Sukses

Mengintip Prospek Penghuni Baru Indeks LQ45, Ada Saham ACES hingga SIDO

Enam saham masuk jajaran indeks LQ45 periode Februari-Juli 2023. Lalu bagaimana prospek enam saham tersebut setelah masuk indeks LQ45?

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) merombak jajaran saham yang masuk indeks LQ45 periode Februari-Juli 2023. Indeks LQ45 kedatangan enam saham baru periode Februari-Juli 2023.

Enam saham emiten itu antara lain PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA), PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO), dan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG). Bagaimana prospek saham-saham tersebut?

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheryl Tanuwijaya mengatakan, saham-saham tersebut layak masuk karena secara fundamental memenuhi seluruh kriteria saham-saham anggota indeks LQ45. Cheryl juga menambahkan, secara prospek bisnis saham-saham tersebut juga berpotensi melanjutkan pertumbuhan yang baik setidaknya sampai semester I 2023.

"Likuiditasnya akan makin baik karena akan menjadi pilihan bagi investor besar dan manajer investasi," kata Cheryl saat dihubungi Liputan6.com, dikutip Minggu (5/2/2023).

Dari beberapa saham yang masuk LQ45, Cheryl melihat saham SIDO dinilai menarik karena didukung oleh penurunan harga gula yang berpengaruh pada segmen bisnis herbalnya. Dengan begitu, biaya produksi emiten farmasi ini pun dapat berkurang.

Saham SIDO juga terbilang menarik karena kata Cheryl seiring pelonggaran aktivitas ekonomi di China, ada potensi peningkatan permintaan di segmen makanan dan minuman. SCMA juga dinilai menarik oleh Cheryl. Pasalnya, meski piala dunia telah selesai, lini bisnis SCMA yakni Vidio memiliki berbagai kanal olahraga dan program menarik lainnya.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

6 Saham Baru yang Masuk LQ45 Punya Prospek Baik

Sehingga dengan pemulihan ekonomi yang terus berlanjut tingkat pelanggannya pun berpotensi meningkat.

"Tak hanya itu, menjelang tahun politik, maka permintaan iklan SCMA juga akan meningkat," ujar dia.

Bagi investor, Cheryl merekomendasikan beli saham SIDO dengan target harga Rp 850 per saham dan saham SCMA dengan target harga Rp 270 per saham.

Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas, Jono Syafei menuturkan, seluruh saham yang menjadi penguhuni baru indeks LQ45 memiliki prospek yang cukup baik. "Seluruh saham yang baru masuk LQ45 tentu memiliki prospek yang cukup baik," kata Jono.

Dia mengatakan, keenam emiten tersebut memiliki keunggulan dalam menjalankan bisnisnya.

"ACES dengan rencana ekspansi dan potensi meningkatnya kinerja karena pulihnya daya beli masyarakat. AKRA dengan distribusi BBM dan lahan industri yang dimiliki," kata dia.

Jono juga melihat emiten ESSA juga memiliki rencana pengembangan ammonia biru. Di sisi lain, keunggulan SCMA adalah konten digital yang dimilikinya. Kemudian, SIDO memiliki rencana ekspansi ke pasar global dan produk barunya.

"SRTG sebagai perusahaan investasi yang memiliki aset investasi berkualitas pada bisnis-bisnis yang menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia seperti sektor energi," ujar dia.

3 dari 5 halaman

6 Saham Keluar dari Indeks LQ45, Efektif 1 Februari 2023

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) merombak susunan saham penghuni indeks LQ45. Berdasarkan daftar teranyar, ada enam emiten yang keluar dan enam emiten yang masuk. Susunan terbaru indeks LQ45 akan berlaku efektif konstituen pada Februari sampai dengan Juli 2023.

Adapun, enam emiten yang keluar dari indeks LQ45, yakni PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN), PT ERAA Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT H.M. Sampoerna Tbk (HMSP), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).

Kemudian, enam saham emiten yang baru masuk indeks LQ45, yakni PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA), PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO), dan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG).

Seperti diketahui, indeks seperti LQ45 biasanya digunakan sebagai salah satu acuan oleh banyak investor institusi. Sehingga perubahan susunan anggota emiten berpotensi menyebabkan perubahan volume transaksi yang signifikan pada emiten tersebut, hingga dapat mempengaruhi harga saham.

 

4 dari 5 halaman

Prospek Enam Saham yang Keluar dari LQ45

Sebelumnya, saham keluar dari indeks LQ45 untuk periode Februari-Juli 2023. Enam saham yang keluar itu antara lain PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).

Lalu bagaimana prospek saham yang keluar dari indeks LQ45 itu?

Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis menilai saham ERAA, WIKA, dan BFIN memiliki prospek positif ke depan. 

"Prospek saham LQ45 masih memiliki potensi yang positif di satu sisi valuasi juga masih murah seperti ERAA, WIKA, BFIN," kata Abdul saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (31/1/2023).

Bagi investor, Abdul merekomendasikan beli untuk saham ERAA dengan target harga Rp 480 per saham. Hal ini dimulai dengan normalnya mobilitas masyarakat yang dapat meningkatkan kinerja emiten serta valuasi yang masih murah.

Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas, Jono Syafei mengatakan, BEI memiliki kriteria terhadap saham yang masuk maupun keluar indeks LQ45. Misalnya, saham-saham yang keluar dari indeks LQ45, seperti HMSP, MNCN dan WIKA sedang mendapat sentimen cenderung negatif terhadap industri rokok, televisi dan konstruksi.

 

 

 

5 dari 5 halaman

Prospek Saham Lain yang Keluar LQ45

Sedangkan, pada saham  ERAA, MIKA dan BFIN sentimen terhadap industri ritel elektronik, kesehatan dan multifinance cenderung lebih positif.  

 "Untuk strategi sebaiknya kembali melihat ke fundamental, salah satunya potensi kinerja kuartal IV 2022 yang akan dirilis pada musim laporan keuangan nanti, karena biasanya saham yang keluar LQ45 berpotensi mengalami penurunan harga karena rebalancing yang dilakukan para manajer investasi," kata Jono.

Ia merekomendasikan, investor bisa memperhatikan saham ERAA menjelang rilis laporan keuangan tahunan 2022. Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheryl Tanuwijaya mengatakan, saham-saham yang keluar memang sentimennya mulai meredup dibandingkan dengan saham-saham yang masuk sentimennya masih hangat. Sehingga pergerakan harganya mayoritas lebih menarik.

Meski demikian, bukan berarti semua saham-saham yang keluar dari LQ45 tidak menarik.

"Di antara yang keluar, kami mengunggulkan BFIN karena seiring pemulihan ekonomi domestik yang berlanjut maka permintaan pendanaan akan meningkat dan perbaikan kualitas kredit," kata Cheryl.

Dengan begitu, Cheryl merekomendasikan saham BFIN dengan target harga Rp 1.200 per saham.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.