Sukses

Harga Saham Emiten Rokok Kompak Ngebul, GGRM Juara Satu

Harga saham emiten rokok cenderung menghijau pada perdagangan Kamis, 26 Januari 2023. Ada apa?

Liputan6.com, Jakarta - Saham emiten rokok terpantau mengepul dalam perdagangan beberapa hari terakhir. Untuk diketahui, setidaknya ada empat saham emiten rokok yang saat ini diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Antara lain, PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM), PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM). Pada perdagangan hari ini, Kamis 26 Januari 2023 harga saham keempat emiten itu terpantau berada di zona hijau.

Melansir data RTI, harga saham WIIM naik 10 poin atau 1,31 persen pada penutupan sesi I. WIIM dibuka pada posisi 765 dan bergerak pada rentang 750—970. Dalam sepekan, harga saham WIIM telah naik 9,93 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, harga saham WIIM telah naik 69,96 persen.

ITIC ditutup naik 2 poin atau 0,74 persen ke posisi 274 pada perdagangan sesi I. ITIC dibuka pada posisi 272 dan bergerak pada rentang 268—286. Harga saham ITIC telah naik 10,48 persen dalam sepekan. Dalam satu terakhir, harga saham ITIC naik 0,74 persen.

Harga saham dua raksasa rokok HMSP dan GGRM juga naik signifikan. GGRM naik 1.500 poin atau 7,48 persen ke posisi 21.550. GGRM dibuka pada posisi 10.050 dan bergerak pada rentang 20.050—21.925. Dalam sepekan, saham GGRM telah 26,58 persen.

Sayangnya, harga saham GGRM malah terkoreksi 30,26 persen dalam satu tahun terakhir. Tak jauh berbeda dengan GGRM, saham HMSP juga ditutup naik pada perdagangan sesi I hari ini. HMSP naik 65 poin atau 7,18 persen ke posisi 970.

Saham HMSP dibuka pada posisi 905 dan bergerak pada rentang 895—970. Harga saham HMSP naik 17,58 persen dalam sepekan. Namun dalam satu terakhir, harga saham HMSP terkoreksi 1,1,52 persen.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Gudang Garam Suntik Modal Anak Usaha Rp 7 Triliun

Sebelumnya, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) menyetor modal kepada anak usaha yang bergerak di sektor konstruksi.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, 10 Januari 2023, PT Gudang Garam Tbk menyuntik modal PT Surya Kerta Agung pada 9 Januari 2023. Perseroan menyuntik modal kepada anak usaha dengan mengambil bagian dari saham yang diterbitkan sebesar 7 juta saham dengan nilai Rp 7 triliun.

Perseroan bersama PT Suryaduta Investama mendirikan anak usaha bernama PT Surya Kerta Agung yang berkedudukan di Kediri pada 26 Juli 2019. PT Surya Kerta Agung bergerak dalam bidang pembangunan, peningkatan, pemeliharaan, perbaikan jalan, jalan raya, dan jalan tol. Kemudian jembatan, jalan laying, termasuk kegiatan pembangunan, peningkatan, pemeliharaan penunjang, pelengkap dan perlengkapan jalan, jembatan dan jalan layang.

Perseroan memiliki saham sebanyak 99,99 persen di PT SKA dan PT Suryaduta Investama memiliki satu saham.

Pada penutupan perdagangan Selasa, 10 Januari 2023, saham GGRM melemah 1,83 persen ke posisi Rp 17.475 per saham. Saham GGRM berada di level tertinggi Rp 17.800 dan terendah Rp 17.125 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.461 kali dengan volume perdagangan 6.371 kali. Nilai transaksi Rp 11 miliar.

3 dari 4 halaman

Tanggapan HM Sampoerna Terkait Cukai 2023

Sebelumnya, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) berharap agar pemerintah tidak menaikkan tarif cukai. Hal itu diungkapkan saat menanggapi rencana kenaikan cukai hasil tembakau (CHT) pada 2023.

Presiden Direktur HM Sampoerna Vassilis Gkatzelis menuturkan, pajak cukai memegang peranan penting pada industri tembakau, intinya kenaikan pajak cukai di atas inflasi pada beberapa tahun terakhir. 

Menurut ia, saat ini pihaknya melihat ada jarak cukai yang sekitar 40 persen antara golongan 1 dan 2. Hal tersebut tentunya telah mengakibatkan dampak terhadap profitabilitas industri khususnya di golongan 1 dan Sampoerna adalah salah satu yang terdampak.

"Sebagai contoh Sigaret Kretek Mesin melebar dari Rp 195 per batang pada 2017 menjadi Rp 385 per batang pada 2022. Hal ini secara tidak proporsional berdampak kepada produsen volume golongan 1 dan memicu adanya down trading," kata Vassilis dalam konferensi pers, Selasa (1/11/2022).

Dengan demikian, ia berharap kebijakan fiskal yang mendukung jarak cukai yang berkelanjutan serta memenuhi pemulihan ekonomi kesehatan masyarakat, ketenagakerjaan, serta target penerimaan negara.

"Dengan ini bisa membantu pemerintah dalam mencapai tujuan dalam pemulihan ekonomi, kesehatan masyarakat, ketenagakerjaan, dan pemasukan negara," imbuhnya.

Sebelumnya, PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk menjelaskan, dalam beberapa tahun terakhir segmen sigaret kretek tangan (SKT) telah mendapatkan tekanan. Namun, HM Sampoerna sudah dapat melihat ada stabilisasi dan juga bahkan pertumbuhan, segmen SKT tentunya adalah kunci bagi ekonomi.

"Bahwa dari sekitar lebih dari 70 persen total atau yang dipekerjakan di segmen ini, segmen linting tangan memberikan dampak langsung yang lebih besar terhadap penyerapan tenaga kerja dan penggunaan tembakau dan juga dibandingkan dengan segmen buatan mesin,” kata Presiden Direktur HM Sampoerna Vassilis Gkatzelis dalam paparan publik, Selasa. 1 November 2022.

 

4 dari 4 halaman

Segmen SKT

Dia menambahkan, Sampoerna memberikan dampak yang lebih luas kepada ekosistem terus berinvestasi dan terus menyerap tenaga kerja di sektor tersebut dengan pasar sekarang stabil. 

"Portofolio SKT Sampoerna sudah tumbuh sekitar 7,9 persen year to date, Dji Sam Soe telah tumbuh sekitar 10 persen dan kami terus menjaga investasi kami, kebijakan cukai tentunya akan berdampak terhadap penyerapan tenaga kerja sektor ini," kata dia.

Sementara itu, Direktur Sampoerna Elvira Lianita mengatakan, segmen SKT merupakan segmen padat karya yang memberikan dampak langsung terhadap penyerapan tenaga kerja serta menggunakan tembakau dan cengkeh dua kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan rokok buatan mesin dan secara total segmen SKT menyerap 70 persen dari total industri rokok.

"Pekerjaan yang diciptakan oleh industri rokok telah mengalami tren penurunan sejak 2007 SKT mulai menunjukan tanda-tanda pemulihan dengan pangsa pasar 21 persen pada 2021. Kami tentunya sangat mengapresiasi kebijakan pemerintah terhadap segmen SKT ini khususnya 2 tahun terakhir di mana hal ini berkontribusi pada pemulihan segmen padat karya," kata Elvira.

Elvira menyebutkan, besar harapan Sampoerna agar kebijakan  dari pemerintah untuk segmen linting tangan terus diterapkan agar kebijakan ini tetap dijadikan acuan untuk kebijakan cukai tahun depan demi keberlangsungan serapan tenaga kerja industri hasil tembakau nasional secara keseluruhan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.