Sukses

Incar Pasar Ekspor, MAXI Bangun Pabrik Baru di Kendal Jateng

PT Maxindo Karya Anugerah Tbk (MAXI) melakukan peletakan batu pertama pembangunan pabrik seluas 3,5 hektar di Kawasan Industrial Kendal, Jawa Tengah.

 

Liputan6.com, Jakarta PT Maxindo Karya Anugerah Tbk (MAXI) telah melakukan peletakan batu pertama pembangunan pabrik seluas 3,5 hektar di Kawasan Industrial Kendal, Jawa Tengah. Pabrik ke-3 yang dibangun perseroan tersebut diproyeksikan untuk mengerek kapasitas produksi seiring terus meningkatnya permintaan pasar dalam negeri maupun ekspor

Perseroan telah menunjuk PT Bhineka Ciptabahana Pura (BCP) sebagai kontraktor utama untuk menyelesaikan pembangunan pabrik tersebut. Hadir dalam seremoni peletakan batu pertama, Direktur Utama PT Maxindo Karya Anugerah Tbk, Sarkoro Handajani; jajaran direksi perseroan, perwakilan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Kendal, dan stakeholders terkait.

Sarkoro Handajani mengungkapkan, selain menambah kapasitas produksi untuk pemenuhan kebutuhan pasar dalam negeri maupun ekspor, pembangunan pabrik juga diproyeksikan bagi pengembangan produk-produk baru yang dihadirkan produsen makanan ringan (snack) berbahan baku umbi-umbian tersebut.

“Kehadiran pabrik ke-3 ini merupakan kesempatan terbaik bagi perseroan untuk melakukan ekspansi bisnis, baik dalam kapasitas produksi maupun varian produk baru yang dihasilkan. Hal ini seiring dengan kinerja perusahaan akhir-akhir ini semakin membaik,” ujar Sarkoro  kepada awak media di Jakarta, Selasa, 7 Mei 2024. 

Dipilihnya Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah sebagai lokasi pembangunan pabrik bukan tanpa alasan. Selain lokasi strategis dengan akses mudah, infrastruktur serta ketersediaan tenaga kerja juga terbilang memadai dan cukup besar. Alasan lain, pengelola kawasan umumnya menyediakan berbagai program khusus yang memudahkan pelaku industri dan eksportir dalam melakukan pengembangan investasi. 

Dijelaskan, rencana pembangunan pabrik akan dilakukan dalam dua tahap. Pertama, menyelesaikan konstruksi pada area seluas 1.6 hektar yang diproyeksikan rampung setahun ke depan, yakni Mei 2025. Pada tahap berikutnya, akan dibangun sisa area dari total 3,5 hektar lahan yang dimiliki.  

“Kehadiran pabrik baru di Kawasan Industri Kendal, akan meningkatkan kapasitas produksi PT Maxindo hingga 3,5 kali lipat dari total produksi pabrik ke-1 dan 2 di wilayah Sentul, Bogor, Jawa Barat. Adapun pembangunan pabrik tahap pertama diproyeksikan bakal menelan dana investasi sebesar Rp 120 miliar,” sebut Sarkoro.  

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ekspor Produk Makanan Ringan

Hingga kini, PT Maxindo yang berkiprah sejak tahun 1977 telah mengekspor produk makanan ringan ke lebih dari 30 negara di berbagai belahan dunia. Ini menunjukan Perseroan sudah sangat mapan dan berpengalaman sebagai salah satu eksportir makanan ringan yang sukses di Tanah Air. 

Karenanya, sebagai perusahaan yang telah lama berspesialisasi pada pengolahan bahan baku umbi-umbian tropis seperti singkong, ubi jalar, dan talas menjadi berbagai makanan ringan, PT Maxindo bertekad terus berinovasi dalam pengembangan produknya. “Ke depan, tidak menutup kemungkinan perusahaan dapat mengembangkan berbagai produk pada lini yang berbeda serta lebih inovatif,” imbuhnya. 

Perseroan menilai, meskipun kondisi perekonomian tengah mengalami tekanan penurunan daya beli konsumen akibat inflasi namun hingga sekarang potensi pasar makanan ringan berbahan baku umbi-umbian masih terbuka cukup lebar. Lantaran keunikan dan kekhasannya, snack berbahan baku umbi-umbian tidak bisa digantikan dengan makanan ringan lain yang saat ini ada di pasaran. 

Kini, snack berbahan umbi-umbian telah menjadi tren makanan sehat. Selain kaya nutrisi, serat, vitamin, dan mineral, jenis snack tersebut  dianggap sebagai alternatif makan ringan yang lebih baik dan menyehatkan untuk dikonsumsi. “Tidak heran, bila produk-produk makanan ringan produksi PT Maxindo jauh lebih laris dibandingkan dengan snack berbahan baku tepung terigu,” aku Sarkoro.

 

3 dari 3 halaman

Diversifikasi Tujuan Ekspor

Sementara itu, Sarkoro mengakui konflik geopolitik global yang kian memanas akhir-akhir ini serta proteksionisme perdagangan berdampak signifikan terhadap kinerja ekspor secara umum terutama terkait kenaikan biaya logistik di jalur konflik. Namun dirinya optimistis, ekspor makanan ringan oleh perseroan akan berjalan sesuai target. 

Strateginya, melakukan diversifikasi pasar ekspor ke lebih banyak negara guna memitigasi risiko dan mengeksplorasi lebih dalam pasar domestik, Tanah Air. Selain itu membangun integrasi rantai pasok lebih andal, meningkatkan efisiensi biaya produksi dan logistik serta menjalin kemitraan dengan mitra dari negara- negara yang tak terdampak langsung konflik geopolitik. 

Hal itu seiring dengan peningkatan total kapasitas produksi perseroan. Dimana, pabrik ke-3 di Kawasan Industri Kendal akan mampu menyumbang penambahan produksi sebesar 470 ton per bulan. Alhasil, kini perseroan punya kemampuan produksi secara total mencapai 800 ton per bulan untuk pemenuhan kebutuhan domestik maupun ekspor.

Secara khusus, eksplorasi pasar domestik akan difokuskan untuk memenuhi kebutuhan segmen pasar general, modern trade, dan online e-commerce. “Bersamaan dengan groundbreaking pabrik di Kawasan Industri Kenal, kami telah memulai diversifikasi tujuan ekspor baru ke negara-negara Timur Tengah (Middle East) seperti Yordania, Palestina dan Saudi Arabia,” pungkas Sarkoro. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Saham adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagai dalam pe

    Saham

  • Ekspor adalah pengiriman barang dagangan ke luar negeri.

    ekspor

  • Investasi adalah penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan.

    Investasi

  • pabrik