Sukses

Meski Penjualan Turun, Energi Mega Persada Mampu Cetak Kenaikan Laba 2,52% di 2023

Energi Mega Persada berhasil menekan beban lain-lain hingga USD 20,74 juta pada 2023 dibanding tahun sebelumnya yang sebesar USD 27,31 juta. Beban pajak penghasilan juga turun menjadi USD 33,12 juta dari USD 73,62 juta pada 2022.

Liputan6.com, Jakarta - PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) mengumumkan laporan keuangan tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2024. Pada periode tersebut, perusahaan berhasil mencatatkan kenaikan laba bersih, kendati terjadi penurunan dari sisi penjualan.

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa, Energi Mega Persada membukukan penjualan USD 420,78 juta atau sekitar Rp 6,7 triliun (kurs Rp 15.914,00 per USD). Penjualan itu turun 6,90 persen dibandingkan penjualan pada 2022 yang tercatat sebesar USD 451,94 juta.

Sementara penjualan turun, beban pokok penjualan ENRG pada 2023 naik menjadi USD 247,71 juta dari Rp 268,32 juta pada 2022. Alhasil, laba kotor perseroan pada 2023 turun menjadi USD 146,06 juta dari USD 183,62 juta pada 2022.

Beban usaha pada 2023 juga naik menjadi USD 24,02 juta dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar USD 15,95 juta. Sehingga laba usaha susut menjadi USD 122,04 juta pada 2023 dibanding USD 167,67 juta pada 2022.

Namun demikian, perseroan berhasil menekan beban lain-lain hingga USD 20,74 juta pada 2023 dibanding tahun sebelumnya yang sebesar USD 27,31 juta. Beban pajak penghasilan juga turun menjadi USD 33,12 juta dari USD 73,62 juta pada 2022.

Alhasil, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada 2023 tercatat sebesar USD 68,18 juta atau sekitar Rp 1,08 triliun. Laba ini naik 2,52 persen dibandingkan laba 2022 yang tercatat sebesar USD 66,75 juta.

Aset perseroan sampai dengan Desember 2023 naik menjadi USD 1,37 miliar dari USD 1,19 miliar pada 2022. Liabilitas pada 2023 naik menjadi USD 783,65 juta dari USD 679,4 juta pada 2022. Sementara ekuitas perseroan pada akhir 2023 naik menjadi USD 585,11 juta dari USD 514,93 juta pada 2022.

Dari sisi produksi, perseroan berhasil meningkatkan produksi minyak sebesar 8 persen menjadi 5.755 barrel per hari (barrel per day/bpd) dibandingkan 5.336 bpd sepanjang 2022. Produksi gas turun 16 persen menjadi 165,5 million cubic feet per day (MMSCFD) dari 197 MMSCFD pada 2022.

Rata-rata harga minyak pada 2023 turun 12 persen menjadi USD 91,29 per barrel dibandingkan harga rata-rata pada 2022 yang sebesar USD 80,75 per barrel. Sementara rata-rata harga gas pada 2023 turun 0,5 persen menjadi USD 6,22 per mcf dari USD 6,25 per mcf.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Energi Mega Persada Akuisisi 2 Aset Minyak di Riau

Sebelumnya, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) melalui anak usahanya PT EMP Energi Gandewa dan PT EMP Energi Riau telah merampungkan akuisisi atas 2 aset minyak yang berproduksi di Riau, Sumatera pada 25 Maret 2024.

Dikutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (26/3/2024), PT EMP Energi Gandewa membeli 90 persen partisipasi interes dan operatorship di blok KKS Siak dari PT Pertamina Hulu Energi Siak. 10 persen partisipasi interest lainnya dimiliki oleh badan usaha milik daerah, PT Riau Petroleum Siak.

Adapun Siak menjual produksi minyaknya ke PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) melalui Terminal Dumai.

Selain itu, PT EMP Energi Riau akuisisi 90 persen partisipasi interes dan operatorship di blok KKS Kampar dari PT Pertamina Hulu Energi Kampar. Adapun 10 persen partisipasi interes lainnya dimiliki oleh badan usaha milik daerah PT Riau Petroleum Kampar. Kampar juga menjual produksi minyaknya ke KPI melalui terminat buatan.

"Akuisisi atas Siak dan Kampar sejalan dengan strategi pengembangan bisnis kami,” tulis Direktur Utama PT Energi Mega Persada Tbk, Syailendra S.Bakrie dalam keterbukaan informasi BEI.

 

3 dari 3 halaman

Dekat Aset Lain

Ia menambahkan, kedua aset yang baru diakuisisi ini lokasinya berdekatan dengan aset perseroan lainnya yang sudah berproduksi sehingga diharapkan dapat optimalkan sinergi di antara aset-aset tersebut.

“Siak dan Kampar sudah berproduksi secara komersial. Kami berharap akuisisi atas kedua aset ini dapat berdampak positif terhadap kinerja produksi dan keuangan perseroan pada 2024,” ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini