Sukses

BFI Finance Bakal Terbitkan Obligasi Rp 6 Triliun pada 2024

PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) akan terbitkan obligasi dalam beberapa tahap.

Liputan6.com, Jakarta - PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) bakal menggelar aksi korporasi berupa penerbitan surat utang alias obligasi pada 2024. 

Direktur Keuangan BFI Finance Sudjono menuturkan, pihaknya berencana menerbitkan obligasi senilai Rp 6 triliun. Aksi korporasi tersebut bakal dilakukan dalam beberapa tahap. 

"BFI berencana akan menerbitkan obligasi Berkelanjutan VI dengan target Rp6 triliun," kata Sudjono dalam hasil public expose di keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (25/11/2023). 

Dia melanjutkan, rencana penerbitan obligasi tersebut ditargetkan paling tidak kuartal II atau III 2024. 

"Target penerbitan di tahun 2024 akan mencapai sekitar Rp3 trillun dalam beberapa tahap dan akan diterbitkan paling cepat di antara kuartal II atau III tergantung kondisi perbankan, kondisi bisnis, dan kebutuhan dana," kata dia. 

Sebagai informasi, BFI Finance berhasil mencatat nilai pembiayaan baru sebesar Rp 14,5 triliun hingga kuartal III 2023. Angka tersebut meningkat 5,3 persen dibandingkan periode yang sama pada 2022 (year-on-year/YoY) dan 4,3 persen meningkat dari kuartal sebelumnya (quarter-on-quarter/QoQ).

Sampai dengan kuartal III ini, net gearing ratio BFI Finance tercatat sebesar 1,2 kali, jauh di bawah batas maksimum yang ditetapkan regulator untuk perusahaan pembiayaan, yakni sebesar 10 kali. Persentase Return on Asset (RoA) dan Return on Equity (RoE) terpantau masing-masing berada di level 8,0 persen dan 17,1 persen.

Dari keseluruhan ini, Perseroan berhasil membukukan total pendapatan sebesar Rp4,8 triliun, meningkat 23,9 persen  YoY dengan laba setelah pajak dilaporkan sebesar Rp1,2 triliun, sedikit menurun dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp1,3 triliun.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Respons Soal Suku Bunga Acuan BI

Sebelumnya diberitakan, PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) merespons soal keputusan Bank Indonesia (BI) yang kembali mengerek suku bunga acuan atau BI Rate ke level 6 persen. 

Direktur Bisnis BFI Finance Indonesia Sutadi menuturkan, bunga perusahaan masih terbilang stabil di tengah tren suku bunga tinggi tersebut. Bahkan, ia menyebut, secara keseluruhan suku bunga BFIN pada 2023 masih stabil pada pada level yang relatif rendah (average 7 persen). 

"BFI selama ini mendapatkan kepercayaan dari bank baik dalam maupun luar negeri serta pasar obligasi dan memiliki positioning yang bagus," kata Sutadi dalam hasil public expose di keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (25/11/2023). 

Menurut ia, dari sisi stabilisasi pertumbuhan ekonomi dan kondisi sosial di masyarakat menjelang pemilu terlihat lebih baik dari sebelumnya, namun yang menjadi tantangan adalah adanya perlambatan ekonomi dunia yang apabila meluas dan terjadi sentimen sosial, akan berdampak pada bisnis. 

"Namun sejauh ini kami tidak melihat adanya gangguan dari sisi ekonomi baik mikro maupun makro," kata dia.

Ia melanjutkan, diharapkan pada 2024 BFI Finance akan dapat bertumbuh di atas 10 persen dengan mengoptimalkan produk yang sudah dimiliki.

3 dari 4 halaman

BFI Finance Indonesia Prediksi Pembiayaan Kembali Normal pada Kuartal IV 2023

Sebelumnya diberitakan, PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) prediksi penyaluran pembiayaan akan kembali normal pada kuartal IV 2023. Selain itu, perseroan akan fokus utama pembiayaan pada kendaraan bekas dan alat berat.

Selain itu, Direktur Keuangan PT BFI Finance Indonesia Tbk, Sudjono menuturkan, pihaknya membidik pembiayaan baru dapat mencapai Rp 20 triliun-Rp 21 triliun pada 2023. Pembiayaan baru perseroan tercatat Rp 10,3 triliun hingga semester I 2023. Pembiayaan baru itu naik 20,8 persen year on year (YoY) dibandingkan periode sama 2022.

Pada kuartal III 2023, kinerja BFI Finance Indonesia cenderung mendatar, salah satunya dipicu oleh serangan siber yang sempat terjadi pada jaringan information technology (IT) Perseroan.

“Kurang lebih flat. Karena, kami kena sedikit problem di akhir semester I 2023, kena serangan siber. Itu memengaruhi sedikit, kami mesti ngerem sedikit. Tapi, di kuartal IV 2023 akan normal kembali. Sementara ini, kami lagi berbenah, jadi waktu berbenah kami enggak berani agresif dulu,” tutur dia seperti dikutip dari Antara, ditulis Minggu (10/9/2023).

Sedangkan mengenai strategi pembiayaan, Sudjono menuturkna, perseroan akan tetap fokus pada valuasi yang benar, target konsumen yang benar, dan credit procces yang benar.

 

4 dari 4 halaman

Fokus Utama Pembiayaan

Ia mengatakan, fokus utama pembiayaan perseroan tetap pada kendaraan bekas dan alat-alat berat, seiring dengan peningkatan kinerja pada segmen itu pada 2023.

"Tahun ini pertumbuhan di alat berat lebih kencang dibandingkan dengan ritel. Pada alat berat tumbuh sekitar 40-an persen tahun ini dari sisi penyauran pembiayaan, sedangkan di ritel lebih di bawahnya,” kata dia.

Adapun BFI menjaga risiko kredit yang relatif rendah dengan tingkat pembiayaan bermasalah atau non-performing financing (NPF) neto terjaga pada 0,79 persen selama semester I 2023.

Laba bersih perseroan tercatat Rp 848,4 miliar pada periode tersebut. Sedangkan total pendapatan Rp 3,2 triliun atau bertambah 30,3 persen (yoy) dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.