perusahaan BUMN untuk melakukan hedging dalam menjalankan bisnisnya.

Menurut Thendra, peluang hedging sangat membantu Garuda dalam menekan biaya untuk kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) jenis avtur yang menjadi beban paling besar di industri penerbangan.

"Biaya bahan bakar untuk di Garuda itu 30%. Tentunya apabila ini bisa diatur tinggal mereka mainnya di atas, tinggal target revenue (penerimaan). Berapa cost (biaya) mereka sudah hedging, mereka sudah bisa ketahuan bagaimana laba mereka bisa tumbuh lebih stabil," ungkap Thendra.

Sekadar informasi, Garuda Indonesia mencatatkan rugi bersih yang diatribusikan (ditanggungkan) kepada pemilik entitas induk menjadi US$ 22,32 juta sepanjang periode Januari-September 2013. Angka ini merosot dari kinerja periode yang sama tahun lalu yang mencatatkan untung US$ 56,06 juta.

Meski demikian, perseroan masih mencatatkan kenaikan pendapatan usaha sebesar 12,5% menjadi US$ 2,68 miliar untuk periode Januari-September 2013.

Kinerja perseroan tergerus beban usaha yang meningkat 16% sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2013. Beban usaha perseroan menjadi US$ 2,66 miliar hingga sembilan bulan pertama tahun 2013 dari periode sama tahun 2012 senilai US$ 2,29 miliar. (Yas/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.