Sukses

MDKA Catat Rugi USD 23,77 Juta hingga Kuartal III 2023

PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) mencatat pertumbuhan pendapatan 86,92 persen hingga kuartal III 2023. Namun, perseroan berbalik rugi.

Liputan6.com, Jakarta - PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) membukukan pendapatan usaha senilai USD 1,17 miliar hingga kuartal III 2023. Hasil ini melonjak 86,92 persen dibandingkan pendapatan usaha MDKA per kuartal III 2022 senilai USD 626,01 juta.

Mengutip laporan keuangan Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (22/11/2023), pendapatan usaha MDKA per kuartal III 2023 sebagian besar berasal dari proyek nikel sebesar USD 873,86 juta. Setelah itu, terdapat proyek Tujuh Bukit yang menyumbang pendapatan senilai USD 198,17 juta, proyek Wetar sebesar USD 95,58 juta, dan pendapatan lain-lain sebesar USD 73,41 juta. Seluruh pendapatan tersebut kemudian dikurangi eliminasi sebesar USD 70,86 juta.

Beban pokok pendapatan Merdeka Copper Gold turut melesat 118,20 persen YoY menjadi USD 1,05 miliar per kuartal III 2023, dari sebelumnya USD 481,91 juta per kuartal III 2023. Beban usaha MDKA juga membengkak 6,68 persen YoY menjadi USD 38,13 juta per kuartal III 2023, dari sebelumnya USD 35,74 juta per kuartal III 2022.

Sejalan dengan itu, laba usaha MDKA berkurang 25,73 persen YoY dari USD 108,36 juta per kuartal III 2022 menjadi USD 80,47 juta per kuartal III 2023. 

Hingga akhir kuartal III 2023, MDKA masih menderita rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 23,77 juta. Padahal, per kuartal III 2022 lalu MDKA masih mampu meraup laba bersih USD 69,19 juta.

MDKA memiliki total aset sebanyak USD 4,69 miliar hingga kuartal III 2023. Aset ini terdiri atas USD 2,07 miliar sebagai liabilitas dan ekuitas senilai USD 2,61 miliar.

Pada penutupan perdagangan Rabu, 22 November 2023, saham MDKA turun 12,50 persen ke posisi Rp 2.100 per saham. Saham MDKA dibuka naik 10 poin ke posisi Rp 2.410 per saham. Saham MDKA berada di level tertinggi Rp 2.430 dan terendah Rp 2.080 per saham. Total frekuensi perdagangan 20.347 kali dengan volume perdagangan 1.598.941 saham. Nilai transaksi Rp 353 miliar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kinerja Keuangan Semester I 2023

PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) telah mengumumkan kinerja keuangan hingga akhir Juni 2023.  Perseroan mencatat pertumbuhan pendapatan tetapi rugi hingga semester I 2023.

Mengutip laporan keuangan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (29/9/2023), pendapatan Merdeka Copper Gold tumbuh 52,32 persen year on year (YoY) menjadi USD  520,03 juta pada semester I 2023. Sedangkan pada semester I 2022, emiten ini meraup pendapatan USD 341,40 juta. 

Merdeka Copper Gold mengalami lonjakan beban pokok pendapatan sebesar 99,96 persen dari USD  236,99 juta pada semester I 2022 menjadi USD  473,89 juta pada semester I 2023. 

Beban usaha MDKA menurun 5,19 persen dari USD  29,24 juta pada semester I 2022 menjadi USD  27,72 juta pada semester I 2023. 

Hingga akhir semester I 2023, MDKA mengantongi rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai USD 49,21  juta. Sedangkan laba bersih MDKA pada semester I 2022 yakni USD  96,79 juta. 

MDKA memiliki total aset sebanyak USD  4,59 miliar pada akhir semester I 2023 dibandingkan total aset perseroan pada akhir 2022 yakni senilai USD  3,87 miliar. 

Hingga akhir semester I 2023, total liabilitas MDKA tercatat sebesar USD  2,03 miliar. Adapun total ekuitas emiten ini mencapai USD  2,56 miliar.

Pada penutupan perdagangan sesi pertama, Jumat (29/9/2023), saham MDKA melemah 3,6 persen ke posisi Rp 2.920 per saham. Saham MDKA dibuka turun 30 poin ke posisi Rp 3.000 per saham. Saham MDKA berada di level tertinggi Rp 3.000 dan terendah Rp 2.900 per saham. Total frekuensi perdagangan 7.323 kali dengan volume perdagangan 258.583 saham. Nilai transaksi Rp 76,1 miliar.

 

3 dari 4 halaman

Belanja Modal

Sebelumnya, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar USD 750 juta atau sekitar Rp 11,5 triliun (kurs Rp 14.866,55 per USD) pada 2023.

CFO PT Merdeka Copper Gold Tbk David Fowler menjelaskan, perseroan memang memiliki banyak rencana investasi pada 2023 ini, sehingga diperlukan belanja modal yang besar pula untuk mendanainya.

"Kami memiliki investasi yang cukup signifikan untuk dilakukan selama tahun ini. Dan untuk tahun 2023, investasi modal keseluruhan kami sekitar 750 juta," kata David dalam paparan publik perseroan, Selasa (13/6/2023).

David merincikan, sekitar USD 218 juta belanja modal tahun ini dialokasikan untuk menyelesaikan pembangunan pabrik Acid Iron (AIM) yang dikelola oleh entitas anak, PT Merdeka Battery Material Tbk (MBMA).

Kemudian sebesar USD 90 juta dialokasikan untuk mengembangkan bisnis pada tambang Sulawesi Cahaya Mineral (SCM). Lalu sebesar USD 110 juta akan dialokasikan untuk proyek emas Pani. Dan sekitar USD 137 juta dialokasikan untuk proyek smelter. Adapun sisanya akan digunakan untuk modal kerja perseroan.

"Jadi ketika kami memiliki Investasi yang cukup signifikan untuk dilakukan selama tahun ini, penting untuk dapat terus membiayai proyek kami. Itulah mengapa penting untuk melakukan IPO (anak usaha-MBMA). Dan untuk meningkatkan ekuitas awal itu, sebagai bagian dari IPO untuk membantu pendanaan Investasi tersebut ke depan," imbuh David.

 

 

4 dari 4 halaman

Merdeka Copper Gold Bidik Produksi Tembaga hingga 20 Ribu Ton pada 2023

Sebelumnya, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) membidik produksi katoda tembaga mencapai 16.000-20.000 ton pada 2023.

General Manager Corporate Communications Merdeka Copper Gold, Tom Malik menuturkan, pada 2022, produksi katoda tembaga mencapai 18.000 ton di tambang tembaga Wetar. “Target 16.000 sampai 20.000 ton (pada 2023),” ujar dia dikutip dari Antara, ditulis Kamis (18/5/2023).

Selain itu, perseroan juga menargetkan produksi emas mencapai 120.000-140.000 ounce emas pada 2023 yang berasal dari tambang Tujuh Bukit. “Target produksi tahun ini 120.000-140.000 ounce, mirip-mirip dengan tahun lalu,” kata dia.

Tom mengatakan, produksi tembaga itu berasal dari tambang Wetar di Pulau Wetar, Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku yang dikelola oleh PT Batutua Kharisma Permai (BKP) sebagai pemegang izin usaha pertambangan operasi dan produksi tembaga.

Selain itu, tambang tersebut juga dikelola oleh PT Batutua Tembaga Raya (BTR) sebagai pemegang izin usaha pertambangan operasi produksi khusus untuk pengolahan dan pemurnian hasil tembaga menjadi katoda atau lempeng tembaga.

Hingga kuartal I 2023, tambang Wetar telah produksi 4.053 ton katoda tembaga dengan biaya berkelanjutan (AISC) sebesar USD 4,48 per lb.

Emiten dengan 7,36 persen kepemilikan saham oleh Garibaldi Thohir ini juga punya proyek tembaga Tujuh Bukit di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur yang merupakan salah satu proyek tembaga terbesar di dunia yang belum dikembangkan.

Untuk mendorong proyek tambang itu, perseroan telah investasi lebih dari USD 156 juta sejak 2018, di antaranya untuk menjalankan eksplorasi, pengeboran penentu sumber daya, pemodelan geologi, serta studi teknis yang sedang berlangsung.

“Hasil studi yang telah dilakukan menemukan usia tambang bisa bisa mencapai 40 tahun,” tutur Tom.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini