Sukses

Bursa AS Ditutup Merosot dan Ini Penyebabnya

Tercatat indeks S&P 500 dan Dow turun untuk minggu kedua berturut-turut, masing-masing turun 0,29 persen dan 1,11 persen dan Nasdaq naik 0,4 persen.

Liputan6.com, Jakarta Wall street melemah terimbas laporan ekonomi yang rendah. Di mana indeks S&P 500 jatuh karena kekhawatiran seputar ekonomi AS meredam sentimen investor.

Sementara indeks Dow Jones Industrial Average turun 8,89 poin lebih rendah, atau 0,03 persen menjadi ditutup ke posisi 33.300,62. Komposit Nasdaq turun 0,35 persen menjadi 12.284,74.

Melansir laman CNBC, pada laporan awal Universitas Michigan menyebutkan indeks sentimen konsumen turun ke level terendah enam bulan di 57,7. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones mengharapkan sejatinya berada pada posisi 63 di Mei ini.

Survei juga menunjukkan prospek inflasi selama 5 tahun ke depan naik menjadi 3,2 persen, ke posisi tertinggi sejak Juni 2008. Investor juga mengawasi seputar negosiasi plafon utang Pemerintah AS.

Adapun, pertemuan membahas pagu utang antara Presiden Joe Biden dan para pemimpin kongres yang ditetapkan pada hari Jumat ditunda hingga minggu depan.

"Tidak ada satu pun sektor yang bergerak meyakinkan ke arah mana pun, mencerminkan kurangnya keyakinan secara umum di pasar," kata Joe Cusick, Spesialis Portofolio dan Wakil Presiden Senior di Calamos Investments.

Tercatat indeks S&P 500 dan Dow turun untuk minggu kedua berturut-turut, masing-masing turun 0,29 persen dan 1,11 persen dan Nasdaq naik 0,4 persen.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kinerja Saham

Terkait kinerja perusahaan, saham Bank Regional, PacWest turun 2,9 persen. PNC kehilangan sekitar 1 persen dan Zions Bancorporation ditutup 1,1 persen lebih rendah. Pada hari Kamis, saham bank regional turun setelah PacWest mengatakan simpanannya turun tajam minggu lalu.

Sementara itu, data harga grosir yang lebih lemah dari perkiraan, tanda meredanya inflasi, gagal melindungi investor dari kekhawatiran penurunan yang sedang berlangsung — terutama karena segelintir saham terus membawa pasar.

Adapun Biro Statistik Tenaga Kerja AS mengatakan harga impor 0,4 persen secara mtm di bulan April, menandai kenaikan pertama sejauh ini di tahun 2023.

Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones mengharapkan kenaikan 0,3 persen pada bulan lalu, dibandingkan dengan penurunan 0,8 persen pada bulan sebelumnya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini