Sukses

Saham Deutsche Bank Anjlok: Imbas Pasar Khawatir Efek SVB hingga Credit Suisse

Saham Deutsche Bank sempat anjlok 14 persen, dan ditutup melemah 8,5 persen pada Jumat, 24 Maret 2023. Koreksi saham Deutsche Bank itu lantaran lonjakan CDS.

Liputan6.com, Jakarta - Saham Deutsche Bank merosot 1,45 persen pada perdagangan Selasa, 4 April 2023.Saham Deutsche Bank ditutup ke posisi 9,33 euro.

Sebelumnya, saham Deutsche Bank anjlok pada perdagangan Jumat, 24 Maret 2023. Saham Deutsche Bank yang merosot menyeret saham bank-bank besar Eropa lainnya tertekan.

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengungkapkan kepercayaan kepada pemberi pinjaman terbesar itu setelah kekhawatiran tentang sistem keuangan global mengirimkan getaran baru ke seluruh pasar.

Dikutip dari AP, ditulis Rabu (5/4/2023), saat itu saham Deutsche Bank ditutup melemah 8,5 persen di bursa saham Jerman pada Jumat, 24 Maret 2023 setelah anjlok 14 persen.

Penyebab Koreksi Saham Deutsche Bank

Koreksi saham Deutsche Bank disebabkan kenaikan tajam credit default swaps (CDS). CDS berarti biaya untuk asuransikan pemegang obligasi terhadap bank gagal bayar utang.

Meningkatnya CDS itu merupakan awal dari penyelamatan yang didukung pemerintah yaitu Credit Suisse oleh UBS. Pengambilalihan yang diatur dengan tergesa-gesa itu bertujuan membendung pergolakan dalam sistem keuangan global setelah runtuhnya dua bank Amerika Serikat dan kegelisahan tentang masalah jangka panjang Credit Suisse yang menyebabkan saham tertekan dan nasabah menarik dananya.

Saat ditanya mengenai apakah Deutsche Bank dapat menjadi Credit Suisse berikutnya, Scholz menyebutkan tidak ada alasan untuk khawatir.

“Deutsche Bank telah memodernisasi dan mengatur ulang bisnis secara menyeluruh dan merupakan bank yang sangat menguntungkan,” ujar Scholz setelah KTT Uni Eropa di Brussel, pada 25 Maret 2023.

Seperti Credit Suisse, Deutsche Bank adalah salah satu dari 30 lembaga keuangan yang signifikan secara global, dengan aturan internasional yang mengharuskan untuk memiliki cadangan modal lebih tinggi karena kegagalannya dapat sebabkan kerugian yang meluas.

Seret Saham Bank Eropa Tertekan

Pada dua pekan lalu, saham bank-bank besar Eropa lainnya anjlok dengan saham Commerzbank Jerman ditutup turun 5,45 persen. Saham Societe Generale Prancis melemah 6 persen dan Raiffeisen Austria turun 7,9 persen.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dipicu Kekhawatiran Silicon Valley Bank hingga Credit Suisse

Pasar telah diguncang oleh kekhawatiran kalau bank lain mungkin mengalami masalah tak terduga seperti Silicon Valley Bank yang berbasis di Amerika Serikat yang bangkrut setelah nasabah menarik uangnya dan menderita kerugian yang tidak diasuransikan karena suku bunga lebih tinggi.

Masalah Credit Suisse, termasuk kerugian USD 5,5 miliar atau sekitar Rp 82,09 triliun (asumsi kurs Rp 14.927 per dolar AS) terkait private investment fund mendahului keruntuhan Silicon Valley Bank dan Signature Bank.

Akan tetapi, deposan dan investor melarikan diri setelah kegagalan Amerika Serikat memfokuskan perhatian yang kurang bersahabat pada bank dan investor utama Credit Suisse menolak memberikan lebih banyak uang.

Deutsche Bank telah hasilkan laba selama 10 kuartal berturut-turut termasuk 5,7 miliar euro atau setara USD 6,1 miliar tahun lalu, meningkatkan kinerjanya di bawah CEO Christian Sewing.

Sebelum itu, bank mengalami rentetan panjang profitabilitas yang rendah dan masalah dengan regulator sejak krisis keuangan global 2008, termasuk penalti USD 7,2 miliar dari otoritas Amerika Serikat. Hal ini karena menyesatkan pembeli sekuritas berbasis hipotek kompleks yang kemudian memburuk.

 

3 dari 4 halaman

Kekhawatiran Investor Timbulkan Aksi Jual

Profesor Keuangan dari Frankfurt School of Finance & Management, Sascha Steffen menuturkan, meski menguat di bawah CEO Sewing, bank adalah “kandidat alami” untuk aksi jual saham karena masalah sebelumnya, kepemilikan yang besar, terkadang rumit dan skeptisisme pasar tentang keuntungannya pada masa depan. Ia menuturkan, kapitalisasi pasar bank kurang dari aset di neraca.

“Itu berarti investor masih sangat khawatir tentang risiko apa yang dimiliki bank di neraca atau potensi pendapatannya ke depan, dan itu tidak baik,” kata dia.

Ia menuturkan, aksi jual bank besar lebih banyak dari pada yang lebih kecil dalam gejolak keuangan baru-baru ini. “Ini menular, kurang percaya diri, kurang percaya,” kata Steffen.

Ia menambahkan, aksi jual mungkin juga lebih didorong emosional dari pada berdasarkan fakta. “Tetapi ini adalah sesuatu yang harus diharapkan berdasarkan sejarah dan kinerjanya setelah krisis keuangan global,” ujar dia.

4 dari 4 halaman

Saham Deutsche Bank Menguat 27 Maret 2023

Investment Strategy Research Provider TS Lombard, Davide Onegilia menuturkan tidak mengherankan bank berikutnya yang akan ditembak adalah Deutsche Bank.

Itu dikaitkan dengan Credit Suisse di masa lalu karena kegagalan manajerial/strategis dan keterlibatan dalam banyak skandal keuangan meskipun keuntungannya baru-baru ini.

"Apakah ini hanya cerminan dari kecemasan investor pada akhir minggu yang sangat menegangkan, beberapa faktor pasar teknis atau tanda-tanda lebih banyak masalah yang akan datang untuk bank-bank Eropa yang paling lemah, masih terlalu dini untuk mengatakannya,” ujar dia.

Namun, aksi jual saham bank Eropa terus tampak lebih terkait dengan kurangnya kepercayaan dari pada fundamental.

Analis Autonomous, Stuart Graham menuturkan, Deutsche berada dalam kondisi yang kuat. "Kami relatif santai mengingat posisi modal dan likuiditas Deutsche yang kuat,” ujar dia.

Graham dan Li menuturkan, kepemilikan derivatif, sering kali investasi kompleks yang harganya terkait dengan aset lain. "Terkenal, dan tidak terlalu menakutkan dalam pandangan kami,” ujar Graham dan Li.

Pejabat Eropa juga mengatakan bank-bank dalam sistem peraturan Uni Eropa yang tidak termasuk Credit Suisse, tangguh dan tidak memiliki paparan langsung ke Silicon valley dan sedikit ke Credit Suisse.

“Upaya untuk memperkuat regulasi perbankan dalam beberapa tahun terakhir menempatkan kita semua pada posisi untuk mengatakan pengawasan perbankan Eropa dan sistem perbankan kuat dan stabil, dan kita memiliki kapitalisasi bank-bank Eropa yang tangguh,” ujar dia.

Para pemimpin Eropa yang mengecilkan risiko kemungkinan krisis perbankan pada pertemuan puncak Jumat lalu mengatakan, sistem keuangan berada dalam konsisi baik karena mereka membutuhkan kepatuhan yang luas terhadap syarat lebih ketat untuk menjaga agar uang tunai siap menutupi simpanan.

Negosiator internasional setuju aturan tersebut setelah krisis keuangan global 2008 yang dipicu oleh kegagalan bank investasi Amerika Serikat Lehman Brothers. Regulator Amerika Serikat mengecualikan bank menengah termasuk Silicon Valley Bank dari perlindungan tersebut.

Jaminan, bagaimanapun tidak hentikan investor untuk menjual saham di tengah kekhawatiran yang lebih umum tentang bagaimana bank global akan hadapi iklim kenaikan suku bunga saat ini.

Meskipun suku bunga lebih tinggi akan meningkatkan keuntungan bank, tetapi dengan meningkatkan apa yang dapat diperoleh dari apa yang dibayarkan pada deposito beberapa investasi jangka panjang yang dapat kehilangan nilainya secara tajam. Ini menyebabkan kerugian kecuali bank ambil tindakan pencegahan untuk melakukan lindung nilai atas investasi tersebut.

Saham Deutsche Bank Menguat

Adapun saham Deutsche Bank menguat pada perdagangan 27 Maret 2023 sehingga meredakan kekhawatiran untuk sistem perbankan Eropa yang goyah menyusul sedikit penurunan biaya asuransikan utang pemberi pinjaman terhadap default.

Saham Deutsche Bank menguat 4,4 persen pada bursa efek Frankfurt, Senin, 27 Maret 2023. Saham perbankan Eropa lainnya juga mengalami kenaikan sehingga melegakan pengamat yang gelisah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.