Sukses

Wijaya Cahaya Timber Catatkan Saham Hari Ini 1 Februari 2023 di BEI

PT Wijaya Cahaya Timber Tbk catatkan saham perdana dengan kode saham FWCT pada Rabu, (1/2/2023). Perseroan telah mematok harga IPO Rp 118 per saham.

Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Cahaya Timber Tbk (FWCT)   melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (1/2/2023). 

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, PT Wijaya Cahaya Timber Tbk mencatatkan saham perdana dengan kode saham FWCT. Perseroan sebagai perusahaan tercatat ke-11 pada 2023. Perseroan mencatatkan saham hari ini di papan pengembangan dengan jumlah saham yang ditawarkan ke publik 375 juta saham.

Harga penawaran saham Rp 118 per saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Perseroan telah menunjuk PT Lotus Andalan Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Sementara itu, Wijaya Cahaya Timber meraih dana segar Rp 44,25 miliar. Dengan demikian, emiten berkode FWCT akan mencatatkan saham sejumlah 1,87 miliar saham. 

PT Fortuna Anugrah Sumber Terpadu, PT Mandiri Sejahtera Jaya Abadi, Budi Tjahjadi, Aris Sunarko, berdasarkan surat pernyataannya tertanggal 23 September 2022 menyatakan saham-saham Perseroan yang dimilikinya tidak akan dijual dalam jangka waktu 8 bulan terhitung setelah pernyataan pendaftaran menjadi efektif.

Aris Sunarko selaku pemegang saham pengendali secara tidak langsung Perseroan melalui PT Fortuna Anugrah Sumber Terpadu, akan tetap menjadi pengendali Perseroan dan tidak dapat  mengalihkan pengendaliannya pada Perseroan sampai dengan sekurang-kurangnya 12 bulan setelah pernyataan pendaftaran penawaran umum perdana saham Perseroan menjadi efektif sesuai surat pernyataan pada 24 November 2022.

Pemakaian dana IPO tersebut antara lain sekitar 79 persen untuk belanja modal berupa pembelian mesin produksi utama, sekitar 16 persen untuk belanja modal berupa pembelian mesin produksi pendukung, dan sisanya akan dipakai untuk modal kerja sehingga mendukung operasional perseroan.

Hingga 31 Juli 2022, Wijaya Cahaya Timbermencatat penjualan Rp 508,28 miliar. Penjualan naik 49,17 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 340,72 miliar. Laba periode atau tahun berjalan susut 21,6 persen dari Rp 32,12 miliar hingga 31 Juli 2021 menjadi Rp 25,18 miliar hingga 31 Juli 2022.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Aset Wijaya Cahaya Timber

Total ekuitas perseroan naik menjadi Rp 215,74 miliar hingga 31 Juli 2022 dari periode Desember 2021 sebesar Rp 190,76 miliar.Total liabilitas naik menjadi Rp 177,4 miliar hingga 31 Juli 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 156,73 miliar. Wijaya Cahaya Timbermencatat aset naik menjadi Rp 393,20 miliar hingga 31 Juli 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 347,50 miliar.

Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 21,02 miliar hingga 31 Juli 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 21,03 miliar. Untuk kebijakan dividen, setelah IPO, perseroan akan membagikan dividen maksimal 30 persen mulai 2023 berdasarkan laba bersih 2022.

Pembagian dividen tetap memperhatikan persetujuan RUPS perseroan. Selain itu, bergantung pada berbagai faktor antara lain laba ditahan, kinerja operasional dan keuangan serta kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

 

3 dari 3 halaman

IPO, Wijaya Cahaya Timber Lepas 20 Persen

Sebelumnya, PT Wijaya Cahaya Timber Tbk, perusahaan yang bergerak di industri kayu lapos menawarkan saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO) dengan menerbitkan 375 juta saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Jumlah saham yang ditawarkan ke publik tersebut setara 20 persen saham dari total modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. Perseroan menawarkan harga saham perdana di kisaran Rp 108-Rp 118 per saham. Dengan demikian, potensi dana IPO yang diraup sekitar Rp 40,50 miliar-Rp 44,25 miliar.

Pemakaian dana IPO tersebut antara lain sekitar 79 persen untuk belanja modal berupa pembelian mesin produksi utama, sekitar 16 persen untuk belanja modal berupa pembelian mesin produksi pendukung, dan sisanya akan dipakai untuk modal kerja sehingga mendukung operasional perseroan.

Perseroan telah menunjuk PT Lotus Andalan Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Adapun pemegang saham perseroan setelah IPO antara lain PT Fortuna Anugrah Sumber Terpadu sebesar 57,34 persen, PT Mandiri Sejahtera Jaya Abadi sebesar 21,34 persen, Budi Tjahjadi sebesar 0,66 persen, Aris Sunarko sebesar 0,66 persen dan masyarakat sebesar 20 persen.

Hingga 31 Juli 2022, perseroan mencatat penjualan Rp 508,28 miliar. Penjualan naik 49,17 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 340,72 miliar. Laba periode atau tahun berjalan susut 21,6 persen dari Rp 32,12 miliar hingga 31 Juli 2021 menjadi Rp 25,18 miliar hingga 31 Juli 2022.

Total ekuitas perseroan naik menjadi Rp 215,74 miliar hingga 31 Juli 2022 dari periode Desember 2021 sebesar Rp 190,76 miliar.Total liabilitas naik menjadi Rp 177,4 miliar hingga 31 Juli 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 156,73 miliar.

Wijaya Cahaya Timbermencatat aset naik menjadi Rp 393,20 miliar hingga 31 Juli 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 347,50 miliar. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 21,02 miliar hingga 31 Juli 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 21,03 miliar.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.