Sukses

Harga Saham BBRI Kembali Sentuh Rekor Tertinggi, Bagaimana Rekomendasi dari Analis?

Harga saham BBRI ditutup naik 1,91 persen ke posisi Rp 5.075 per saham. Saham BBRI sentuh level tertinggi sepanjang masa pada Jumat, 14 April 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Kinerja saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menyentuh level tertinggi sepanjang masa (all time high) pada penutupan perdagangan saham Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, 14 April 2023. 

Harga saham BBRI ditutup naik Rp 95 atau 1,91 persen pada level Rp 5.075 per saham, sehingga kapitalisasi pasar BBRI mencapai Rp769,17 triliun.

Sebelumnya, rekor saham BBRI tertinggi dicatatkan pada 30 November 2022 dengan harga Rp4.980 per lembar saham. 

Meskipun telah mencatatkan rekor, potensi kenaikan harga saham BBRI diproyeksikan berpotensi untuk terus berlanjut. Selain itu, sejumlah analis masih memproyeksikan harga saham BBRI lebih tinggi dari level saat ini. 

Dalam risetnya pada Februari 2023, Trimegah Sekuritas merekomendasikan beli saham BBRI dengan target harga Rp 6.200 per saham. Analis Trimegah Sekuritas Adi Prabowo dan Amyra Ibrahim menyatakan, pada 2023 BRI memiliki guidance pertumbuhan yang prudent untuk menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan. 

Di sisi lain, BRI menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 10-12 persen dengan tetap fokus pada segmen UMKM.

Terkait dengan hal tersebut, Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, pencapaian ini merupakan bentuk kepercayaan investor dengan strategi yang telah dipersiapkan untuk terus tumbuh di tengah gejolak kondisi perekonomian global.

"Dengan strategi jangka panjang yang telah disiapkan secara menyeluruh, perseroan meyakini mampu menghadapi berbagai tantangan dan peluang kedepan untuk menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan dan terus men-deliver economic maupun social value bagi seluruh pemangku kepentingan,” kata Sunarso dalam keterangan resminya, dikutip Minggu (16/4/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

BRI Kantongi Restu Buyback Saham Rp 1,5 Triliun

Sebelumnya, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menyetujui pembelian kembali saham perseroan (buyback) sebanyak Rp1,5 triliun.

"Buyback ini tujuannya untuk meningkatkan (rasio) kepemilikan saham BBRI oleh pekerja, sehingga diharapkan dapat meningkatkan sense of ownership pekerja terhadap BRI dan mendorong kontribusi pekerja BRI agar lebih optimal,” kata Direktur Utama BRI Sunarso dalam konferensi pers, Senin (13/3/2023).

Selain itu, BRI juga memberikan dividen tunai untuk laba tahun buku 2022 sebanyak Rp 43,49 triliun atau 85 persen dari total laba bersih. Dengan demikian, BRI memberikan dividen setara Rp 288 per saham. Sunarso menuturkan, pemerintah selaku pemegang saham mayoritas akan mendapatkan dividen sebanyak Rp 23,15 triliun.

"Porsi kepemilikan pemerintah di BRI itu 53,19 persen, maka dari total yang dibagikan Rp 43 triliun itu negara kebagian Rp 23,15 triliun," kata Sunarso.

Alhasil, sisa dividen sebanyak Rp20 triliun bakal diberikan kepada investor ritel dari BRI. Dalam kesempatan yang sama, ia bilang, pihaknya berkomitmen akan memberikan dividen di atas 70 persen dari total raihan laba bersih.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

3 dari 3 halaman

Laba BRI

"3-4 tahun ke depan laba BRI layak dibagikan dalam bentuk dividen. Realisasinya 80 atau stabil 85 persen itu jawabannya. Tahun-tahun ke depan dividend payout ratio di atas 70 persen," kata dia.

Grup BRI berhasil mencatatkan laba bersih senilai Rp51,4 triliun atau tumbuh 67,15 persen secara year on year dengan total aset tumbuh double digit sebesar 11,18 persen yoy menjadi Rp 1.865,64 triliun. BOPO tercatat 69,10 persen, semakin baik dibandingkan BOPO pada akhir 2021 sebesar 78,54 persen.

Rasio CER juga tercatat semakin membaik dari 50,25 persen pada akhir 2021 menjadi 48,16 persen di akhir 2022 dan CIR semula 48,56 persen menjadi 47,38 persen, yang artinya semakin efisien.  

Di samping itu, membaiknya kualitas kredit yang disalurkan memberikan dampak positif terhadap efisiensi yang dilakukan oleh perseroan. Dampaknya, Bank Rakyat Indonesiaberhasil menurunkan Cost of Credit dari 3,78 persen di akhir 2021 menjadi 2,55 persen pada akhir 2022.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini