Sukses

Profil Allo Bank Indonesia, Bank Digital di Bawah Ekosistem CT Corp

PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) sebelumnya didirikan dengan nama Bank Arta Griya pada 1992. Kemudian berganti nama menjadi Bank Harda Griya pada 1993. Lalu diakuisisi Mega Corpora pada 2021.

Liputan6.com, Jakarta - PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) adalah bank digital besutan CT Corp. Sebelumnya, bank didirikan dan dikenal dengan nama PT Bank Arta Griya pada 1992. Kemudian berubah nama pada 1993 menjadi PT Bank Harda Griya yang dikenal dengan sebutan Bank Harda.

Bank Harda awalnya dimiliki oleh Tamara Group, yang juga memiliki Bank Tamara bersama dengan Rachman Hakim, pengusaha pemilik tambang kaolin dan agen sepeda motor) yang berfokus di sektor industri. Namun, belakangan Hakim menguasai seluruh saham di bank ini lewat PT Hakim Putra Perkasa. Pada 1996, perseroan kembali melakukan perubahan nama menjadi PT Bank Harda Internasional (BHI).

Pada 2015, BHI melakukan Penawaran Saham Perdana (IPO) kepada masyarakat. Pada aksi tersebut, perseroan melepas 800 juta saham dengan nilai nominal Rp 100 per lembar. Harga penawaran yang dipatok yakni sebesar Rp 125 per lembar. Sehingga perseroan berhasil menghimpun dana Rp 100 miliar dari IPO. Pada Kamis, 6 April 2023, kapitalisasi pasar saham Allo Bank tercatat Rp 32,60 triliun.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pemegang saham Allo Bank saat ini mayoritas dimiliki oleh PT Mega Corpora dengan porsi 60,88 persen. Kemudian PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) tercatat engempit 11,49 persen saham BBHI, PT Indolife Investama Perkasa 6 persen dan Abadi Investment Pte Ltd 7 persen. Sisanya 14,63 persen merupakan kepemilikan publik.

Pada 2021, BHI resmi diakuisisi oleh PT Mega Corpora dan mendapatkan persetujuan OJK pada Maret. Mega Corp berkomitmen untuk menaikkan permodalan Bank Harda Internasional menjadi bank BUKU I dengan modal inti di atas Rp 1 triliun, di mana saat diakuisisi modal inti Bank Harda Internasional baru Rp 300 miliar.

Pada Juni 2021 PT Bank Harda Internasional Tbk resmi berganti nama menjadi PT Allo Bank Indonesia Tbk. Allo merupakan singkatan dari all in one (semua dalam satu). Allo Bank merupakan bank digital yang peluncuran aplikasinya dilakukan pada 20 Mei 2022 dalam acara "Allo Bank Festival".

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Layanan Allo Bank

Melansir laman resmi perusahaan, Allo Bank memiliki beberapa produk yakni Allo Pay dan Allo Pay+, Allo Prime, deposito, pay later dan instant cash. Sementara beberapa layanan yang ditawarkan Allo Bank, antara lain:

  1. Bayar, fitur mudah dan praktis untuk melakukan pembayaran di merchant menggunakan QRIS.
  2. Top up, fitur yang digunakan untuk melakukan top up sejumlah dana ke saldo Allo.
  3. Transfer, fitur yang memungkinkan kamu untuk mengirim uang ke rekening Allo atau Bank lain. Mudah, cepat dan aman untuk digunakan.
  4. Bayar tagihan, fitur yang digunakan untuk melakukan pembayaran, termasuk pembayaran kartu kredit, PLN, paket data dan pulsa, hingga multifinance.
  5. Tarik tunai. Tarik tunai saldo dipermudah dengan QRIS
3 dari 3 halaman

Kinerja Keuangan 2022

Sepanjang 2022, laba bersih perusahaan tercatat tumbuh 40 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp 270,03 miliar. Hal ini sejalan dengan pendapatan bunga bersih BBHI tercatat meroket 221 persen menjadi Rp 627,23 miliar dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 195,32 miliar.

Sepanjang tahun lalu, pendapatan dari kredit yang diberikan oleh perusahaan melonjak 259 persen menjadi Rp 610 miliar. BBHI tercatat menyalurkan kredit Rp 6,99 triliun kepada pihak ketiga, naik 222 persen, dan Rp 162 miliar kepada pihak berelasi. Aset perusahaan tercatat naik 138 persen yoy menjadi Rp 11,06 triliun pasca suksesnya aksi korporasi penambahan modal awal 2022.

Liabilitas perusahaan naik 39 persen secara tahunan menjadi Rp 4,65 triliun, ditopang oleh keberhasilan perusahaan meningkatkan simpanan nasabah yang naik 108 persen menjadi Rp 4,42 triliun. Sementara ekuitas perusahaan tercatat naik 392 persen yoy menjadi Rp 11,06 triliun.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini