Sukses

Surya Esa Perkasa Lanjutkan Operasional Kilang LPG di Palembang

PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) menandatangani perjanjian jual beli gas dengan Pertamina EP. Dengan demikian, perseroan berhak peroleh gas 70 MMSCF per hari.

Liputan6.com, Jakarta - PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA)melanjutkan operasional kilang LPG di Palembang, Sumatera Selatan hingga 31 Desember 2027. Hal ini setelah PT Surya Esa Perkasa Tbk telah menandatangani amandemen perjanjian jual beli gas (PJBG) dengan PT Pertamina EP pada 20 September 2023.

Penandatanganan Amandemen PJBG tersebut dilaksanakan pada gelaran International Convention Indonesia Upstream Oil & Gas 2023 (IOG) di Bali Convention Center, Nusa Dua, Bali, Indonesia. Perseroan diwakili oleh Isenta Hioe selaku Direktur dan PT Pertamina EP diwakili oleh Chalid Said Salim selaku Direktur 1 PT Pertamina EP.

"Melalui amandemen PJBG tersebut, Perseroan melanjutkan operasional kilang LPG di Palembang, Sumatera Selatan sampai 31 Desember 2027 dan berhak memperoleh gas sebanyak 70 MMSCF per hari dengan total kontrak keseluruhan (total contract quantity) sebesar 456,81 BSCF,” tulis Sekretaris Perusahaan PT Surya Esa Perkasa Tbk Shinda D.U Siringoringo dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Senin (25/9/2023).

PT Surya Esa Perkasa Tbk memiliki dan mengoperasikan kilang LPG (Liquefied Petroleum Gas) domestik terbesar milik swasta di Indonesia. Bisnis utamanya adalah pemurnian dan pengolahan gas bumi untuk menghasilkan LPG (campuran Propane dan Butane) dan Kondensat dengan kapasitas 190 TPD (Ton Per Day) LPG dan 500 bpd (barel per hari) Kondensat. Palembang LPG Plant telah beroperasi sejak 2007.

Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 22 September 2023, saham ESSA merosot 1,9 persen ke posisi Rp 755 per saham. Saham ESSA dibuka stagnan Rp 770 per saham. Saham ESSA berada di level tertinggi Rp 790 dan terendah Rp 755 per saham. Total frekuensi perdagangan 3.597 kali dengan volume perdagangan 242.951 lot saham. Nilai transaksi Rp 18,6 miliar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kinerja Keuangan 2022

Sebelumnya, PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) mengantongi pendapatan sebesar USD 731,49 juta atau setara Rp 11,08 triliun (asumsi kurs Rp 15.158 per dolar AS) sepanjang 2022. Raihan pendapatan itu naik 141,07 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 303,43 juta.

Bersamaan dengan kenaikan pendapatan, perseroan mencatatkan peningkatan beban pokok pendapatan menjadi USD 390,32 juta dari USD 193,14 juta pada Desember 2021.

Mengutip laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (20/2/2023), pada periode ini Surya Esa Perkasa mencatatkan laba kotor USD 341,16 juta dari periode yang sama 2021 USD 110,28 juta.

Perseroan mengukuhkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 144,30 juta. Laba itu naik 745,34 persen dibandingkan posisi Desember 2021 sebesar USD 17,07 juta.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan Desember 2022 tercatat sebesar USD 831,29 juta, naik dari posisi akhir tahun lalu senilai USD 809,29 juta. Terdiri dari aset lancar senilai USD 261,07 juta dan aset tidak lancar USD 570,21 juta.

Perseroan mencatatkan penurunan liabilitas menjadi USD 305,93 pada 2022 dari periode yang sama tahun lalu USD 508,51 juta. Sementara ekuitas sampai dengan Desember 2022 naik menjadi USD 525,36 juta, naik dari USD 300,78 juta pada Desember 2021.

Melansir keterangan resminya, Presiden Direktur ESSA, Chander Vinod Laroya mengklaim kinerja sepanjang 2022 merupakan rekor pendapatan tertinggi.

"Kami dengan bangga mengumumkan rekor pendapatan tertinggi kami pada 2022, membangun keunggulan operasional yang konsisten didukung oleh harga amoniak dan LPG yang lebih tinggi," kata Chander.

Surya Esa Perkasa memanfaatkan kas yang lebih tinggi yang dihasilkan untuk pengurangan jumlah utang, yang mengarah ke neraca yang jauh lebih kuat. 

 

3 dari 3 halaman

Bagikan Dividen

ESSA juga membagikan dividen pada 2022 untuk pertama kalinya sejak penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO) pada 2012.

"Fokus kami pada ESG tetap kuat dimulai dengan proyek Blue Ammonia yang sedang dieksplorasi secar luas untuk digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang lebih bersih. Pabrik Amoniak ESSA telah menerima penghargaan PROPER Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sebuah pencapaian yang hanya berhasil dicapai oleh sedikit perusahaan, menggambarkan betapa kuatnya komitmen kami terhadap lingkungan," kata dia.

Ke depan, Perseroan tetap optimistis dengan peluang pertumbuhan baru di industri gas-hilir untuk memberikan nilai yang lebih besar bagi para pemegang saham dengan mengembangkan bisnis lebih lanjut. Akibat dari arus kas yang kuat, utang ESSA berkurang secara signifikan sebesar 43 persen menjadi USD 278 juta pada akhir Desember 2022 dibandingkan dengan USD 487 juta pada 2021 dengan rasio utang terhadap Ekuitas sekarang pada 0,5 kali.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.