Sukses

Bursa Asia Sebagian Besar Melempem, Investor Amati Laporan Kinerja Perusahaan Wall Street

Banyak perusahaan yang melaporkan perkiraan lebih rendah dari analis. Kurangnya perkiraan dari perusahaan besar juga membuat investor gelisah.

Liputan6.com, Jakarta Pasar Asia-Pasifik sebagian besar lebih rendah di tengah kondisi investor di Wall Street mencerna lebih banyak laporan pendapatan dari nama-nama seperti Netflix, IBM dan Morgan Stanley.

Sementara banyak perusahaan yang melaporkan perkiraan lebih rendah dari analis. Kurangnya perkiraan dari perusahaan besar juga membuat investor gelisah.

Melansir laman CNBC, Kamis (20/4/2023), Nikkei 225 Jepang kehilangan 0,5 persen pada awal perdagangan, dan Topix juga turun 0,54 persen karena defisit perdagangan Jepang mencapai rekor tertinggi 21,7 triliun yen (USD 161,14 miliar) untuk setahun penuh yang berakhir Maret.

Di Australia, S&P/ASX 200 memulai hari sedikit lebih tinggi. Sementara Kospi Korea Selatan turun 0,48 persen dan Kosdaq turun 0,7 persen.

Indeks Hang Seng Hong Kong tampaknya akan terbuka positif, dengan perdagangan berjangka Hang Seng di 20.402, lebih tinggi dari penutupan terakhir indeks di 20.367,76.

Semalam di AS, S&P 500 berakhir sedikit berubah pada hari Rabu dan naik tipis 0,01 persen lebih rendah, sementara Nasdaq Composite menambah kenaikan 0,03 persen. Dow Jones Industrial Average turun 0,23 persen.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Defisit Perdagangan Jepang

Di sisi lain, Jepang mencatatkan defisit perdagangan mencapai 21,7 triliun yen untuk setahun penuh yang berakhir Maret 2023.

Defisit perdagangan Jepang mencapai rekor tertinggi 21,7 triliun yen ($161,14 miliar) untuk dua belas bulan yang berakhir Maret, lonjakan tajam dari 5,59 triliun yen yang tercatat pada periode yang sama bulan lalu.

Ekspor dari April 2022 hingga Maret mengalami peningkatan 15,5 persen YoY mencapai 99,2 triliun yen, sementara impor meningkat menjadi 120,95 triliun yen.

Untuk bulan Maret saja, ekspor Jepang naik 4,3 persen YoY, lebih rendah dari 6,5 persen yang tercatat di bulan Februari, sementara impor naik 7,3 persen di periode yang sama, lebih rendah dari kenaikan 8,3 persen di bulan Februari.

Defisit perdagangan Jepang di bulan Maret menyempit menjadi 754,5 miliar yen, turun dari defisit 897 miliar yen di bulan Februari.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini