Sukses

Metrodata Electronics Kucurkan Dividen 2022 Setara Rp 14,5 per Saham

PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) bakal mengucurkan dividen Rp 178,01 miliar untuk tahun buku 2022. Dividen itu setara Rp 14,5 per saham

Liputan6.com, Jakarta - PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) akan membagikan dividen Rp 178,01 miliar untuk tahun buku 2022. Dividen itu setara Rp 14,5 per saham yang telah disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 30 Mei 2023.

Dividen ini setara 30,67 persen dari laba bersih yang diatribusikan oleh Perusahaan di tahun 2022, merupakan dividen tertinggi sepanjang sejarah perseroan.

“Dengan bangga kami menyampaikan bahwa ini merupakan pembagian dividen dengan jumlah paling banyak dalam sejarah Perseroan, yang juga merupakan wujud dari apresiasi kami kepada para pemegang saham yang telah dengan setia bersama-sama menjalani usaha mengembangkan bisnis MTDL yang berkesinambungan,” kata Presiden Direktur PT Metrodata Electronics Tbk, Susanto Djaja dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (31/5/2023).

Selain dibagikan sebagai dividen, pemegang saham menyetujui 69,33 persen dari laba bersih tahun 2022 atau Rp 402,5 miliar ditetapkan sebagai laba ditahan. Pada 2022, Metrodata Electronics mencatatkan pendapatan sebesar Rp 20,9 triliun yang merupakan pendapatan tertinggi sepanjang sejarah Perseroan.

Pendapatan tahun 2022 tersebut tumbuh 13,4 persen YoY. Dari pendapatan tersebut, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 580,5 miliar meningkat 14,1 persen dari tahun 2021. Perseroan melihat Bisnis Solusi & Konsultasi digital tahun 2023 masih akan prospektif, terutama terkait semakin tingginya kesadaran pelaku bisnis akan pentingnya IT Security.

Metrodata Electronics melihat fenomena serangan siber yang semakin mendunia sebagai suatu tantangan untuk menyediakan solusi TIK yang inovatif dan relevan dengan perkembangan transformasi teknologi saat ini antara lain seperti IT Security.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Langkah Adaptif

Perseroan juga mengambil langkah-langkah adaptif dalam menanggapi kebutuhan solusi TIK seperti menyediakan Cloud Hyperscaler (Azure, AWS, Google Cloud), serta software subscription dan SaaS (Software as a Service).

Sementara itu, anak usaha MTDL di bidang Bisnis Distribusi Digital PT Synnex Metrodata Indonesia, awal Mei lalu telah menjalin kemitraan dengan perusahaan lokal produsen perangkat lunak untuk manajemen infrastruktur IT dan komputasi awan, PT Awan Komputasi Teknologi.

Melalui kemitraan ini, PT Synnex Metrodata Indonesia akan berperan sebagai Value Added Distributor untuk memasarkan solusi Cloud Management Platform (CMP) dan Hyper Converged Infrastructure (HCI) kepada perusahaan baik besar maupun kecil dan menengah, sektor publik, pemerintah, Cloud pribadi, dan penyedia layanan Cloud yang mendukung program pemerintah dalam Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).

3 dari 4 halaman

Kinerja Kuartal I 2023

Sebelumnya, PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) membukukan pendapatan Rp 4,51 triliun pada kuartal I 2023. Raihan itu turun 12,77 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 5,17 triliun.

Meski begitu, perseroan mengalami pertumbuhan penjualan yang cukup signifikan pada unit usaha Solusi dan Konsultasi MTDL, khususnya di sektor institusi keuangan, sektor publik, telekomunikasi, dan manufaktur.

Presiden Direktur PT Metrodata Electronics Tbk, Susanto Djaja mengatakan, pendapatan bisnis cloud services perseroan melonjak 87 persen (yoy) pada kuartal I 2023.

Hal itu seiring tren pergeseran minat perusahaan-perusahaan terhadap layanan Cloud serta meningkatnya kepedulian kepada dunia maya.

“Kami berkomitmen untuk memberikan solusi digital terbaik untuk membantu klien kami beradaptasi dengan lanskap digital yang selalu berubah,” ujar Susanto Djaja dalam keterangan resmi, Sabtu (13/5/2023).

Melansir laporan keuangan perseoan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), menyebutkan beban pokok pendapatan susut menjadi Rp 4,11 triliun dari Rp 4,72 triliun pada kuartal I 2022.

Meski begitu, laba kotor perseroan tetap susut menjadi Rp 394,09 miliar dibanding kuartal I 2022 sebesar Rp 448,16 miliar.

Setelah dikurangi beban lain-lain dan beban pajak, perseroan membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 199,01 miliar. Laba ini turun 102,21 persen dibandingkan kuartal I 2022 yang tercatat sebesar Rp 240,65 miliar.

Adapun laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada kuartal I 2023 turun 11,05 persen menjadi Rp 146,41 miliar dibanding kuartal I 2022 sebesar Rp 164,6 miliar. Sehingga laba per saham dasar ikut turun menjadi Rp 12 dari sebelumnya Rp 13.

 

4 dari 4 halaman

Kinerja Keuangan Lainnya

Dari sisi aset perseroan sampai dengan 32 Maret 2023 naik menjadi Rp 8,71 triliun dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 5,58 triliun.

Liabilitas juga turun menjadi Rp 4,09 triliun dari Rp 4,17 triliun pada Desember 2022. Sementara ekuitas hingga 31 Maret 2023 naik menjadi Rp 4,62 triliun dibanding posisi Desember 2022 sebesar Rp 4,42 triliun.

Seiring dengan tren perusahaan yang semakin melek digital tersebut, pada 11 April 2023 lalu, salah satu entitas anak MTDL, PT Synnex Metrodata Indonesia (SMI) membuka Cisco Meraki Experience Center di Jakarta dan Surabaya.

Cisco Meraki adalah sebuah solusi jaringan yang berbasis cloud yang dimiliki oleh Cisco Systems dengan menawarkan berbagai produk dan layanan yang dapat dikonfigurasi dan dikelola secara online, seperti wireless access point, switch Ethernet, security appliance, kamera keamanan, dan manajemen perangkat mobile.

"Dalam situasi pandemi seperti sekarang, kami terus beradaptasi dan bertransformasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Kami melihat pertumbuhan yang cukup signifikan pada unit usaha Solusi dan Konsultasi, sehingga optimis bahwa kebutuhan TIK akan terus berkembang dan MTDL akan terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut," kata Susanto Djaja.

Namun, penjualan sektor konsumer unit bisnis distribusi mengalami kontraksi karena telah terpenuhinya sebagian besar kebutuhan TIK perorangan pascapandemi.

Dalam hal ini, sektor konsumer berkontribusi hingga 50 persen terhadap pendapatan bisnis distribusi Perseroan. MTDL yakin kebutuhan TIK perorangan akan terus berkembang dan akan memerlukan pembaharuan di masa mendatang, sehingga akan terjadi pemulihan kebutuhan TIK.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini