Sukses

Saham KRAS Berpotensi Kena Suspensi, Kenapa?

Saham emiten BUMN PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) berpeluang kena suspensi terkait laporan keuangan.

Liputan6.com, Jakarta - Saham emiten BUMN, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) berpotensi terkena suspensi atau penghentian sementara oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Sebab, perseroan belum mengumumkan laporan keuangan untuk tahun buku 2022. 

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan, pihaknya akan memberikan surat peringatan (SP) terhadap sejumlah emiten yang belum menyerahkan laporan keuangan 2022 ataupun belum membayar denda hingga saat ini.

"Jadi kami sudah umumkan kemarin, buat perusahaan-perusahaan yang belum menyampaikan laporan keuangan sudah SP1, SP2 sudah ada agendanya nanti lanjut SP3 atau suspensi," kata Nyoman saat ditemui di BEI, Senin (12/6/2023).

Sebagaimana diketahui, BEI mencatat 61 perusahaan tercatat atau emiten belum menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu. Hal itu terkait rilis laporan keuangan yang berakhir 31 Desember 2022.

Mengacu pada ketentuan II.6.2 Peraturan Bursa Nomor I-H tentang sanksi, bursa telah memberikan peringatan tertulis II dan denda sebesar Rp 50 juta kepada 61 perusahaan tercatat yang tidak memenuhi kewajiban penyampaikan laporan keuangan auditan yang berakhir per 31 Desember 2022 sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan.

Meski demikian, Krakatau Steel telah menyampaikan laporan keuangan pada kuartal I 2023. Dalam periode tersebut, perseroan mencatatkan pendapatan USD 689,83 juta atau naik 2,04 persen dari USD 675,99 juta pada kuartal I 2022.

Krakatau Steel juga mencatat rugi bersih USD 18,26 juta dari periode yang sama tahun sebelumnya mencatatkan laba bersih USD 26,45 juta. Lantaran, mengalami kerugian kurs sebesar USD 25,8 juta. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Direktur Komersial Krakatau Steel Melati Sarnita Mengundurkan Diri

Sebelumnya, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk telah menerima surat pengunduran diri dari Melati Sarnita yang menjabat sebagai direktur komersial pada 10 Mei 2023.

Sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan POJK No. 33/2014, permohonan pengunduran diri sebagaimana diungkapkan di atas akan berlaku efektif setelah didiskusikan dan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Krakatau Steelyang akan dilaksanakan pada 21 Juni 2023.

“Kami telah menerima surat pengunduran diri Melati Sarnita sebagai Direktur Komersial Krakatau Steel,” kata Corporate Secretary Krakatau Steel Pria Utama dalam keterbukaan informasi, dikutip Minggu (14/5/2023).

Pria menegaskan bahwa pengunduran diri Direktur Komersial Krakatau Steel ini tidak akan berdampak pada kinerja Krakatau Steel.

“Tidak ada dampak dari kejadian, informasi, atau fakta material tersebut terhadap kegiatan operasional, hukum, dan kondisi keuangan atau kelangsungan usaha Krakatau Steel," tambah Pria.

Melati Sarnita menjabat sebagai Direktur Pengembangan Usaha di Krakatau Steel pada 2019. Selanjutnya pada 2020 Melati Sarnita dialihkan penugasan sebagai Direktur Komersial Krakatau Steel yang bertanggung jawab atas komersial bisnis Krakatau Steel.

Sebagai lulusan Master of Business Administration dan Sarjana Teknik Metalurgi, sebelum menjadi direktur di Krakatau Steel Melati Sarnita berkarier di bidang energi dan gas bumi di Kodeco Energy Co. Ltd., Chevron, dan Perusahaan Gas Negara.

 

 

3 dari 4 halaman

30.000 Ton Baja Krakatau Steel Diekspor ke Italia, Sumbang Devisa Rp 315 Miliar

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan melepas pengiriman baja Hot Rolled Coil (HRC) milik PT Krakatau Steel (Persero) Tbk ke Italia. Baja ini dikirim untuk menyasar konsumen Marcegaglia Steel Carbon SPA.

Pelepasan disaksikan langsung Mendag Zulkifli dan Direktur Utama Krakatau Steel Purwono Widodo. Atas ekspor ini, Mendag mengapresiasi langkah perusahaan berkode saham KRAS ini mampu berkontribusi terhadap kegiatan ekspor baja Indonesia.

”Secara nasional, industri besi baja merupakan kontributor ke-tiga terbesar ekspor dari Indonesia, nomor satu itu batu bara dan nomor dua adalah minyak sawit. Kami berterima kasih kepada pejuang-pejuang merah putih ini yang mampu meningkatkan nilai ekspor besi baja sehingga surplus kita kemarin tertinggi selama sejarah total ekspor di Indonesia yang mencapai hampir Rp900 triliun atau setara dengan USD54 miliar,” ungkap Mendag Zulkifli dalam keterangannya, Jumat (28/4/2023).

Sumbangan Devisa

Sementara itu, Purwono menjelaskan dengan adanya pengiriman ekspor ke Italia ini, Krakatau Steel berkontribusi menambah devisa negara sebesar Rp 315 miliar atau setara dengan USD21,15 juta.

“Dengan adanya penambahan kapasitas sehingga total produksi mencapai sebesar 5.600.000 ton per tahun, maka kami terus membuka peluang untuk kebutuhan domestik maupun sebesar 30 persen untuk pasar ekspor, terutama untuk wilayah Eropa di mana Krakatau Steel sudah diakui di sana,” urai Purwono.

Krakatau Steel Group sebagai salah satu perusahaan baja terbesar di negeri ini tercatat telah melakukan ekspor dengan total 393.503 ton di 2022. Hingga April 2023 Krakatau Steel telah melakukan ekspor sebesar 80.802,78 ton.

 

4 dari 4 halaman

Ekspor Meningkat

Diberitakan sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, mengatakan bahwa periode Januari hingga Oktober 2022, sektor "mother of industries" yakni baja dan besi mampu meningkatkan ekspor hingga 39,55 persen (yoy). Hingga kuartal III 2022, neraca perdagangan besi dan baja juga mengalami surplus senilai USD 10,61 miliar.

Guna menjaga keberlangsungan industri besi dan baja nasional serta untuk meningkatkan pertumbuhan dan daya saing, berbagai kebijakan dan strategi terus diupayakan Pemerintah.

"Antara lain melalui pemberian insentif, seperti tax holiday, tax allowance, pengurangan harga gas bumi," kata Airlangga saat menyampaikan keynote speech secara virtual dalam acara The Indonesian Iron & Steel Industry Association (IISIA) Business Forum 2022, Kamis (1/12/2022).

Neraca Perdagangan

Adapun neraca perdagangan meneruskan kinerja positif selama 30 bulan berturut-turut. Hal ini turut mendorong tren penguatan dalam upaya pemulihan ekonomi nasional, meski ekonomi global diproyeksikan melambat pada 2022 dan 2023.

Tercatat pada kuartal III 2022, ekonomi nasional mampu tumbuh impresif 5,72 persen (yoy). Salah satunya didukung oleh industri baja dan besi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.