Sukses

Penjualan Feronikel Laris Topang Pendapatan Merdeka Copper Gold pada Kuartal I 2023

PT Merdeka Copper Gold Tbk mencatat pertumbuhan pendapatan 74 persen tetapi laba anjlok 95,5 persen pada kuartal I 2023.

Liputan6.com, Jakarta - PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) berhasil membukukan kinerja positif pada tiga bulan pertama 2023. Pada periode tersebut, pendapatan Merdeka Copper Gold tumbuh sebesar 74 persen pada kuartal I 2023 menjadi USD 214,21 juta dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 123,08 juta.

Peningkatan pendapatan itu antara lain berasal dari kontribusi salah satu anak perusahaan MDKA yang baru melaksanakan penawaran umum saham perdana yaitu, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), melalui penjualan Nickel Pig Iron (NPI) atau feronikel berkadar rendah. Namun, Merdeka Copper Gold mencatatkan laba anjlok 95,52 persen menjadi USD 3,11 juta pada kuartal I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 69,65 juta.

Presiden Direktur PT Merdeka Copper Gold Tbk, Albert Saputro mengatakan, grup MDKA akan terus berfokus untuk memperkuat fundamental bisnis melalui inovasi, optimalisasi peluang investasi, dan penguatan anak usaha yang terus memberikan kontribusi maksimal terhadap kinerja grup.

“Kami yakin MDKA memiliki ruang pertumbuhan yang besar dalam meningkatkan kinerja keuangan. Rekam jejak yang solid dan fundamental bisnis yang ditopang kinerja positif dari anak usaha telah menjadikan MDKA sebagai perusahaan pertambangan dengan valuasi yang terus tumbuh positif,” kata dia dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (14/6/2023).

Lebih lanjut, pendapatan pada kuartal I 2023 disebabkan oleh kontribusi penjualan NPI sebesar USD 143 juta, diimbangi dengan penjualan Bumi Suksesindo (BSI) dan Wetar yang lebih rendah masing-masing 49 persen dan 31 persen.

Dari sisi EBITDA perseroan pada kuartal I 2023 tercatat sebesar USD 44 juta. Lebih rendah dibandingkan kuartal I 2022, terutama disebabkan oleh klaim asuransi sebesar USD 42 juta pada kuartal I 2022, penjualan BSI dan Wetar yang lebih rendah serta kenaikan beban pokok pendapatan sebagai dampak dari biaya produksi NPI akibat harga bijih nikel, biaya peleburan, dan biaya penggunaan daya yang lebih tinggi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Produksi Emas

Pada 2023, Merdeka Copper Gold menargetkan peningkatan produksi emas dibandingkan 2022. Salah satu yang digenjot adalah produksi emas dari Tambang Emas Tujuh Bukit ditargetkan berada di kisaran 120.000 hingga 140.000 ounces emas dengan AISC sebesar USD 1.100-1.300 per ons emas.

"Grup MDKA juga melanjutkan eksplorasi proyek tembaga di Tujuh Bukit yang diharapkan dapat memberikan hasil yang optimal. Proyek tembaga Tujuh Bukit merupakan salah satu proyek tembaga pra- produksi terbesar di dunia yang menunjukkan kelayakan teknis dan secara ekonomi,” imbuh Albert.

Selain Tambang Tujuh Bukit, saat ini grup MDKA sedang menjalankan pengembangan dan eksplorasi sejumlah proyek tambang emas dan mineral lainnya.

Di antaranya pengembangan proyek emas Pani, Gorontalo yang diharapkan akan menghasilkan produksi 450.000 ons emas per tahun. Sementara itu, produksi tambang Tembaga Wetar ditargetkan sebanyak 16.000–20.000 ton tembaga dengan proyeksi AISC sebesar USD 3,70 – 4,70 per pon tembaga.

Dari RKEF smelters untuk memproduksi NPI, MDKA menargetkan produksi tahun 2023 pada kisaran 18.000–20.000 ton NPI dengan AISC sebesar USD 13.000–15.000 per ton nikel.

 

 

3 dari 4 halaman

Belanja Modal 2023

Sebelumnya, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar USD 750 juta atau sekitar Rp 11,5 triliun (kurs Rp 14.866,55 per USD) pada 2023.

CFO PT Merdeka Copper Gold Tbk David Fowler menjelaskan, perseroan memang memiliki banyak rencana investasi pada 2023 ini, sehingga diperlukan belanja modal yang besar pula untuk mendanainya.

"Kami memiliki investasi yang cukup signifikan untuk dilakukan selama tahun ini. Dan untuk tahun 2023, investasi modal keseluruhan kami sekitar 750 juta," kata David dalam paparan publik perseroan, Selasa (13/6/2023).

David merincikan, sekitar USD 218 juta belanja modal tahun ini dialokasikan untuk menyelesaikan pembangunan pabrik Acid Iron (AIM) yang dikelola oleh entitas anak, PT Merdeka Battery Material Tbk (MBMA).

Kemudian sebesar USD 90 juta dialokasikan untuk mengembangkan bisnis pada tambang Sulawesi Cahaya Mineral (SCM). Lalu sebesar USD 110 juta akan dialokasikan untuk proyek emas Pani. Dan sekitar USD 137 juta dialokasikan untuk proyek smelter. Adapun sisanya akan digunakan untuk modal kerja perseroan.

"Jadi ketika kami memiliki Investasi yang cukup signifikan untuk dilakukan selama tahun ini, penting untuk dapat terus membiayai proyek kami. Itulah mengapa penting untuk melakukan IPO (anak usaha-MBMA). Dan untuk meningkatkan ekuitas awal itu, sebagai bagian dari IPO untuk membantu pendanaan Investasi tersebut ke depan," imbuh David.

Pada penutupan perdagangan saham Selasa, 13 Juni 2023, saham MDKA melemah 0,97 persen ke posisi Rp 3.070 per saham. Saham MDKA dibuka stagnan Rp 3.100 per saham. Saham MDKA berada di level tertinggi Rp 3.100 dan terendah Rp 3.020 per saham. Total frekuensi perdagangan 9.835 kali dengan volume perdagangan 477.744 lot saham. Nilai transaksi Rp 146,9 miliar.

 

4 dari 4 halaman

Produksi Tembaga

Sebelumnya, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) membidik produksi katoda tembaga mencapai 16.000-20.000 ton pada 2023.

General Manager Corporate Communications Merdeka Copper Gold, Tom Malik menuturkan, pada 2022, produksi katoda tembaga mencapai 18.000 ton di tambang tembaga Wetar. “Target 16.000 sampai 20.000 ton (pada 2023),” ujar dia dikutip dari Antara, ditulis Kamis (18/5/2023).

Selain itu, perseroan juga menargetkan produksi emas mencapai 120.000-140.000 ounce emas pada 2023 yang berasal dari tambang Tujuh Bukit. “Target produksi tahun ini 120.000-140.000 ounce, mirip-mirip dengan tahun lalu,” kata dia.

Tom mengatakan, produksi tembaga itu berasal dari tambang Wetar di Pulau Wetar, Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku yang dikelola oleh PT Batutua Kharisma Permai (BKP) sebagai pemegang izin usaha pertambangan operasi dan produksi tembaga.

Selain itu, tambang tersebut juga dikelola oleh PT Batutua Tembaga Raya (BTR) sebagai pemegang izin usaha pertambangan operasi produksi khusus untuk pengolahan dan pemurnian hasil tembaga menjadi katoda atau lempeng tembaga.

Hingga kuartal I 2023, tambang Wetar telah produksi 4.053 ton katoda tembaga dengan biaya berkelanjutan (AISC) sebesar USD 4,48 per lb.

Emiten dengan 7,36 persen kepemilikan saham oleh Garibaldi Thohir ini juga punya proyek tembaga Tujuh Bukit di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur yang merupakan salah satu proyek tembaga terbesar di dunia yang belum dikembangkan.

Untuk mendorong proyek tambang itu, perseroan telah investasi lebih dari USD 156 juta sejak 2018, di antaranya untuk menjalankan eksplorasi, pengeboran penentu sumber daya, pemodelan geologi, serta studi teknis yang sedang berlangsung.

“Hasil studi yang telah dilakukan menemukan usia tambang bisa bisa mencapai 40 tahun,” tutur Tom.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini